DENPASAR - Banyaknya kegiatan hari raya keagamaan selama Desember 2011 hingga Januari 2012 turut memicu terjadinya inflasi di Kota Denpasar dan sekitarnya yang mencapai 0,90 persen.
"Inflasi yang terjadi sebagai dampak hari raya Desember tahun lalu, kebetulan Januari kemarin juga ada kegiatan upacara agama yang mengakibatkan harga-harga di pasaran melonjak," jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gde Suarsa kepada wartawan, di Denpasar, Kamis (2/2/2012).
Sedangkan untuk laju inflasi year on year atau Januari 2012 terhadap Januari 2012 sebesar 3,62 persen. Inflasi di Denpasar, kata dia sebagai akibat kenaikan harga sebagaimana ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok barang dan jasa.
Untuk kelompok bahan makanan sebesar 1,06 persen, kelompok makan jadi, rokok, dan tembakau sebesar 0,64 persen. Juga pada kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar kenaikan sebesar 1,25 persen, kelompok sandang 0,15 persen. Sementara kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen.
"Untuk transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan kenaikannya mencapai 1,08 persen," tegasnya lagi.
Selain terjadinya kenaikan indeks, BPS juga mencatat ada penurunan indeks. Disebutkan, kelompok yang mengalami penurunan indeks seperti pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,05 persen.
Di sisi lain, selama Januari 2012, ada beberapa komoditas mengalami kenaikan harga selama awal tahun ini. Seperti tarif sewa rumah, tarif parkir, angkutan udara, ayam goreng, daging ayam ras, kacang panjang, sawi hijau, telur, ayam ras serta tomat buah.
Suarsa menambahkan, laju inflasi di Denpasar sesuai tahun kalender sebesar 0,90 persen ini, lebih besar dibandingkan laju inflasi secara nasional yang hanya sebesar 0,76 persen.
Seperti diketahui dari laporan BPS, secara nasional, inflasi tertinggi terjadi di Banjarmasin sebesar 2,92 persen dan terendah di Banda Aceh sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi, tertinggi terjadi di Sorong sebesar 0,38 persen dan terendah di Manado sebesar 0,13 persen. (ade)
Full content generated by Get Full RSS.