ANTARA - Mancanegara |
Ledakan terjadi di kota besar Nigeria Utara Posted: 06 Feb 2012 06:43 PM PST Lagos (ANTARA News) - Serangkaian ledakan melanda Nigeria utara, termasuk tempat bergolak Maiduguri dan Kano, Senin (6/2), setelah pemerintah menangkap pemimpin dan juru bicara resmi kelompok Boko Haram, Abu Qaqa, demikian laporan polisi setempat. Satu pasar termasuk di antara sasaran serangan di Maiduguri, sementara beberapa pria bersenjata menyerbu satu kantor polisi di Kano, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa. Boko Haram melancarkan serangan pertamanya di Maiduguri pada Juli 2009. Kota tersebut telah dilanda ledakan bom setiap hari sejak itu. Lebih dari 800 orang telah tewas di tangan anggota gerilyawan. Pada 1 Februari, pasukan keamanan Nigeria mengkonfirmasi ditangkapnya Qaqa di Maiduguri, dan menyatakan perkembangan tersebut akan mengikis jajaran pimpinan kelompok itu dan membantu melacak pemimpin lain kelompok yang ditakuti tersebut. Editor: Desy Saputra COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full content generated by Get Full RSS. |
Ribuan anak AS dirawat gara-gara penyiksaan Posted: 06 Feb 2012 06:34 PM PST Washington (ANTARA News) - Dalam satu tahun saja, lebih dari 4.500 anak di Amerika Serikat dirawat di rumah sakit akibat penyiksaan, dan 300 di antara mereka meninggal akibat luka mereka, kata beberapa peneliti dari Yale School of Medicine, Senin (6/2). Di dalam studi baru yang disiarkan di Pediatrics, edisi "daring" (dalam jaringan), para peneliti itu menggunakan Kids` Inpatient Database 2006 untuk memperkirakan peristiwa dirawatnya anak-anak itu akibat penyiksaan fisik di kalangan anak yang berusia kurang dari 18 tahun. Para peneliti tersebut dipimpin oleh John Leventhal, Profesor bidang Ilmu Kesehatan anak dan Direktur Medis di Child Abuse and Child Abuse Prevention Programs di Yale-New Haven Children`s Hospital. Mereka mendapati 4.569 anak dirawat di rumah sakit AS pada 2006 akibat penyiksaan serius; 300 anak itu meninggal. Anak-anak yang berada pada tahun pertama kehidupan mereka menghadapi risiko paling tinggi untuk dirawat di rumah sakit, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa. Mereka berjumlah 58,2 persen dari 100.000 anak dalam kelompok usia tersebut. Penyiksaan serius didefinisikan sebagai setiap anak yang dirawat di rumah sakit dengan luka yang diberi catatan sebagai penyiksaan. Anak-anak seperti itu meliputi anak yang berusia tiga bulan dengan banyak luka memar akibat penyiksaan dan anak yang berumur tiga bulan dengan trauma kepala akibat penyiksaan sehingga mengancam jiwanya. Definisi tersebut tak mencakup anak-anak yang dirawat dengan dugaan luka dan akhirnya didiagnosis sebagai mengalami luka bukan karena penyiksaan. "Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan angka sindroma kematian tiba-tiba pada bayi --sebanyak 50 per 100.000 kelahiran-- dan itu mengejutkan," kata Leventhal. Ia juga menyatakan anak-anak yang tercakup oleh Medicaid memiliki angka penyiksaan serius, sebanyak enam kali lebih banyak dibandingkan dengan anak yang tak tercakup oleh Medicaid. "Ini berbicara tentang pentingnya kemiskinan sebagai faktor resiko penyiksaan serius," katanya. Editor: Desy Saputra COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |