Republika Online |
Semua Bandara di Tunisia Ditutup Posted: 15 Jan 2011 06:05 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Pihak berwajib Tunisia menutup semua bandar udara, dermaga laut dan pintu-pintu perbatasan, demikian sejumlah media massa Arab melaporkan, Sabtu (15/1). Jaringan televisi berbahasa Arab, Al Jazeera menyebutkan semua penerbangan dari dan ke Tunisia tidak beroperasi sejak Jumat malam akibat krisis keamanan di negara Arab di ujung utara benua Afrika itu. "Banyak penumpang tertahan di bandara Tunis. Mereka juga sementara tidak diizinkan keluar dari bandara demi keamanan," kata jaringan televisi itu. Kantor berita Mesir, MENA, melaporkan dari Tunisa bahwa jam malam berlaku mulai pukul 17.00 hingga pukul 7.00 pagi waktu setempat. Selain pesawat, semua kapal laut dan kendaraan darat di pintu perbatasan Tunisia juga ditutup sejak Jumat malam. Pada Jumat malam hingga menjelang pagi suara tembakan menggelegar di ibu kota Tunis, tulis MENA. Pihak keamanan dari kepolisian dan tentara melakukan barikade pengamanan ketat di gedung-gedung penting pemerintah dan pusat-pusat bisnis, katanya. Tentara diinstruksikan untuk menggelar pasukan dan peralatan militer pada Jumat malam untuk memulihkan keamanan akibat aksi brutal penjarahan dan penyerangan. Tentara dan polisi juga diinstruksikan untuk menembak di tempat terhadap perusuh yang mengganggu ketertiban umum. Tunisia dilanda aksi demonstrasi hebat menentang pemerintah pimpinan Presiden Zine Al Abidin Ben Ali yang telah berkuasa lebih 23 tahun. Sementara itu, beberapa media Arab melaporkan, pesawat yang membawa Presiden Ben Ali telah mendarat di Jeddah, Arab Saudi. Perdana Menteri Mohamed Ghannouchi mengambil alih jabatan presiden transisi setelah Ben Ali mundur. Ben Ali meninggalkan negaranya Tunisia pada Jumat larut malam, dan media massa Arab berpekulasi ia akan menuju ke salah satu negara Arab. Pada Sabtu dinihari, PM Ghannouchi dalam taklimat awalnya yang disiarkan televisi dan radio setempat meminta warga untuk tenang. |
Hendak Liput Kesurupan, Kuli Tinta Diusir Satpam Kampus Posted: 15 Jan 2011 05:53 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN--Wartawan Pamekasan, Madura, Jawa Timur, diusir paksa petugas satuan pengamanan saat hendak meliput peristiwa kesurupan di Akademi Kebidanan (Akbid) Aifa Husada, Pamekasan, Sabtu (15/1). Aksi pengusiran oleh petugas Satpam kampus ini membuat berang sejumlah wartawan. Bahkan delapan orang wartawan dari berbagai media, baik cetak maupun elektronik yang datang ke lokasi sempat bersitegang dengan petugas keamanan kampus, hingga nyaris bentrok. Emosi para kuli tinta ini menjadi memuncak saat salah seorang dari dua personel petugas Satpam di kampus itu menantang para wartawan berkelahi, karena mereka terus mendesak petugas memperbolehkan meliput peristiwa kesurupan yang menimpa sejumlah mahasiswa di kampus itu. "Saya layani tantangan anda berkelahi, saya tidak takut," tutur kontributor RCTI Deddy Priyanto, menirukan kalimat petugas Satpam. Reaksi pria paruh baya ini lalu direspon wartawan lain yang juga merasa tersinggung dengan sikap petugas keamanan kampus hingga suasana semakin memanas. "Saya datang ke sini ini dengan baik-baik menjalankan tugas jurnalis. Jika anda menantang berkelahi seperti ini, saya juga tidak takut akan saya layani," balas wartawan Radar Madura, Nadi Mulyadi. Namun suasana tegang antara wartawan dengan petugas keamanan kampus ini tidak berlangsung lama. Suasana menjadi reda setelah perwakilan pihak akademik meminta maaf atas tindakan kasar petugas Satpam di Akbid Aifa Husada tersebut. Nadi Mulyadi yang juga Ketua Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) Pamekasan ini menyesalkan sikap satpam kampus yang bertindak kasar tersebut yang seharusnya tidak terjadi, apalagi di lingkungan akademik. Peristiwa kesurupan di kampus Akbid Aifa Husada Pamekasan Sabtu (15/1) itu bukan yang pertama kali terjadi. Namun pihak kampus selalu menutupi peristiwa ini, tanpa alasan yang jelas. Korbannya kebanyakan mahasiswa dan terjadi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada peristiwa kesurupan yang terjadi Sabtu (15/1) itu terlihat seorang mahasiswa digotong keluar ruang kelas dengan kondisi tubuh yang meronta-ronta sambil berteriak histeris. Beberapa orang mahasiswa lain terlihat membawa sepeda berwarna putih, masuk ke salah satu ruangan tempat mahasiswa kesurupan itu dirawat. Menurut warga yang tinggal di sekitar lokasi kampus, hampir setiap minggu di kampus Akbid Aifa Husada yang terletak di Jalan Pintu Gerbang Pamekasan ini memang selalu ada mahasiswa yang kesurupan. "Konon di kampus ini dulunya memang terkenal 'angker'. Makanya wajar jika selalu ada korbannya," kata pria sepuh yang mengaku bernama Iksan ini menuturkan. |
You are subscribed to email updates from Republika Online To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |