Jumaat, 21 Oktober 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Presiden Yudhoyono singgah di Pasar Ubud

Posted: 21 Oct 2011 07:06 AM PDT

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (FOTO ANTARA/HO/Setpres-Haryanto)

Berita Terkait

Video

Ubud (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono berhenti di Pasar Ubud, Bali, Jumat, selama sekitar 45 menit, di sela perjalanannya menuju Istana Tampak Siring.

Kedatangan Presiden dan Ibu Ani yang terkesan mendadak itu memancing perhatian tidak hanya para pedagang namun juga para wisatawan asing yang sedang berbelanja.

Mereka tampak antusias berjajar di tepi jalan untuk dapat menyaksikan Presiden dan Ibu Ani. Beberapa di antaranya bahkan ikut mengabadikan orang nomor satu di Indonesia itu.

Saat Presiden dan Ibu Ani berada di dalam Pasar Ubud, sejumlah wisatawan asing terlihat berfoto di sekitar rangkaian mobil iring-iringan rombongan Presiden.

Selain berdialog dengan para pedagang suvenir, Presiden dan Ibu Ani juga berbelanja sejumlah barang seni.

Presiden Yudhoyono melakukan kunjungan kerja empat hari di Bali, 21-24 Oktober 2011.

Pada Jumat, Kepala Negara membuka membuka Rapat Kerja Nasional VII Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) tahun 2011 di Nusa Dua.

Dalam sambutannya pada rapat kerja nasional APKASI itu Gubernur Bali I Made Pangku Pastika tidak lupa mengingatkan seluruh tamu untuk tidak lupa berbelanja oleh-oleh khas Bali.

Selain menghadiri acara tersebut, Presiden juga dijadwalkan meninjau persiapan KTT ASEAN pada November mendatang dan membuka ASEAN Fair. (G003/Z002)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Mahasiswi ITS menang lomba karya tulis Djarum Beasiswa Plus

Posted: 21 Oct 2011 06:59 AM PDT

Yang terpenting adalah konsepsi, kompetensi dan koneksi. Itulah yang kami nilai dalam penjurian,"

Berita Terkait

Jakarta, (ANTARA News) - Bin Haryati, mahasiswi Institut Teknologi 10 November memenangi lomba karya tulis dari Djarum Foundation lewat karya tulis  "Menghidupkan Wawasan Kebangsaan Anak Indonesia Melalui Permainan Edukasi 'Monopoli Cinta Indonesia'.

Mahasiswi asal Madiun itu menjadi pemenang pertama dari 12 finalis  lomba Djarum Beasiswa Plus atau yang dikenal dengan Beswan Djarum. Lomba  itu diikuti  164 karya tulis dari 50 perguruan tinggi negeri maupun Swasta di seluruh Indonesia.
     
"Awalnya saya hanya ingin menanamkan jiwa kebangsaan kepada anak-anak Indonesia. Saya gunakan permainan Monopoli, yang saya ciptakan dalam bentuk pulau-pulau di Indonesia," ujar gadis kelahiran 27 Februari 1990 itu.

Karya dari Bin Haryati yang akrab disapa Nana itu, dianggap memenuhi kriteria yang diminta oleh dewan juri yang diketuai Soefjan Tsauri.  Selain Sofjan yang merupakan  Ketua Majelis Profesor Riset Indonesia, juri lainnya adalah Ronny Rachman Noor (Ketua Dewan Juri Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2011) serta Bimbom Barkah (Indonesia Country Head for Universal Music Group International).

"Yang terpenting adalah konsepsi, kompetensi dan koneksi. Itulah yang kami nilai dalam penjurian," ujar Tsauri mengenai lomba karya tulis yang bersub-tema "Kesejahteraan dan Keadilan" tersebut.

Tsauri juga mengusulkan agar karya dalam lomba tersebut  dipatenkan supaya tidak ditiru.

Sementara itu menurut Bimbom, 12 finalis adalah "anak-anak muda gila" yang mau mendedikasikan dirinya untuk kemajuan masyarakat. "Mereka orang 'gila' yang hebat sekali, saya salut," ujar Bimbom.

Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad mengemukakan harapan agar dari lomba tersebut para peserta dapat menemukan, menganalisa dan mencari solusi untuk permasalahan yang ada di sekitar mereka, "serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat."

Selain Nana, Ahmadun, mahasiswa asal Institut Pertanian Bogor diumumkan sebagai juara kedua, sementara Contardo Satria Gondokusumo dari universitas yang sama diumumkan sebagai juara ketiga.

Sebagai apresiasi, kepada tiga Beswan Djarum yang dinilai kreatif dan orisinil, akan diberikan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp10 juta rupiah hingga Rp30 juta rupiah.
(SDP-02)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan