KOMPAS.com - Regional |
Heboh, Sapi Kaki Lima di Sampang Posted: 14 Jan 2011 07:50 AM PST Unik Heboh, Sapi Kaki Lima di Sampang Jumat, 14 Januari 2011 | 15:50 WIB Ilustrasi SAMPANG, KOMPAS.com — Warga Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, dihebohkan dengan lahirnya seekor anak sapi berkaki lima. Bayi sapi yang tergolong unik ini milik Sutiah, warga Dusun Loloran, Desa Dharma, Kecamatan Camplong. Bayi sapi yang belum genap sehari semalam ini menjadi tontonan warga sekitar. Satu tambahan kaki bertekuk berada di bagian pundak, lengkap dengan telapaknya, kata Sutiah, Jumat (14/1/2011). "Saat sang induk melahirkan sedikit mengalami kendala karena tambahan kaki menyangkut dan kami kira kaki belakang keluar terlebih dulu," tuturnya. Bayi sapi ini pun membuat pemilik sapi kaget karena sejak puluhan tahun beternak sapi dia belum pernah mengalami keanehan seperti ini. "Sudah 20 tahun lebih keluarga kami di sini beternak sapi, tapi tidak seperti sekarang ini," ujar Sutiah. Sebagaimana sapi madura pada umumnya, bayi sapi jantan berkaki lima ini berwarna merah kecoklatan. Hingga kini bayi sapi itu tampak sehat, lincah, dan mau menyusu pada induknya. Induk sapi sesekali terlihat beringas serta mengeluarkan air mata saat banyak orang menyaksikan dan berusaha memegang bayi sapi berkaki lima ini. Sementara warga yang tinggal di sekitar Desa Dharma, Kecamatan Camplong, Sampang, hingga kini terus berdatangan guna menyaksikan secara langsung bayi sapi aneh tersebut. Sumber : Editor: Glori K. Wadrianto Loading... Kirim Komentar Anda Kirim Komentar Anda |
Pak Menteri Keliling Batam Naik Heli Posted: 14 Jan 2011 06:18 AM PST Kunjungan Kerja Pak Menteri Keliling Batam Naik Heli Laporan wartawan KOMPAS FX. Laksana Agung S Jumat, 14 Januari 2011 | 14:18 WIB BATAM, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup Gusti Mohammad Hatta melakukan kunjungan kerja ke Batam untuk memantau salah satunya penggalian pasir darat liar di pulau tersebut, Jumat (14/1/2011). Di samping meninjau langsung lokasi penggalian pasir, pemantauan juga dilakukan melalui udara menggunakan helikopter. Pantauan dari udara dilakukan sekitar 30 menit. Helikopter lepas landas dan mendarat di Bandara Hang Nadim Batam. Usai pantauan, menteri melakukan jumpa pers di ruang VIP Bandara Hang Nadim, Batam. "Lokasi penggalian sudah dihentikan. Ke depan pemerintah daerah akan mencari alternatif cara memanfaatkan bekas galian pasir itu. Misalnya, untuk mengembangkan budidaya karamba," kata menteri. Penggalian pasir darat di Batam semuanya liar. Kegiatan ini berlangsung selama bertahun-tahun tanpa ada usaha penertiban dari pihak mana pun. Baru mulai pertengahan tahun 2010, muspida Kota Batam menegaskan kegiatan itu ilegal. Selanjutnya usaha penertiban dilakukan. Penggalian pasir di Batam dilarang karena rawan menggerogoti daya dukung alam. Sejauh ini, penambangan meninggalkan lubang-lubang besar yang terisi air payau. Editor: Heru Margianto Loading... Kirim Komentar Anda Kirim Komentar Anda |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan