Republika Online |
Ini Dia Pemenang Miss Universe 2012 Posted: 19 Dec 2012 11:26 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Olivia Culpo dari Amerika Serikat (AS) dinobatkan sebagai Miss Universe 2012. Setelah lebih dari satu dekade akhirnya mahkota Miss Universe kembali ke negeri Paman Sam. Olivia berhasil mengalahkan 88 kontestan Miss Universe 2012 lainnya di Planet Hollywood Resort and Casino, Las Vegas, AS, Kamis (19/12) pagi WIB. Terpilih sebagai Miss Universe 2012, Olivia mempersembahkan mahkota juaranya kepada seluruh warga AS yang belakangan ini tengah dihantui rasa tidak aman karena insiden penembakan di Connecticut. "Sungguh terhormat bisa mewakili AS dalam ajang kecantikan internasional di tengah tragedi yang menimpa negara saya belakangan ini. Saya berharap (kemenangan) ini bisa membangkitkan semangat seluruh warga AS," kata Olivia. Dalam kontes kecantikan ratu sejagat ini, Olivia, berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh juri Ximena Navarette, pemenang Miss Universe 2010, dengan memukau. Ximena menanyakan tentang hal apakah yang sudah dilakukan Olivia dan tidak ingin dilakukannya lagi. Olivia yang masih berusia 20 tahun ini menjawab, "Buat saya semua pengalaman adalah penting dan berharga. Oleh karena itu, tidak ada yang saya sesali. Tapi, kalau boleh, saya ingin mengulang waktu dan tidak bertengkar dengan saudara-saudara saya. Karena saya merasa membuang waktu sendiri," ujar gadis asal Boston ini. |
Presiden Berharap Politik Stabil Posted: 19 Dec 2012 11:19 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, Laporan wartawan Republika, Muhammad Ikhsan Shiddieqy dari New Delhi, India NEW DELHI -- Gonjang-ganjing politik di dalam negeri menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meski sedang melakukan kunjungan ke New Delhi, India, Presiden meminta kondisi politik dan demokrasi di dalam negeri tetap stabil. "Kebebasan ada di mana-mana, tapi demoktasi harus matang untuk membangun stabilitas politik," kata Presiden dalam Simposium Internasional Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) seluruh dunia di Kedutaan Besar RI di New Delhi, India, Kamis (20/12). Menurut Presiden, kestabilan politik merupakan salah satu dari tiga pilar penting dalam menghadapi demokrasi. Pilar lainnya adalah ekonomi yang kuat. Tanpa kekuatan ekonomi, negara kita akan berada dalam keadaan rawan dan setiap saat bisa jatuh kalau dunia krisis. Selain kuat, kata Presiden, ekonomi Indonesia juga harus seimbang. Presiden mengingatkan, pada 1998 ekonomi Indonesia kolaps, tapi 10 tahun kemudian bisa masuk G20. Itu saja belum cukup, ekonomi harus lebih kuat. Pilar ketiga adalah peradaban maju dan unggul. Di era globalisasi ini, kata Presiden, hanya ada dua pilihan bagi setiap negara, yaitu jadi pemenang atau pecundang. Indonesia bisa jadi pemenang jika bisa menangkal pengaruh buruk globalisasi dan memanfaatkan peluang yang ada. |
You are subscribed to email updates from Republika Online RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |