Awalnya saya mengira ada orang yang melemparkan es kepada saya
Berita Terkait
Pontianak (ANTARA News) - Hujan es yang disertai angin kencang kembali terjadi di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, pada Minggu sore.
"Saya baru kali ini melihat hujan es di Kota Pontianak. Kejadiannya sekitar pukul 15.00 sore tadi saat hujan lebat dan angin kencang, tiba-tiba hujan batu es terjadi," kata Dewi, warga kota Kecamatan Pontianak Selatan, Minggu.
Dia menceritakan, saat hujan es itu turun, dia sedang berada di rumah bersama teman-temannya. Tiba-tiba angin kencang datang disertai hujan lebat, kemudian turun hujan es berukuran batu kerikil.
"Awalnya saya mengira ada orang yang melemparkan es kepada saya, tapi lama-lama es itu makin banyak dan jatuh bersama air hujan. Jujur saja, ini baru pertama kali saya melihat hujan es," tuturnya.
Di tempat yang sama, Erwin Harahap yang mengatakan hujan es tersebut sempat mengenai dirinya, saat dia berusaha mengamankan alat "sound system" pada kegiatan pameran di rumah betang tersebut dari hujan.
"Rasanya sakit, karena seperti batu mengenai kepala saya. Saya juga sempat memungut batu es tersebut dan bentuknya benar-benar seperti pecahan batu es," kata Erwin.
Dikonfirmasi terpisah, Prakirawan BMKG Supadio Pontianak, Sutikno, membenarkan adanya hujan es tersebut. Bahkan hujan es itu tidak hanya terjadi di kota Pontianak, tetapi juga di Kabupaten Kubu Raya.
"Tepatnya di Kecamatan Sungai Ambawang, Sungai Kakap, Teluk Pakedai dan Sungai Raya," tuturnya.
Sutikno menjelaskan, hujan es tersebut terjadi melalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan di atas level pembekuan.
Menurut dia, es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Namun saat turun, dengan suhu relatif hangat, sebagian di antaranya mencair dan sebagian lagi tidak mencair.
Hujan es seperti itu, lanjutnya, tidak hanya terjadi di negara subtropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.
"Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar," katanya menjelaskan.
Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan dan pertumbuhannya secara vertikal dengan luasan area horizontalnya sekitar tiga hingga lima kilometer dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang.
"Jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang ke arah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB)," tuturnya.
Sutikno mengatakan, hujan es tersebut masih kemungkinan terjadi hingga beberapa hari ke depan untuk wilayah Pontianak dan Kubu Raya. Untuk itu dia mengimbau agar masyarakat berhati-hati.
(ANT-171/Z004)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2012
Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com
Komentar Pembaca
Kirim Komentar