REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Jaga diri anda dari kemungkinan mengembangkan diabetes, terutama kaum hawa. Pasalnya, para wanita yang didiagnosa diabetes akan cenderung terserang kanker payudara ketimbang mereka yang tanpa diabetes, demikian ungkap studi terbaru dari Kanada.
Memang, bukan pertama kali diabetes dikaitkan dengan kasus kanker payudara atau kanker lain. Namun penemuan ini juga menjadi petunjuk paling tidak terhadap kejadian mengapa dokter menemukan lebih banyak kasus kanker payudara pada wanita diabetik. Meski mereka masih meragukan apakah memang diabetes itu meningkatkan risiko kanker pada wanita.
"Hubungan yang kami saksikan (antara diabetes dan kanker), kami bertanya-tanya apakah ini terkait fakta bahwa orang dengan diabetes pergi ke dokter lebih sering, sehingga data itu terekam," ujar dokter dari University of Alberta, Edmonton, Jeffrey Johnson, yang menggarap penelitian.
"Ketika diagnosa baru mengenai diabetes dibuat, orang-orang mulai menjalankan banyak tes laboratorium dan pemeriksaan kesehatan umum." Pemeriksaan itu pun termasuk pemindaian kanker payudara dengan mammmogram," imbuhnya.
Dalam studi sebelumnya, wanita dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker pankreas, kanker hati dan kanker colorectal, dan juga kanker payudara.
Para periset lalu menyimpulkan bahwa perilaku tertentu juga memiliki kemungkinan meningkatkan risiko dua jenis penyakit tadi, termasuk merokok, tak banyak bergerak dan pola makan tak sehat.
Juga sangat mungkin, perubahan dalam insulin dan kadar gula dalam darah dalam tubuh penderita diabetes membuat tumor payudara lebih mudah tumbuh, ujar Johnson.
Meski pemaparan tersebut hanya sebagian dari peningkatan kasus kanker payudara yang diketahui peneliti, kunjungan dan tes yang dijalani pasien jelas memberi kontribusi nyata pada data.
Johnson dan koleganya memeriksa pusat data sekitar 170 ribu wanita di British Columbia. Setengah dari mereka baru-baru ini didiagnosa dengan diabetes tipe 2 dan setengah tanpa diabetes. Peneliti memantau mereka selama 4-5 tahun. Dalam kurun waktu itu, sekitar 2.400 atau 1,4 persen didiagnosa dengan kanker payudara.
Wanita di kedua grup juga memiliki kesempatan yang sama terpapar kanker payudara. Hanya saja, ketika periset memecah dalam kategori usia dan fokus pada waktu tak lama setelah mereka didiagnosa diabetes, mereka menemukan, wanita pascamenopaus dengan diabetes cenderung didiagnosa dengan kanker payudara ketimbangan wanita tanpa diabetes.
Di antara usia 55 dan lebih tua, wanita dengan diabetes yang didiagnosa dalam tiga bulan terakhir mengalami peningkatan risiko 30 persen mengembangkan kanker payudara ketimbang wanita di usia yang sama tanpa diabetes. Namun meski telah mendata, peneliti masih menyatakan bahwa penemuan itu masih berupa 'kebetulan' statistik, sebab belum didukung data lebih valid.
Johnson mengatakan penemuan itu tak memunculkan pemaparan baru. "Saya pikir banyak hal terjadi dalam hubunga ini (diabetes dan kanker) dan itu hanyalah satu bagian saja," ujarnya. "Kami masih dalam tahap awal memahami keterkaitan tersebut."
Menanggapi temuan itu, pakar hormon dari Harvard Medical School, Boston, Dr. Christos Mantzoros, mengatakan studi bisa berarti peningkatan rata-rata diagnosa kanker payudara diperoleh karena banyak pasien melakukan tes laboratorium, atau kedua penyakit itu memiliki akar sama, terbentuk dalam periode waktu pendek dan saling mempengaruhi.
"Karena itu para wanita dengan diabetes harus lebih berhati-hati dan militan dan dokter mereka harus segera melakukan pemindaian untuk menemukan penyimpangan kesehatan terkait diabetes, dan tak terbatas pada kanker payudara saja," ujar Mantzoros.
Sementara Johnson mengatakan pesan utama tetaplah menekankan bahwa para wanita diharap menghentikan kebiasaan buruk merusak kesehatan seperti merokok yang meningkatkan risiko kanker payudara dan dan direkomendasikan pula kepada setiap wanita untuk melakukan pemindaian lewat mammogram.
Full content generated by Get Full RSS.