Republika Online |
Kejakgung: Tidak Ada Penyelidikan Kasus Taufiq Kiemas Posted: 11 Mar 2011 06:43 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus masa Jaksa Agung Hendarman Supandji, Marwan Effendy, menjelaskan kejaksaan tidak pernah melakukan penyelidikan mau pun penyidikan terkait kasus Taufik Kiemas. Marwan yang kini menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Pengawasan ini pun menganggap pemberitaan dari WikiLeaks tentang pemberhentian kasus Taufik Kiemas hanya merupakan isapan jempol. "Berita itu bisa saja isapan jempol. Sosial isu kan gampang sekali beredar. Saya selama jadi Jampidsus tidak pernah melihat baik di penyidikan mau pun penyelidikan," ujar Marwan usai Sholat Jumat di Masjid Baitul Adli, Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (11/3). Termasuk, ungkapnya, tentang proyek pembangunan jalan lingkar luar di Banyuwangi dan soal proyek penjualan kapal tanker yang melibatkan Laksamana Sukardi. Marwan menjelaskan proyek pembangunan tersebut terjadi ketika 2004 sedangkan dirinya masuk sekitar 2008. Waktu yang bersamaan dengan masa jabatan Hendarman Supandji. Untuk kasus penjualan kapal tanker, Marwan mengaku telah melakukan penghentian dengan mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3). Akan tetapi, ia menyanggah ada keterlibatan Taufik Kiemas dalam kasus itu. "Jangan karena orang PDIP dikaitkan ke pak TK," ujarnya. Ia pun menjelaskan dengan adanya penghentian kasus tersebut maka negara diuntungkan. "Neken SP3 negara malah diuntungkan kok. jadi nggak ada," jelasnya. (aby). Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Klarifikasi Laporan Wikileaks, Yusril Kontak Syamsir Siregar Posted: 11 Mar 2011 06:41 AM PST REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Berita Utama halaman depan harian The Age menulis berita berdasarkan data kabel rahasia Kedubes Amerika Serikat di Jakarta itu. Data tersebut antara lain mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan intelijen Indonesia untuk memata-matai para pesaing politiknya. SBY setidaknya satu kali meminta intelijen untuk memata-matai seorang menteri senior di dalam pemerintahannya. Dalam tulisan itu, menteri senior yang dimaksud adalah mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra. Ketika dihubungi Republika, Yusril mengaku langsung mengubungi mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Syamsir Siregar, untuk mengklarifikasi pemberitaan itu. "Syamsir Siregar, yang saya hubungi (Jumat, 11/3) pagi ini, hanya tertawa mendengar berita itu," kata Yusril ketika dihubungi, Jumat (11/3). Yusril menambahkan Syamsir tidak mengiyakan dan juga tidak membantah. Menurut Yusril, Syamsir hanya berkata,"Saya masa bodoh saja.'' Konon, kata Yusril, Syamsir Jumat (11/3) pagi ini dihubungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadap sehubungan pemberitaan dua media terkemuka Australia itu. "Namun, dia mengaku sibuk dan belum berkesempatan datang," kata Yusril menegaskan. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from Republika Online To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |