Republika Online |
Wow...Pemkot Solo Perjuangkan Beras Premium untuk Keluarga Miskin Posted: 05 May 2011 11:42 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kembali menggagas pemberian beras kota sebagai pendamping beras untuk keluarga miskin (Raskin). Beras pendamping atau disebut beras premium memiliki kualitas yang lebih baik daripada jenis beras raskin pada umumnya. Kasi Perekonomian Rakyat Bagian Perekonomian Setda Klaten, Diniyah Damayanti, mengatakan, pengadaan beras premium untuk Raskin akan diajukan ke tim anggaran saat membahas APBD Perubahan 2011 nanti. Pada pembahasan RAPBD 2011 tahun lalu, perihal serupa pernah dimunculkan. Namun, akhirnya dicoret."Pada pembahasan APBD perubahan kita ajukan lagi. Dananya masih sama, Rp 17 miliar," ujar dia, kemarin. Jumlah penerima Raskin di Solo 21.954 KK dengan total beras 329.310 kilogram. Tiap KK menerima menerima 15 kilogram Raskin per bulan. Jenis berasnya berkualitas sedang. Oleh sebagian penerima dianggap kurang layak. Kasus pengembalian raskin ke Bulog biasanya butiran beras pecah-pecah dan berkutu. Beras premium sebagai pendamping raskin memiliki tekstur yang lebih kuat, putih dan tahan lama disimpan. Harganya pun terpaut lebih mahal dibandingkan beras raskin jenis biasa. "Di pasaran beras premium Rp 7.500 sedangkan beras raskin Rp 5.000-an," lanjutnya. Dengan Rp 17 miliar, diasumsikan satu KK penerima raskin hanya mengantongi 2,5 kilogram beras premium. Pihaknya perlu menyerap berbagai masukan terkait beras premium ini. Nantinya, konsep tersebut dipresentasikan ke Bagian Keuangan supaya bisa dibahas di RAPBD Perubahan 2011. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Daulah Abbasiyah: Azh-Zhahir Biamrillah, Pewaris Dua Umar Posted: 05 May 2011 11:38 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, Khalifah Azh-Zhahir dilahirkan pada 571 H. Nama aslinya Muhammad bin An-Nashir Lidinillah, Azh-Zhahir Biamrillah, Abu Nashr. Semasa hidupnya, sang ayah melantiknya sebagai putra mahkota. Khalifah Azh-Zhahir dilantik sebagai khalifah Bani Abbasiyah ke-35 (1225-1226 M) pada usia 52 tahun. Pemerintahan Azh-Zhahir sangat berpihak kepada kepentingan rakyat. Dia menghapuskan bea cukai dan mengembalikan harta yang diambil paksa oleh aparat pemerintah dengan cara yang tidak benar. Dalam menjalankan roda pemerintahan, menurut penulis kitab Al-Kamil, Azh-Zhahir melakukan apa yang pernah dilakukan oleh dua orang Umar sebelumnya, yakni Umar bin Al-Khathab dan Umar bin Abdul Azis. Dia selalu berkata jujur dan benar serta bertindak adil dalam menjalankan pemerintahannya. Ia mengembalikan harta rakyat yang pernah dirampas pada masa pemerintahan ayahnya dan menghapuskan semua pajak yang memberatkan rakyat sebagaimana yang pernah dilakukan oleh ayahnya. Azh-Zhahir sangat teliti dalam masalah pengambilan zakat. Misalnya zakat tanaman, hanya diambil dari tanaman yang tumbuh sehat dan subur. Sedangkan tanaman yang kering dan tidak banyak berbuah, tidak diambil zakatnya. Keadilannya dalam memerhatikan timbangan juga sangat ketat. Dia mengetahui bahwa pada masa pemerintahan sebelumnya, ayahnya menganjurkan rakyat menggunakan timbangan lebih berat setengah mistqal dari timbangan biasa. Azh-Zhahir memerintahkan kepada semua bawahannya untuk mengubah semua itu dan menggunakan timbangan yang biasa sambil mengawali setiap surat yang dikirimnya dengan surat Al-Muthaffifin ayat 1, "Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang." Tindakan khalifah ternyata mendapat penolakan dari para bawahannya. Menurut mereka, jika timbangan yang dipakai oleh rakyat dikembalikan pada ukuran yang sebenarnya akan mengurangi pendapatan negara sebesar 350.000 dinar. Mendengar hal itu, khalifah berkata, "Batalkan semua itu dan kembalikan kepada aslinya walaupun keuntungan yang akan didapat hanya sebanyak 35.000 dinar." Khalifah juga sangat memerhatikan kehidupan para ulama dan cendikiawan Muslim dengan cara banyak membantu kesulitan hidup mereka. Ia juga selalu meminta saran dan nasihat dari mereka serta berpesan agar apa yang telah diberikan tidak memengaruhi sikap mereka. Suatu ketika pernah datang kepada khalifah seorang penjaga pos keuangan dari Wasith dengan membawa uang sebanyak 100.000 dinar yang didapatkan dengan cara merampas secara paksa dari pemiliknya. Mengetahui hal itu, khalifah mengembalikan uang tersebut kepada pemiliknya. Khalifah Azh-Zhahir juga membebaskan tawanan yang ditahan dengan tuduhan-tuduhan palsu ketika mereka melakukan perlawanan terhadap penguasa sebelumnya. Dia juga mengirimkan uang sebanyak 10.000 dinar kepada seorang hakim dan memerintahkannya untuk membagi-bagikan uang tersebut kepada rakyat yang membutuhkan. Azh-Zhahir juga selalu tampil di hadapan rakyatnya, satu hal yang jarang dilakukan oleh para khalifah sebelumnya. Suatu ketika khalifah meninjau kas negara. Salah seorang pegawai di tempat itu berkata, "Gudang ini di masa pemerintahan orang-orang sebelummu penuh dengan harta benda dan simpanan uang yang banyak. Saat ini di masa pemerintahanmu, isi gudang ini hampir habis karena engkau bagi-bagikan kepada rakyat." Azh-Zhahir menjawab, "Sesungguhnya gudang negara dibuat bukan untuk dipenuhi. Sebaliknya, dia harus dikosongkan dan diinfakkan di jalan Allah. Karena sesungguhnya menghimpun harta itu adalah pekerjaan para pedagang, dan bukan pekerjaan seorang khalifah." Khalifah Azh-Zhahir juga meriwayatkan banyak hadits berdasarkan rekomendasi dari syekhnya. Orang-orang yang meriwayatkan hadits darinya antara lain Abu Shahih bin Abdur Razzaq bin Syekh Abdul Qadir Al-Jili. Azh-Zhahir meninggal dunia pada 13 Rajab 623 H. Masa pemerintahannya hanya sembilan bulan 24 hari. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from Republika Online RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |