Khamis, 5 Mei 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Manager Coca-cola Bali Ditemukan Tewas

Posted: 05 May 2011 07:54 AM PDT

Manager Coca-cola Bali Ditemukan Tewas

K1-11 | Glori K. Wadrianto | Kamis, 5 Mei 2011 | 14:54 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - David Sebastian (52), Regional Representative Marketing Manager Coca Cola wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Makassar sekitar pukul 10.00 WITA, Kamis (5/5/2011) ditemukan tewas.

Jasad ditemukan tergeletak di samping tempat tidur di rumah kontrakannya di Puri Gangga Residence Nomor P5, Jalan Tukad Gangga, Denpasar. Sebelum ditemukan tewas, David tidak masuk kantor tanpa izin. Rekan kerja David yang merasa khawatir segera menelepon petugas keamanan perumahan tempat lelaki itu tinggal.

"Hari Selasa korban pulang duluan, Rabu dibel-bel kantor karena gak masuk. Inisiatiflah telpon Coca cola ke security perumahan, dicek semua pintu terkunci dan mendobrak lewat pintu belakang ditemukan sudah tewas," jelas Kepala Polsek Denpasar Timur AKP I GN Wintara di lokasi penemuan mayat.

Di sekitar tewasnya David polisi menemukan tiga tas kresek berisi obat-obatan. "Informasinya korban menderita penyakit jantung, obatnya kita lihat berapa macem dan berserakan ada tiga kresek," imbuh Wintara.

Polisi belum bisa menyimpulkan jenis obat-obatan tersebut, dan langsung dibawa ke tim laboratorium forensik Mabes Polri Cabang Denpasar.  Namun Wintara memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan ditubuh korban, dan dugaan sementara korban meninggal karena sakit.

Berdasarkan keterangan rekan kerja korban, David yang tinggal sendiri ini baru menempati rumah kontrakan tersebut selama 2 bulan. Istri dan anak David yang tinggal di Bandung rencananya akan segera berangkat ke Bali untuk menyiapkan prosesi pemakaman.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Bertemu Napoleon di Wakatobi

Posted: 05 May 2011 07:49 AM PDT

Kepulauan Wakatobi memang identik dengan wisata bahari berupa selam dan snorkeling. Menyelam di kepulauan yang terdiri dari Pulau Wangi-wangi, Kadelupa, Tomia dan Binongko, ini penyelam dapat melihat biota laut yang jarang ditemui di tempat selam lain.

Selain napoleon, penyelam dapat menemukan keragaman hayati lain, seperti coral, kelinci laut, lion fish hingga gerombolan ikan yang bergerak bersamaan membentuk pola tertentu. Masuk dalam wilayah coral triangle, keragaman hayati di perairan Wakatobi adalah salah satu yang terkaya.

Project Leader WWF Wakatobi, Sugiyanta, yang kerap menyelam di perairan Wakatobi mengatakan, "Di tempat ini yang jelas kita bisa menemukan ikan napoleon berukuran besar yang sulit ditemui di tempat lain."

Ikan napoleon (Cheilunus undulatus) menurut Sugiyanta, memiliki warna hijau yang khas dan tanda di kepala. "Ikan ini juga memiliki perilaku yang kalem," tambahnya.

Bila dilihat sekilas, mulut ikan ini pun mirip dengan mulut louhan. Napoleon merupakan jenis ikan karang besar yang hidup di perairan tropis. Umur ikan ini bisa mencapai 50 tahun dengan panjang dan berat mencapai 1,5 meter dan berat 80 kg.

Ikan ini memiliki sistem reproduksi hermaphrodit, biasanya terlahir sebagai jantan, lalu berubah menjadi betina kala beranjak dewasa. Jenis makanan ikan ini adalah crustacea dan mollusca. Biasanya ikan ditemukan di wilayah yang karangnya masih bagus.

Berbeda dengan ikan lain yang biasa ditemui dalam koloni, ikan ini hidup soliter. Ciri khas lain, matanya mampu memutar sehingga bisa melihat 180 derajat.

Sugiyanta mengatakan, Napoleon hanya dapatditemui di beberapa wilayah Wakatobi, seperti Sampela reef, dekat Pulau Hoga, Waha di Wangi- wangi, Tona reef, dan pelabuhan Mandati," ungkap Sugiyanta, ketika ditemui dalam media trip WWF ke Wakatobi, Rabu (4/5).

Beberapa wilayah lain tempat ikan itu ditemukan adalah di dekat Tomia, yakni Karang Lentea Selatan Karang Runduma dan Tanjung Pulau Runduma. "Biasanya, ikan Napoleon bisa ditemui di kedalaman 23 meter," kata Sugiyanta.

Ia mengungkapkan, ikan ini dapat dijumpai sepanjang waktu. Ikan napoleon merupakan biota laut yang terancam, karena perburuan untuk mendapatkan daging lezatnya. Populasinya kini sudah mulai menipis, sehingga perlindungan diperlukan untuk menyelamatkan spesies ini.

Wakatobi kini bisa dijangkau dengan pesawat komersial yang mendarat di Wangi-wangi. Sementara untuk menjumpai napoleon, terdapat speedboat atau kapal yang dapat mengantar hingga lokasi yang diinginkan, sekaligus dengan pemandu selam.

 

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan