Ahad, 7 Oktober 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Hujan es di Pontianak dan Kubu Raya

Posted: 07 Oct 2012 07:28 AM PDT

Awalnya saya mengira ada orang yang melemparkan es kepada saya

Berita Terkait

Pontianak (ANTARA News) - Hujan es yang disertai angin kencang kembali terjadi di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, pada Minggu sore.

"Saya baru kali ini melihat hujan es di Kota Pontianak. Kejadiannya sekitar pukul 15.00 sore tadi saat hujan lebat dan angin kencang, tiba-tiba hujan batu es terjadi," kata Dewi, warga kota Kecamatan Pontianak Selatan, Minggu.

Dia menceritakan, saat hujan es itu turun, dia sedang berada di rumah bersama teman-temannya. Tiba-tiba angin kencang datang disertai hujan lebat, kemudian turun hujan es berukuran batu kerikil.

"Awalnya saya mengira ada orang yang melemparkan es kepada saya, tapi lama-lama es itu makin banyak dan jatuh bersama air hujan. Jujur saja, ini baru pertama kali saya melihat hujan es," tuturnya.

Di tempat yang sama, Erwin Harahap yang mengatakan hujan es tersebut sempat mengenai dirinya, saat dia berusaha mengamankan alat "sound system" pada kegiatan pameran di rumah betang tersebut dari hujan.

"Rasanya sakit, karena seperti batu mengenai kepala saya. Saya juga sempat memungut batu es tersebut dan bentuknya benar-benar seperti pecahan batu es," kata Erwin.

Dikonfirmasi terpisah, Prakirawan BMKG Supadio Pontianak, Sutikno, membenarkan adanya hujan es tersebut. Bahkan hujan es itu tidak hanya terjadi di kota Pontianak, tetapi juga di Kabupaten Kubu Raya.

"Tepatnya di Kecamatan Sungai Ambawang, Sungai Kakap, Teluk Pakedai dan Sungai Raya," tuturnya.

Sutikno menjelaskan, hujan es tersebut terjadi melalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan di atas level pembekuan.

Menurut dia, es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Namun saat turun, dengan suhu relatif hangat, sebagian di antaranya mencair dan sebagian lagi tidak mencair.

Hujan es seperti itu, lanjutnya, tidak hanya terjadi di negara subtropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.

"Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar," katanya menjelaskan.

Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan dan pertumbuhannya secara vertikal dengan luasan area horizontalnya sekitar tiga hingga lima kilometer dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang.

"Jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang ke arah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB)," tuturnya.

Sutikno mengatakan, hujan es tersebut masih kemungkinan terjadi hingga beberapa hari ke depan untuk wilayah Pontianak dan Kubu Raya. Untuk itu dia mengimbau agar masyarakat berhati-hati.

(ANT-171/Z004)

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Isu TKI sandungan terbesar perbaikan hubungan Indonesia-Malaysia

Posted: 07 Oct 2012 06:57 AM PDT

Semarang (ANTARA News) - Seluruh peserta dalam The Fifth Malaysia-Indonesia Strategic Bilateral Colloquium yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu, sepakat bahwa sandungan terbesar perbaikan hubungan kedua negara adalah soal TKI.

"Tensi akan selalu tinggi sepanjang problem fundamental ini tidak tuntas terselesaikan," kata anggota Panitia Khusus Revisi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, Eva Kusuma Sundari, dari Malaysia kepada ANTARA di Semarang, Minggu malam.

Dalam pertemuan yang berakhir hingga Senin (8/10) itu, kata Eva yang juga anggota Komisi III DPR RI, peserta berpendapat pengaturan yang ada saat ini hanya menguntungkan agen-agen "recruiter" (perekrut) karena, baik majikan Malaysia maupun para tenaga kerja Indonesia (TKI), sama-sama merasa dirugikan.

Agen-agen "recruiter" di dua negara, kata Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu, mendapat keuntungan layaknya pedagang barang dengan mengutip uang jasa yang berlebihan, baik dari majikan maupun dari TKI (dengan sistem potong gaji).

Di dalam pertemuan itu juga mengemuka bahwa pengawasan pemerintah RI yang lemah terhadap agen-agen "recruiter" di Indonesia menjadi sebab TKI yang dikirim berkualifikasi tidak terampil sehingga para majikan menjadi frustasi, apalagi biaya orientasi ada dalam struktur pembiayaan.

Eva Sundari membenarkan hal tersebut sekaligus meminta pemerintah Kerajaan Malaysia untuk menghentikan kebijakan pemutihan bagi imigran untuk menghindarkan pemerasan TKI, baik yang legal maupun ilegal oleh agen-agen dan oknum aparat keamanan di negara jiran tersebut.

Anis Hidayah dari Migrant Care menguatkan bahwa pemerintah Kerajaan Malaysia yang lebih meletakkan TKI sebagai isu migrasi dibanding isu "labor" (tenaga kerja) telah memicu kriminalisasi TKI, sedangkan kontribusi TKI untuk perekonomian Malaysia, terutama di sektor konstruksi dan jasa rumah tangga, menjadi hilang dari perspektif pemerintah Malaysia.

Sementara itu, Dubes Malaysia untuk RI, Dato` Syed Munshe Afdzaruddin Syed Hassan mengusulkan skema perbaikan pengiriman TKI langsung ke asal TKI melalui keterlibatan pemerintah daerah di Indonesia.

Usulan Dubes itu, kata Eva, sejalan dengan rekomendasi Timsus TKI DPR RI (disampaikan di paripurna akhir tahun 2011) yang menyarankan keterlibatan langsung pemerintah/negara dalam perekrutan dan pengiriman TKI.

"Hal itu hanya bisa dilakukan jika dalam revisi UU PPTKLN menguatkan aspek perlindungan TKI dengan mengalihkan peran agen-agen `recruiter` swasta menjadi tanggung jawab dan peran pemerintah pusat dan pemda-pemda," demikian anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari.

(D007/E001)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan