KOMPAS.com - Internasional |
Perwira Militer Rusia Ternyata Mata-mata CIA Posted: 10 Feb 2012 02:04 PM PST Spionase Perwira Militer Rusia Ternyata Mata-mata CIA Dahono Fitrianto | Nasru Alam Aziz | Jumat, 10 Februari 2012 | 22:04 WIB MOSKWA, KOMPAS.com — Seorang perwira menengah angkatan bersenjata Rusia dijatuhi hukuman penjara 13 tahun karena terbukti menjadi mata-mata bagi Dinas Intelijen Pusat AS (CIA) selama bertahun-tahun. Dinas intelijen Rusia FSB menyatakan, Jumat (10/2/2012), perwira bernama Letnan Kolonel Vladimir Nesterets tersebut selama ini bekerja sebagai salah satu insinyur di pusat peluncuran roket Plesetsk di Rusia utara. "Dalam persidangan, Nesterets mengaku bersalah telah menyerahkan informasi rahasia tentang rudal-rudal strategis terbaru Rusia kepada CIA," ungkap pernyataan lembaga penerus KGB tersebut tanpa menjelaskan lebih lanjut detail kasus ini. Meski Perang Dingin telah usai, AS dan Rusia masih saling mengintai kekuatan dan sama-sama masih memiliki arsenal rudal nuklir terbesar di dunia. Belakangan, hubungan kedua negara kembali tegang terkait beberapa isu, termasuk program perisai rudal Eropa yang digagas AS dan NATO, dan perbedaan posisi dalam berbagai masalah di Timur Tengah. |
AS Setuju Hibahkan Kapal Kedua kepada Filipina Posted: 10 Feb 2012 01:43 PM PST MANILA, KOMPAS.com -- Kongres Amerika Serikat akhirnya menyetujui hibah satu lagi kapal jenis cutter milik Penjaga Pantai AS (US Coast Guard/USCG) kepada Filipina untuk difungsikan sebagai kapal perang negara tersebut. Kongres telah menyetujui hibah ini kepada Filipina, yang akan membantu kebutuhan keamanan Filipina. - Andrew Saphiro, Asisten Menlu AS "Saya gembira karena periode notifikasi kongres untuk kapal kedua Coast Guard telah habis masa berlakunya minggu ini. Itu artinya Kongres telah menyetujui hibah ini kepada Filipina, yang akan membantu kebutuhan keamanan Filipina," tutur Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik-Militer, Andrew Saphiro, setelah pembicaraan dengan para pejabat Kementerian Pertahanan Filipina di Manila, Jumat (10/2/2012). Tahun lalu, AS lebih dulu menghibahkan eks kapal USCG, Hamilton, kepada Filipina, yang langsung dioperasikan sebagai kapal perang utama Angkatan Laut Filipina. Selasa (7/2/2012), para anggota DPR AS membahas persetujuan untuk menghibahkan kapal cutter USCG lainnya, Dallas, kepada Filipina. "Kapal itu dalam waktu dekat akan segera dikirim ke Manila," tutur Ed Royce, anggota parlemen AS dari Partai Republik. Ia mewakili daerah pemilihan California selatan, yang memiliki populasi warga keturunan Filipina cukup banyak. Hibah kapal perang kepada Filipina ini merupakan salah satu langkah yang diambil AS untuk meningkatkan hubungan kerja sama militer dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, sebagai bagian dari perubahan fokus kebijakan militernya di kawasan Asia Pasifik. Meski demikian, pihak Pentagon masih belum menyetujui permintaan Filipina agar AS menghibahkan pesawat tempur F-16, seperti yang dilakukan AS dengan Indonesia. Peter Lavoy, pejabat tinggi Dephan AS yang bertanggung jawab terhadap urusan Asia Timur, mengatakan, masih ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk menghibahkan F-16 ke Filipina. Kapal cutter Dallas ini berbobot 3.250 ton dengan panjang 115 meter. Kapal tersebut telah bertugas di USCG sejak 1967 dan pernah terlibat patroli tempur dalam Perang Vietnam. Kapal ini dilengkapi meriam OTO Melara Mk-75 76 mm. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |