Republika Online |
Guru Bahasa Inggris Ingin Buka Usaha Posted: 28 Feb 2013 11:06 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, Pak, saya adalah seorang pria usia 25 th. Saya guru bahasa Inggris sebuah SMA swasta. Saya ingin sekali mempunyai sebuah usaha, dan setelah saya pikir sepertinya usaha yang cocok dengan background saya adalah usaha kursus bahasa Inggris atau bimbingan belajar. Akan tetapi, saya tidak punya modal/ dana. Bagaimana caranya supaya saya mendapatkan modal? Kalau utang bank, saya takut kalau seandainya usaha saya nanti gagal dan tidak bisa mengembalikan/membayar utang saya apalagi harus bayar bunganya segala. Mohon pencerahannya. Oh ya, satu lagi. Apakah saya harus berhenti dari pekerjaan saya sebagai guru sekolah swasta agar saya fokus menekuni usaha kursus dan bimbel saya? Terimakasih. Ranu (26 tahun) Jawaban: Salam untuk Pak Ranu, wah senang sekali membaca pertanyaan Anda. Pertama saya perlu sampaikan bahwa menggunakan utang kepada institusi keuangan seperti bank adalah sebuah hal yang baik bila dapat dikelola dengan tujuan produktif. Tentu dalam hal ini yang perlu dipersiapkan adalah format bisnis yang akan dilaksanakan, kalkulasi produktifitas usaha dan kemampuan pembayaran atas fasilitas yang telah disediakan oleh lembaga perbankan tentunya. Sehingga dengan demikian, tentu dalam mengembangkan bisnis yang dijalankan nantinya dapat pula memiliki semangat untuk terus berkembang seiring dengan kewajiban yang harus disetorkan kepada pihak bank. Dalam berwirausaha yang perlu dilihat sebagai acuan pengembangan adalah besaran peluang kedepan, serta kemampuan dalam mengoptimalisasi kekuatan, guna mengatasi kelemahan dan kekurangan yang kita miliki. Sementara itu, tentu sangat baik memulai usaha dari apa yang kita miliki, salah satunya adalah jasa pengajaran bahasa Inggris. Pada kondisi seperti itu, mungkin dapat dimulai secara bertahap dengan menjadi pengajar privat bahasa Inggris, setelah itu berlanjut kepada menawarkan jasa penterjemahan bahasa baik dari Indonesia-Inggris maupun sebaliknya. Kemudian dapat membentuk kelas tutor yang masuk pada private class dengan beberapa murid. Pada sisi yang bersamaan, Anda dapat menggabungkan diri dengan sesama pengajar bahasa Inggris untuk lebih membesarkan usahanya, seperti membuka kursus bahasa Inggris dalam skala yang lebih banyak dengan pola pengajaran and metode yang bersifat tetap serta didalam satu kelas tertentu. Kembali lagi, saya tekankan pada tahap dasar mulai dari apa yang ada dan dengan apa yang kita miliki, tahap lanjutan akan dilalui setelah proses permulaan dan tahapan awal telah dimulai. Terakhir berkaitan dengan apakah hendak berfokus pada usaha maupun tetap menjadi pengajar, maka sekali lagi pilihan itu ada ditangan Anda. Pertimbangkan dengan masuk, buat kalkulasi yang tepat serta berkomunikasi dengan orang terdekat seperti keluarga adalah hal yang penting. Bila kemudian masih dapat melakukan pembagian waktu, agaknya sebagai pengajar/ guru pun dapat menjadi sebuah hal yang dapat mendukung Anda untuk mendapatkan jejaring hubugan antar sekolah maupun pengajar lain. Demikian ytang dapat disampaikan pak, semoga tetap bersemangat memulai usahanya. Salam Entrepreneur. (EK) Ery Kasman, SE, Msi Direktur Entrepreneur Institute Cinere Rubrik konsultasi ini bekerja sama dengan Entrepreneur Institute. www.entre-institute.com Kirimkan pertanyaan ke: wirausaha@rol.republika.co.id |
Banyak Politikus Terjerat Korupsi, Ini Komentar Hary Tanoe Posted: 28 Feb 2013 11:03 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo berpendapat di tengah kondisi bangsa yang saat ini belum stabil, generasi muda harus mempunyai idealisme dan jangan mencontoh keburukan para senior. "Anak muda harus mempunyai idealisme. Jangan mencontoh hal-hal buruk yang berasal dari para senior," ujarnya seusai acara 'Semangat Baru Koran Sindo' di Jakarta, Jumat. Minimnya idealisme, tambah dia, kini membuat banyak pemuda yang terjun ke politik tersandung kasus korupsi. "Itu karena dikasih contoh yang tidak baik oleh seniornya. Oleh sebab itu, anak muda harus mempunyai idealisme," kata Hary Tanoe yang juga pemilik grup media televisi, radio, dan koran. Selain idealisme, hal lain yang perlu ada dalam diri generasi muda adalah semangat untuk berubah. Hary mencontohkan dirinya ketika SMA sangat nakal hingga kemudian dia diskors tidak boleh sekolah selama enam bulan. Akibatnya, dia tidak bisa mengikuti ujian akhir di sekolah dan harus mengikuti ujian persamaan. Itu yang menjadi titik balik bagi dirinya hingga kemudian ketika melanjutkan studi di Kanada dia berubah menjadi anak yang disiplin dan rajin. "Waktu itu saya sadar, jika saya tidak berubah, hidup saya akan seperti itu saja," kata Hary. Keinginan untuk berubah itu pula yang membuatnya terjun ke politik dengan mencari partai yang memiliki idealisme tinggi. Menurut dia, berbagai persoalan bangsa saat ini seperti banyaknya kasus korupsi, kemiskinan, ataupun kesenjangan pendidikan, akan sulit diselesaikan jika tanpa keinginan untuk berubah dari generasi mudanya. |
You are subscribed to email updates from Republika Online RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |