Selasa, 2 Julai 2013

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Boyolali kekurangan 800 guru SD

Posted: 02 Jul 2013 07:28 AM PDT

Boyolali (ANTARA News) - Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah masih kekurangan sekitar 800 tenaga pengajar untuk sekolah dasar (SD) yang tersebar di 19 kecamatan.

Bupati Boyolali Seno Samodro, di Boyolali, Selasa, mengatakan bahwa pihaknya berencana melakukan rekrutmen guru non pegawai negeri sipil (PNS) untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar SD pada tahun 2013 ini, dengan dibayar sesuai upah minimum kabupaten (UMK) melalui anggaran APBD.

Menurut Seno Samodro kekurangan tenaga pengajar di Boyolali tersebut dampak kebijakan dari pusat, yakni moratorium PNS. Di sisi lain, jumlah PNS khususnya untuk tenaga pengajar di Boyolali setiap tahunnya yang menjalani masa pensiun cukup besar.

Bahkan, kata Seno Samodro, ada SD yang memiliki tenaga pengajar hanya tiga orang dari idealnya sebanyak enam guru. Hal ini, cukup memprihatinkan dunia pendidikan di wilayahnya.

Oleh karena itu, Pemkab Boyolali berencana mencari solusi dengan mengalokasikan bantuan anggaran ke sekolah. Dana itu, ke depan dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk rekrutmen guru non PNS sehingga guru tersebut dapat digaji dengan layak sesuai atau mengacu pada UMR.

Pemkab melakukan rekrutmen tenaga pengajar non PNS tersebut membutuhkan anggaran untuk 800 guru sedikitnya diperkirakan mencapai sekitar Rp10 miliar. Dana itu, dapat terealisasi paling cepat pada tahun anggaran 2014.

Selain itu, kata Seno Samodro, jalan keluar lainnya juga dapat dilakukan tenaga mengajar PNS tingkat sekolah SMP di Boyolali, diperbantukan mengajar ke SD.

"Kelebihan guru SMP ini, dapat diperbantukan ke SD secara bergiliran. Guru tidak perlu khawatir karena sertifikasi yang mereka terima tetap tidak akan hilang," kata Bupati menegaskan.

Menurut Bupati, rekrutmen guru non PNS untuk mengajar sekolah SD dengan gaji yang layak sesuai UMR, maka diharapkan kualitas kegiatan belajar mengajar akan terjamin, karena mereka mendapatkan penghasilan yang cukup dibanding kondisi sebelumnya.

Menurut Kepala SD Negeri Bangak, Banyudono, Sri Haryani, bahwa setiap sekolah tingkat SD di Boyolali, saat ini, rata-rata masih kekurangan dua tenaga pengajar.

Pihak sekolah kemudian dengan mengangkat tenaga honorer yang menerima digaji masih sangat minim. Guru honorer maksimal menerima honor sekitar Rp300 ribu per bulan yang diambilkan dari dana BOS.

(B018/Z003)

Tiga warga Aceh meninggal akibat gempa

Posted: 02 Jul 2013 07:24 AM PDT

Banda Aceh (ANTARA News) - Tiga warga Desa Suka Rame Atas, Kecamatan Weih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, ditemukan meninggal dunia tertimpa rumah yang roboh, akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter, Selasa.

Suroto, relawan dari Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri yang dihubungi dari Banda Aceh mengatakan, tiga warga yang meninggal dunia itu terdiri dari dua anak dan seorang wanita berumur 60-an tahun.

"Ketiga warga tersebut langsung dikebumikan," ujar Suroto bersama relawan Senkom Mitra Polri melakukan pendataan rumah warga yang roboh dan memberi pertolongan.

Selain itu, juga ada lima orang warga yang mengalami luka ringan, katanya.

Ia menyatakan, pihaknya baru bisa mendata rumah penduduk di dua desa, yakni Desa Suka Rame Atas dan Suka Rame Bawah yang berjarak sekitar 7 Km dari Redelong, Ibukota Bener Meriah, atau sekitar 350 Km arah utara Banda Aceh.

Dari hasil pendataan terdapat 80 unit rumah warga rusak parah yang terdapat di Desa Suka Rame Atas sebanyak 50 unit dan Desa Suka Rame Bawah 30 unit. Masjid di Desa Suka Rame Atas juga mengalami kerusakan cukup parah.

"Dari rumah yang rusak tersebut seluruhnya sudah tidak bisa ditempati lagi," katanya.

Musibah gempa tidak hanya terjadi di Bener Meriah, tapi juga daerah tetangga di Kabupaten Aceh Tengah. "Kami sulit untuk menghubungi relawan Senkom di Aceh Tengah, karena komunikasi seluler terputus," ujar Suroto.

Suroto menyatakan, hingga petang, bantuan makanan dari pemerintah belum disalurkan kepada korban.

Gempa bumi berkekuatan 6,2 pada Skala Richter berpusat di 4,70 lintang utara dan 96,61 bujur timur atau 35 kilometer barat daya Kabupaten Bener Meriah dengan kedalaman 10 kilometer.

Gempa tersebut juga dirasakan masyarakat di sejumlah kabupaten dan kota di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
(KR-IRW/H011)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan