REPUBLIKA.CO.ID, Mengapa saat ini orang cenderung memandang Matahari berbahaya? Membuat kulit anda cepat menua, keriput, menyebabkan kanker, demikian sekilas membaca tulisan-tulisan di blog, terutama dari kalangan Barat.
Seolah-olah manusia tengah mengobarkan perang terhadap Matahari. Pakar kimia kosmetika asal Australia, Amanda Foxon-Hill mencoba mengungkap kebiasaan yang dulu disarankan namun kini dinyatakan buruk?
Matahari adalah bintang besar terdekat dan sumber tata surya. Ia memiliki diameter 218 kali lebih besar dari Bumi. Temperatur permukaan mencapai 6.000 derjat Celsius. Luar biasa panas.
Terdiri dari hidrogen, 73 persen, Helium, 25 persen, matahari sejatinya adalah bola gas membara yang selalu bergerak, bereaksi dan memancarkan panas. Ia juga menghasilkan plasma di sekeliling bola, seperti medan magnetik raksasa, kadang-kadang plasma tadi menjalar keluar menuju bumi, disebut solar flare, atau lidah api Matahari.
Mengapa membutuhkan tabir surya?
Bumi menerima hampir seluru energinya dari Matahari dan tanpa itu, kehidupan tidak akan ada. Lebih dari 386 juta megawatt energi yang diproduksi sang surya, sekitar 8.900 terawatss-nya menuju Bumi (satu terawatt adalah satu triliun watt)
Ketakutan manusia terhadap manusia tak sepenuhnya irasional. Bila tubuh terpapar matahari terlalu lama dapat mengakibatkan kanker kulit. Memang betul, 85 persen melanoma dinyatakan dipicu terutama oleh matahari.
Selain itu, ada tiga efek yang disebakan oleh Matahari terhadap penampilan seseorang. Ya, ini terkait kecantikan. Bila anda lihat pada daftar bahan baku merek kosmetika anti-penuaan papan atas, semua memprioritaskan perlindungan tabir surya.
Kerusakan kulit akibat terpapar Matahari terlalu lama bisa menyebabkan banyak keriput, kulit menebal, bergaris seperti kulit samak dan juga pigmentasi. Tentu itu bukan kombinasi menarik di mana era dengan slogan 'ketika usia empat puluh adalah dua puluh versi baru' sedang ngetren.
Lalu, slogan 'anti-matahari' lain juga menyebut bahwa matahari bisa menurunkan kekebalan tubuh. Bila seseorang gemar pergi ke pantai dan berjemur, lalu saat pulang terserang flu, ia berpikir itu gara-gara matahari. Benarkah demikian?
Satu fakta yang perlu diketahui, tekanan terhadap imun sebenarnya adalah hal baik. Jika tubuh kita tidak menurunkan reaksi imun ketika keluar terpapar matahari, maka seseorang tak sadar kulitnya terbakar matahari dan menimbulkan shock, alih-alih hanya ruam kemerahan.
Tapi yang perlu ditekankan, tubuh manusia tetap membutuhkan matahari. Contoh paling gamblang, agar tubuh bisa membentuk vitamin D, vitamin yang berperan besar menyerap kalsium untuk kebutuhan tulang, kulit membutuhkan matahari.
Rahasia Dibalik Warna Kulit.
Tahukah bila semakin terang kulit maka akan membuat tubuh semakin mudah mensintesa vitamin D, meski hanya ada sinar UV dalam kadar rendah. Sementara, semakin gelap kulit, semakin banyak cahaya matahari dibutuhkan untuk membuat vitamin D.
Itulah alasan mengapa orang-orang dengan kulit lebih iklim lebih dingin, lebih gelap mendapat risiko memiliki kadar rendah vitamin D.
Vitamin D tak hanya vitamin yang berkaitan dengan matahari. Jablonski, juga menunjukkan bahwa perlindungan pun bisa dipatahkan bila terpapar banyak matahari. Itu bisa jadi alasan mengapa orang-orang yang tinggal di sekitar garis Khatulistiwa memiliki kulit lebih gelap karena setiap manusia tak bisa mengalami kelebihan dosis vitamin D!.
Lalu, terkait perlindungan kulit terhadap matahri, apakah tabir surya terbaik di pasaran. Amanda dalam paparanya menjawab, "Otak anda." Tubuh didesain untuk bekerja dengan matahari untuk menjaga tetap sehat baik secara fisik maupun mental.
Ia menekankan, tak ada yang perlu ditakuti dari bepergian di luar rumah dan menikmati paparan sinar matahari dalam dosis aman. Seberapa aman? Setiap orang berbeda. Setiap manusia, ujar Amanda, pada dasarnya memiliki tabir surya terbaik dalam kulitnya.
Jadi apakah tabir surya komersil tak berfungsi. "Tentu tidak," jawab Amanda. Namun ia menekankan tak ada yang memiliki spektrum lebih luas seperti kulit manusia. Tabir surya komersil, ujarnya, sebaik apa pun akan tetap membuat sinar matahari menerobos masuk
"Yang paling penting adalah mendengarkan respon tubuh anda ketika sedang menikmati aktivitas di luar," ujarnya. "Gunakan tabir surya yang sesuai kulit secukupnya, dengar reaksi tubuh anda, manfaatkan keduanya. Dengan demikian beraktivitas di luar tak hanya aman, tapi juga menyenangkan." papar Amanda.
Soal tekanan terhadap kekebalan tubuh, Amanda berucap tak ada yang bisa menekan hal-hal baik yang telah diberikan oleh alam, kecuali dalam takaran berlebihan, termasuk matahari. Jadi ayo keluar dan nikmati cerah matahari.
Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.