KOMPAS.com - Internasional |
Ben Ali Sembunyikan Harta di Istananya Posted: 20 Feb 2011 12:21 AM PST Timur Tengah Ben Ali Sembunyikan Harta di Istananya Editor: A. Wisnubrata Minggu, 20 Februari 2011 | 08:21 WIB TUNIS, KOMPAS.com - Presiden terguling Tunisia menyebunyikan permata, emas dan gumpalan uang kontan di sejumlah tempat rahasia di sekitar istananya. Demikian menurut video yang diperlihatkan oleh televisi negara, Sabtu (19/2/2011). Pergolakan rakyat pada Januari lalu telah menjatuhkan Presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali setelah 23 tahun pemerintahannya yang represif. Pergolakan itu menjadi inspirasi bagi negara-negara Arab lain dan mendorong revolusi yang sama di Mesir. Ben Ali menyembunyikan harta benda di balik tirai dan di tempat-tempat rahasia di belakang perpustakaan istana, menurut video yang disiarkan oleh First National TV. Diperlihatkan juga uang jutaan dolar dan euro, kalung-kalung emas dan permata yang ditemukan dari istana di distrik Sidi Bou Said di Tunis, ibukota Tunisia. Dalam siaran TV disebutkan bahwa harta itu akan dibagikan kembali pada rakyat Tunisia, yang mengeluhkan korupsi yang merajalela dalam pemerintahan Ben Ali di negara Afrika utara itu. GDP per kapita Tunisia kira-kira 10 dolar per hari. Prancis, Swiss, Kanada dan Uni Eropa telah menyatakan membekukan aset mantan presiden itu dan keluarganya. Pemerintah sementara Tunisia, yang ditugasi untuk menentukan pemilihan, mengatakan mereka telah berusaha untuk memperoleh kembali uang dan properti itu untuk membantu memerangi kemiskinan. Kirim Komentar Anda |
Penembak Jitu Bantai Puluhan Demonstran Posted: 19 Feb 2011 10:27 PM PST Revolusi Libya Penembak Jitu Bantai Puluhan Demonstran Penulis: Yuli AH | Editor: yuli Minggu, 20 Februari 2011 | 06:27 WIB TRIPOLI, KOMPAS.com - Badai revolusi yang mengamuk di Libya meminta "tumbal" lagi. Kali ini, belasan demonstran tewas dibantai aparat keamanan di Benghazi, kota terbesar kedua setelah Tripoli, Sabtu (19/2/2011). Benghazi terletak sekitar 1.000 Km di timur Tripoli, basis utama para penentang Presiden Moammar Khadafi, dibanding semua wilayah lain di negeri itu. Hingga kini, tidak ada tanda revolusi meluas ke seluruh negeri. Seorang saksi mata mengatakan, mereka dibunuh oleh para penembak jitu. "Lusinan yang terbunuh... bukan 15, tapi lusinan. Kami sedang di tengah area pembantaian di sini," ujar saksi tersebut. Ia mengatakan sedang bergotong royong membawa para korban ke rumah sakit terdekat. Pemerintah Libya melarang para jurnalis asing masuk ke negeri itu sejak upaya menggulingkan Khadafi bergelora. Keterangan para saksi pun susah diverifikasi secara independen. Menurut saksi itu, aparat membangun tanggul pertahanan sekitar 50 meter, mengelilingi pos komando. Siapapun yang mendekati, mereka tembak. Saksi itu juga mengatakan, para demonstran terbunuh setelah mencoba masuk pos komando itu. Para penembak jitu menembaki mereka dari menara pengawas dan sejumlah tempat dekat pos komando itu. Human Rights Watch, LSM berbasis di New York, sebelumnya menyebutkan, sudah 84 orang tewas selama demonstrasi tiga hari terakhir. Kirim Komentar Anda |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan