Sindikasi news.okezone.com |
Tak Hadir di KPK, Turunkan Citra Megawati Posted: 19 Feb 2011 12:54 AM PST JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) Megawati Soekarnoputri dinilai mengabaikan tanggungjawab moral terhadap kadernya jika tidak hadir sebagai saksi yang meringankan dalam kasus cek suap pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) yang terjadi di DPR. "Sangat disayangkan jika Mega tidak hadir karena dia memiliki tanggung jawab moral terhadap kadernya,"kata Ketua Umum Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane saat dihubungi okezone, Sabtu 919/2/2011). Menurutnya, pemberian kesaksian tersebut harusnya dilakukan terlepas kadernya bersalah atau tidak maka serahkan pada proses hukum di pengadilan. "Jika Mega tidak hadir maka Mega akan dianggap sebagai tokoh politik yang tidak taat hukum dan mengabaikan kadernya,"ucapnya lagi. Selain itu ketidakhadiran Mega juga akan mengurangi citar diri dan partainya di masyarakat dan memberi peluang bagi lawan politiknya memojokannya. Sebelumnya, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak akan memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Alasannya PDIP memandang Megawati tidak terkait dengan kasus cek suap pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) yang terjadi di DPR. "Kalau tentang hal yang berkaitan dengan cek pelawat tidak ada relevansi dengan beliau, karena hal tersebut terjadi di DPR dan tidak menjadi keterkaitan dengaan Pimpinan DPP PDIP dan hal itu adalah kompetensi Pimpinan Fraksi," kata Ketua Departemen Hukum DPP PDIP, Gayus Topane Lumbuun. |
Makam Pendiri NU Juga Pernah Menebar Bau Harum Posted: 19 Feb 2011 12:23 AM PST JOMBANG- Fenomena masih utuhnya jasad dan kain Kafan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ternyata juga pernah dialami oleh tokoh pendiri Nahdatul Ulama (NU), KH Wahab Chasbulloh. Makam Mbah Wahab di Dusun Gedang, Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang itu pernah menebar bau harum. Tepatnya 15 hari setelah pemakaman. Hal itu diceritakan oleh Toha Maksum, Mantan Sekretaris I Pengurus Cabang Nahdotul Ulama (PCNU) Kota Surabaya ketika berziarah ke makam Gus Dur di Ponpes Tebuireng. Toha mengaku, kejadian itu ketika dirinya masih 'nyantri' di Ponpes Tambakberas. Saat itu makam Mbah wahab ambles. Meski sudah 15 hari terkubur kain kafannya tetap utuh. Anehnya, waktu itu makam Mbah Wahab menebarkan bau harum. "Hanya saja, waktu itu tak banyak yang tahu hanya tiga orang santri. Saya dan dua santri lainnya. Setelah mengetahui hal itu ia kemudian melaporkan ke keluarga pondok dan langsung menutupi makam Mbah Wahab," kata Toha, Sabtu (19/2/2011). Menanggapi fenomena jasad dan kain kafan Gus Dur masih utuh, pria asal Benowo, Surabaya itu mengaku sempat takjub. Namun dengan melihat sepak terjang Gus Dur semasa hidup dan yang disebut sebagai seorang Walliyulloh tentunya bisa diyakini kebenarannya. Toha sendiri merupakan salah satu dari jutaan pengagum mantan Presiden RI ke IV itu. Ia menceritakan, kekagumannya dibuktikan ketika Gus Dur dilengserkan dari kursi Presiden pada 2001 silam. Saat itu ia nekad berangkat ke Jakarta untuk membela tokoh yang dikaguminya. Toha tak rela Gus Dur dilengserkan. Sementara kedatangannya ke Makam Gus Dur kali ini karena penasaran dengan kabar tersebut. "Alhamdulillah, sampai di Tebuireng amblesnya makam Gus Dur sudah diperbaiki. Rencananya sore ini saya langsung balik ke Surabaya," tambah Ma'sun.(crl) |
You are subscribed to email updates from Sindikasi news.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan