Isnin, 25 Februari 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Meski Dilarang, Map Lamaran Honorer Terus Menggunung

Posted: 25 Feb 2013 07:55 AM PST

BIREUEN, KOMPAS.com -- Setelah sempat disoroti berbagai kalangan soal banyaknya pelamar tenaga bakti di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bireuen, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Bireuen menempelkan banyak edaran penegasan larangan pengangkatan tenaga honorer atau tenaga bakti.

Kendati edaran ditempel di berbagai sudut kantor pusat Pemkab Bireuen, ratusan map terlihat menggunung di kantor BKPP dan hal itu menimbulkan keanehan. Apalagi disebut-sebut nilai map itu mencapai jutaan rupiah untuk bisa diakomodasi.

Sejumlah pegawai di lingkungan Pemkab Bireuen menyebutkan, sebelum adanya edaran larangan tersebut, di dinas, kantor, badan maupun bagian banyak bermunculan "wajah-wajah" baru mayoritas perempuan muda.

"Awalnya kami kira pekerja magang untuk kuliah, tapi tanya sana sini disebut (tenaga) bakti," sebut salah seorang pegawai yang namanya enggan ditulis.

Kabar lain adalah berlakunya rekomendasi pejabat-pejabat ternama di lingkungan Pemkab Bireuen. Rekomendasi dimaksud dapat diberikan bila disertai "kesepakatan" dalam bentuk nilai uang tertentu.

Sementara Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Bireuen, Drs M Isa membantah kabar tersebut. Namun dia mengakui penerimaan tenaga bakti memang dibuka beberapa waktu lalu, namun bukan untuk digaji melainkan mencari pengalaman.

"Sama sekali tidak ada rekomendasi atau deal-deal tertentu," tandasnya, Senin (25/2/2013).

Menurutnya, penerimaan tenaga bakti di lingkungan Pemkab Bireuen sama sekali tidak membebani anggaran, karena telah disepakati dengan penandatanganan surat pernyataan tidak menuntut honor, tidak menuntut diangkat menjadi PNS, dan lain sebagainya.

"Memang sudah banyak yang mengirimkan lamaran, tapi dari ratusan yang masuk, hanya puluhan orang bisa ditampung," kata M Isa. Ia berharap, edaran Mendagri Nomor 814.1/169/SJ tentang larangan pengangkat tenaga bakti bisa dipatuhi.

Tak Direkrut Jadi Pekerja, Warga Demo PT Otsuka

Posted: 25 Feb 2013 07:46 AM PST

MALANG

Tak Direkrut Jadi Pekerja, Warga Demo PT Otsuka

Penulis : Kontributor Malang, Yatimul Ainun | Senin, 25 Februari 2013 | 15:46 WIB

KOMPAS.com/Yatimul Ainun

Puluhan warga di Malang melakukan unjuk rasa menutup jalan menuju Perusahaan PT Otsuka Malang, Jawa Timur, Senin (25/2/2013), akibat tak direkrut jadi pekerja.

MALANG, KOMPAS.com - Puluhan warga Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur menggelar unjuk rasa dengan cara menutup jalan menuju PT Otsuka di kelurahan setempat. Warga kesal karena PT Otsuka tidak mengambil pekerja dari warga setempat.

"Demo ini bentuk kemarahan warga di sini. Karena peruhasaan tidak mengambil pekerja dari warga sekitar. Tapi malah mengambil pekerja dari luar Kelurahan Kalirejo," kata Suparman, koodinator aksi, Senin (25/2/2013).

PT Otsuka adalah perusahaan yang memproduksi cairan farmasi dan minuman. Saat ini perusahaan tersebut melakukan perluasan areal gudang dan menambah banyak pekerja. "Namun pekerjanya tidak mengambil warga sekitar pabrik," katanya. "Karena tidak mengambil pekerja dari warga sekitar warga tidak terima. Makanya kita tutup jalan menuju perusahaan," tegas Suparman.

Unjuk rasa tersebut tak hanya diikuti bapak-bapak, tapi juga ibu-ibu dan anak-anak muda yang masih belum mendapatkan pekerjaan. Sejak Senin (25/2/2013) pagi, warga sudah memblokade jalan dengan menggunakan kursi dan kayu. "Jika permintaan warga tak dituruti perusahaan, warga akan terus aksi dan jalan ke perusahaan akan ditutup," ancam Suparman.

Akibat unjuk rasa tersebut, proyek pembangunan perluasan pabrik terhenti. Beberapa alat berat tidak bisa masuk ke lokasi pembangunan, truk yang mengangkut material tak diperbolehkan masuk areal pembangunan.

Johan Effendi, salah satu pemuda yang ikut unjuk rasa mengatakan, seharusnya perusahaan memprioritaskan warga sekitar untuk menjadi pekerja atau karyawan. "Selama ini memang ada warga sini yang jadi pekerja. Tapi tidak jadi karyawan. Sementara warga luar kelurahan ini bisa jadi karyawan. Padahal masa kerjanya sama," keluhnya.

Sementara itu, pihak perusahaan PT Otsuka tidak bisa dikonfirmasi. Ditemui ke lokasi perusahaannya, pintu tertutup rapat. 

Editor :

Glori K. Wadrianto

Tiada ulasan:

Catat Ulasan