Republika Online |
Tur Believe Justin Bieber Diangkat ke Layar Lebar Posted: 10 Feb 2013 11:10 PM PST Reuters REPUBLIKA.CO.ID, -- Justin Bieber kembali memfilmkan salah satu tur dunianya. Manajer Justin Bieber, Scooter Braun mengatakan pada MTV News, Bieber berencana memfilmkan tur Believe miliknya. Rencana Bieber ini bertujuan agara penggemarnya yang tidak sempat datang ke konser dapat menikmatinya di film layar lebar. Sebelumnya di tahun 2011, Bieber juga memfilmkan konsernya bertajuk "Justin Bieber: Never Say Never". "Saya dan Justin berdiskusi tentang banyaknya anak-anak diluar sana yang tidak memiliki cukup uang untuk datang ke konser," kata Scooter Braun dikutip dari Aceshowbiz, Senin (11/2). "Namun dengan film ini mereka bisa mendapat kesempatan menikmati penampilannya dengan datang ke bioskop," lanjut Braun., Belum ada penjelasan lebih rinci tentang proyek tersebut. Namun Jon Chu, yang sebelumnya menyutradarai Never Say Never disebut akan menjadi editor film ini. "Justin Bieber: Never Say Never" sebelumnya sukses meraih pendapatan hingga 100 juta dolar AS dalam penayangannya di seluruh dunia. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS Al-Baqarah: 39) |
Posted: 10 Feb 2013 11:07 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor riil Indonesia diyakini akan tumbuh luar biasa. Indonesia disebut-sebut sebagai 'surga' bagi para investor. Negara dengan populasi Muslim terbesar ini diproyeksikan menjadi negara dengan perekonomian terkuat ketujuh di dunia. Pengamat Ekonomi Syariah, Syakir Sula optimis dengan adanya potensi tersebut, pembangunan sektor riil Indonesia akan tumbuh ke arah positif. "Prospek sektor riil akan berkembang luar biasa," ujarnya kepada ROL, Senin (11/2). Menurutnya, saat ini investor dari Timur Tengah dan Eropa melihat Indonesia sebagai tempat potensial untuk berinvestasi. Syakir menyebut hal ini menjadi 'angin segar' bagi perkembangan sektor riil tanah air. Sayangnya, kondisi politik Indonesia menjadi salah satu kekhawatiran, terlebih lagi pada Pemilihan Umum Presiden RI 2014. Di periode tersebut, perekonomian Indonesia cenderung rawan. "Mudah-mudahan saja 2014 tidak ada hal yang mengganggu kenyamanan investor," katanya. Upaya meningkatkan sektor riil juga datang atas inisiatif Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Menurut Syakir, langkah itu amat baik dalam menggali potensi wisata ke arah unik dan kreatif, salah satunya dengan sistem syariah. Hal ini, ungkap Syakir, menjadi peluang bagus bagi para pelaku bisnis, terutama bisnis perhotelan. Pasalnya saat ini di Indonesia baru ada dua hotel berstatus syariah yaitu Hotel Sofyan di Jakarta dan Hotel Natama di Padang Sidempuan, Sumatra Utara. Padahal menurutnya prospek bisnis hotel syariah cukup besar. "Kebanyakan keluarga bila berlibur, lebih memilih menginap di hotel yang tidak berbau maksiat," ucapnya. Meski baru sedikit hotel berlabel syariah, namun Syakir menyebut saat ini tidak sedikit hotel-hotel yang menerapkan prinsip syariah. "Sudah cukup banyak hotel yang menjalankan syariah, hanya saja mereka tidak mengklaim dirinya sebagai hotel syariah," ujar pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini. Dia menyarankan hotel syariah terus meningkatkan kenyamanannya sehingga tidak hanya sebatas level bintang tiga. "Jangan hanya bintang tiga, cobalah bintang tiga. Ini market bagus," katanya. |
You are subscribed to email updates from Republika Online RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |