Republika Online |
Chelsea Ingin Lebih Andalkan Pemain Binaan Posted: 02 Jul 2013 11:19 PM PDT REUTERS/Francois Lenoir Para pemain Chelsea mengangkat trofi Liga Europa 2012/2013. REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Posisi Chelsea di antara klub-klub elit dunia harus lebih banyak bersandar pada pemain-pemain hasil binaan mereka sendiri daripada perekrutan-perekrutan berharga mahal untuk memenuhi peraturan Financial Fair Play UEFA. Demikian kata ketua eksekutuf klub Ron Gourlay pada Selasa (Rabu WIB). Pada wawancara untuk menandai 10 tahun kepemilikan Roman Abramovich di Chelsea, Gourlay berkata kepada situs resmi klub (www.chelseafc.com),"Investasi-investasi awal yang dilakukan Tuan Abramovich pada staf-staf yang bermain telah mendapat deviden dalam pembentukan tim yang dikagumi di seluruh dunia." "Namun untuk menjaga Chelsea tetap berada di antara tim elit, kami selalu tahu bahwa kami harus menghasilkan talenta kelas dunia kami sendiri dan kami mulai melihat keuntungan akademi kami," kata Gourlay. ''Investasi-investasi di akademi akan membantu tujuan-tujuan jangka panjang untuk financial fair play.'' Pelatih Chelsea, Jose Mourinho, telah membangun filosofi baru dengan mengatakan ia perlu melihat perkembangan pemain-pemain yang telah ada di klub. "(Peran saya) bukan untuk berkata kepada Tuan Abramovich dan anggota dewan, saya memerlukan banyak uang dengan kebanyakan tidak memperoleh hasil," kata Mourinho, yang memimpin Chelsea menjuarai Liga Utama Inggris pada 2005 dan 2006, saat ia kembali ke klub London Barat itu bulan lalu.
Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Baqarah [2]:110) | ||
Bayi Fatimah Az Zahrah Butuh Pertolongan Dermawan Posted: 02 Jul 2013 11:19 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, Selain harus melahirkan prematur, Tenri Ola (25) ibunda Fatimah Az Zahrah, terus bersedih melihat kondisi putrinya yang berulang kali harus di operasi. Bayi berusia lima bulan itu sudah berulang kali dioperasi. Hanya 7 bulan 2 minggu, Fatimah Az Zahrah berada dalam kandungan. Ia dilahirkan secara prematur pada senin (28/1) lalu dengan berat badan 1,6 kg saja. Pertama kali melihat terangnya dunia di Rumah Bersalin Alifah, Makassar, Fatimah harus dirujuk ke RS lain. Karena selain berat badannya tergolong rendah, ia pun ditakdirkan lahir kembar. Tapi kondisi fisik Fatimah tidak seperti saudara kembarnya yang sehat. Di RS Awal Bros Makassar, Fatimah dirawat dan diperiksa lebih lanjut. Namun, disebabkan kondisinya yang masih lemah, pihak RS tidak dapat mendeteksi kemungkinan penyakit lain yang dideritanya di kemudian hari. Akhirnya, Fatimah dibawa pulang setelah 11 hari di RS. Beberapa minggu di rumah, kesehatan Fatimah menurun. Ia mengalami kejang-kejang sampai suara tangisnya tak terdengar. Tanpa pikir panjang, Ending, ayahanda Fatimah, terpaksa memasukan Fatimah kembali ke RS yang sama, di RS Awal Bros Makassar, pada Ahad (17/3). Fatimah kembali masuk ke ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Di ruang perawatan intensif RS Awal Bros Makassar tersebut, kondisi dalam kepala Fatimah dipindai dengan CT Scan (atau CT Scanner - Computerized Tomography Scanner). Nahas hasilnya, Fatimah mengalami pendarahan di otak dan disertai kesadaran yang menurun drastis. Fatimah menderita Encepalopathy dan harus segera di operasi. Pascaoperasi Craniotomy (operasi untuk membuka tempurung kepala untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak), Fatimah menjalani perawatan intensif selama 8 hari di RS Awal Bros, Makassar. "Alhamdulillah, operasi pertama itu berjalan lancar. Fatimah yang sebelumnya kejang-kejang sudah bisa berhenti dan suara tangisnya sudah terdengar," tutur Ending, lega. Namun penderitaan Fatimah belum selesai, 3 minggu kemudian setelah rawat jalan di rumah, ukuran lingkar kepala Fatimah terus bertambah dan membesar. Dan untuk ketiga kalinya, Fatimah kembali lagi masuk ruang NICU, terakhir Fatimah masuk ke RS. Wahidin Sudirohusodo, Makasar. Kepalanya yang terus membesar adalah gejala Hydrocephalus. Tenri Ola merasa syok dan terus bersedih, mereka juga sudah menghabiskan biaya puluhan juta rupiah. Sementara Ending hanyalah seorang pegawai swasta biasa, sudah mengusahakan sekuat tenaga untuk keselamatan putrinya. Beberapa teman dan sanak saudara telah diminta untuk membantunya. Ada yang sukarela memberikan bantuan dana dan ada yang berupa pinjaman. Dari Makassar mereka melayangkan permohonan kepada Badan Wakaf Al Qur'an (BWA) di Jakarta. Melalui Program Zakat Peer to Peer (ZPP), BWA membantu pembayaran uang muka agar operasi Hydrocephalus Fatimah di RS. Wahidin Sudirohusodo, Makasar dapat segera dilakukan. Alhamdulillah, operasi yang telah selesai pada Rabu (19/6) kemarin berjalan dengan baik. Pascaoperasi Hydrocephalus kondisi Fatimah berangsur membaik. Satu per satu perangkat pembantu seperti NGT (selang saluran makanannya dilepas) karena sudah bisa menyusu lewat mulut, begitupun selang oksigen, dan perangkat pemantau yang ditempel ditubuhnya sudah dilepas. Tangisannya pun sudah kembali keras dan sudah bisa merespons. Operasinya sendiri berjalan lancar. di kepala sebelah kanannya di pasang selang tipis (shunt: atau istilahnya pipisan) yang disalurkan dibawah jaringan kulit untuk selanjutnya menuju lambung sebagai saluran pembuangan cairan berlebih dari otaknya. Uluran tangan Anda sangat membantu mengurangi beban mereka. Silahkan Berdonasi, Klik disini! |
You are subscribed to email updates from Republika Online RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |