Republika Online |
Badai Bikin Pengunjung Pantai Kuta Berhamburan Posted: 25 Feb 2013 11:07 PM PST REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Pengunjung objek wisata Pantai Kuta, Bali, dan para pedagang asongan berhamburan saat terjadi badai disertai angin kencang, Selasa. "Bahkan akibat badai itu, pasir pantai masuk ke restoran kami," kata Dina Indah selaku Marketing Communications Officer Grand Istana Rama Hotel. Dia melihat sejumlah pedagang dan wisatawan berlarian dari pantai mencari tempat berlindung sebab anginnya sangat kencang. "Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak dua hari lalu, namun tadi yang cukup parah. Biasanya badai melanda saat siang menjelang sore hari," ucapnya. Yongky, salah seorang pengunjung Pantai Kuta, terlihat panik ketika angin kencang melanda tujuan wisata internasional tersebut sehingga tanpa pikir panjang langsung berlari menjauh mencari tempat aman. "Untungnya kondisi tersebut tidak berlangsung lama dan hanya sekitar 10 menit. Setelah itu tidak terjadi apa-apa," ujarnya. Sementara itu, Ketua Satgas Pantai Kuta Gusti Ngurah Tresna mengatakan, situasi seperti itu terjadi sejak dua hari yang lalu. Akibatnya pasir pun berterbangan sampai ke jalan dan kawasan hotel di sekitarnya. "Air laut di pantai ini pun naik sekitar 4 meter pada malam harinya, namun tidak sampai ke jalan raya," katanya. Menurut dia, saat ini situasi di Pantai Kuta kembali normal. Namun pengunjung diminta berhati-hati karena berdasarkan data BMKG ketinggian gelombang di Pantai Kuta pada Selasa mencapai 3 meter. |
Menperin Dorong Samsung Lakukan Investasi Posted: 25 Feb 2013 11:04 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan tengah mendorong perusahaan telepon seluler asal Korea Selatan, Samsung, untuk melakukan investasi di Indonesia. "Pihak Samsung menyampaikan mereka menginginkan ada insentif, namun saya mengingatkan ke mereka untuk segera melakukan investasi di Indonesia," kata Hidayat setelah bertemu dengan perwakilan Samsung di Jakarta, Selasa (26/2). Hidayat menjelaskan, impor Indonesia untuk produk telepon genggam pada 2012 senilai 4,5 miliar dolar AS atau kurang lebih 50 juta telepon genggam, dan Samsung memberikan kontribusi sebanyak 1,2 miliar dolar. "Mereka juga mulai merasa kesulitan dengan Permendag Nomor 82 dan 83 tahun 2012, oleh karena itu saya mengingatkan mereka untuk segera melakukan investasi di Indonesia," tambah Hidayat. Hidayat menambahkan, Permendag Nomor 82 tahun 2012 tersebut mengatur tentang Ketentuan Impor Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld), dan Komputer Tablet, dan Permendag Nomor 83 mengatur tentang ketentuan impor produk tertentu. "Apabila mereka memberikan komitmen untuk turut investasi di Indonesia, kami baru bisa membicarakan insentif-insentif tersebut, namun apabila saya hanya diminta untuk menyikapi masalah impor mereka, saat ini Indonesia sedang fokus menyelesaikan penyeimbangan neraca perdagangan yang pada 2012 mengalami defisit," kata Hidayat. Menurut Hidayat, jika mereka ingin menjadi bagian dari program khusus Indonesia, mereka boleh mengusulkan apa saja seperti hak khusus, dan setelah adanya Permendag tersebut mereka merasa tidak mendapatkan jalur prioritas lagi. "Dalam satu minggu ini mereka sedang melakukan pembicaraan serius dengan kantor pusat mereka, dan mau memberikan kesepakatan prinsip bahwa mereka akan melakukan investasi," kata Hidayat. Hidayat juga menyampaikan kepada pihak Samsung, apabila tahun 2013 ini mereka tidak masuk ke Indonesia, maka tahun depan akan ada investor besar dari yang merupakan kompetitor mereka untuk berinvestasi di Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Republika Online RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |