KOMPAS.com - Internasional |
Lagi, 8 TKW Bermasalah Dipulangkan Posted: 29 Dec 2010 02:50 AM PST LONDON, KOMPAS.com - Konsulat Jenderal RI di Dubai setelah menyelesaikan permasalahan yang dihadapi puluhan tenaga kerja wanita Indonesia (nakerwan), kini ikut membantu memulangkan delapan TKW bermasalah tersebut ke tanah air. Nakerwan bermasalah yang dipulangkan tersebut merupakan delapan dari 52 nakerwan yang telah direpatriasi KJRI Dubai selama periode Oktober hingga Desember 2010. Persamaannya adalah masa kerja mereka di Dubai yang tergolong cukup singkat, hanya rata-rata di bawah 6 bulan dari perjanjian kerja selama dua tahun. -- Yana Rudiyana Demikian diungkapkan Sekretaris Pertama PF Pensosbud, Yana Rudiyana, dalam keterangan persnya di London, Inggris, Rabu (29/12/2010. Yana menjelaskan, permasalahan yang dihadapi para TKW tersebut berbeda-beda dan bervariasi, mulai dari gaji yang ditahan, menderita sakit, hingga pekerjaan yang dianggap terlalu berat. "Namun, persamaan yang dimiliki mereka adalah masa kerja mereka di Dubai yang tergolong cukup singkat, hanya rata-rata di bawah 6 bulan dari perjanjian kerja selama dua tahun" ujarnya. Komala binti Caspani, misalnya. Nakerwan asal Cirebon itu mengaku pada saat diberangkatkan ke Dubai tiga bulan lalu masih dalam kondisi sakit akibat telapak kakinya yang patah dan masih dalam tahap pengobatan. Sementara itu, Anita binti Wanda, yang berasal dari Indramayu ini, bahkan hanya sanggup bekerja selama sebulan 15 hari untuk kemudian dipulangkan oleh majikan karena ia tidak sanggup akan beban pekerjaan yang di luar bayangannya sebelum berangkat ke Dubai. Konsul Jenderal RI Dubai, Mansyur Pangeran, mengatakan, sebaiknya mereka yang ingin bekerja di luar negeri memiliki kondisi kesehatan yang prima. Selain itu, mereka juga harus memiliki keterampilan yang dibutuhkan dan memahami budaya dan kondisi negara tujuan. "Yang paling penting, mereka harus paham akan hak dan kewajiban mereka selama bekerja di negara orang, " ujar Mansyur Pangeran. Sementara itu , Minister Counsellor Konsuler KJRI Dubai, Dedy Darussalam, menjelaskan, pemulangan para TKW dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Sebelum dipulangkan, para nakerwan bermasalah yang menghuni penampungan sementara KJRI Dubai itu menjalani proses penyelesaian hukum dan administrasi dengan otoritas terkait (Kantor Imigrasi, kepolisian, agen penyalur lokal dan majikan) di bawah bantuan dan mediasi KJRI Dubai, ujarnya. "Wilayah kerja KJRI Dubai meliputi enam emirat, otomatis ada enam kantor otoritas setempat yang harus dijangkau staf KJRI Dubai setiap harinya, " ujarnya. |
Posted: 29 Dec 2010 02:47 AM PST JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini dikabarkan tiga orang pendaki sudah mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Aconcagua, Argentina, Rabu (29/12/2010). Ketiga pendaki itu adalah Ardhesir, Martin, dan Fajri. Mereka adalah anggota tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU) 2009-2012. Sementara dilaporkan, anggota tim yang lain saat mencapai ketinggian 6.800 mdpl kemudian diminta turun akibat cuaca memburuk. Sekarang mereka baru sampai base camp. Lusa, sisa pendaki akan mencoba summit attack lagi. Akhir pekan lalu, tim yang didukung penuh oleh PT Mudking Asia Pasifik Raya itu bergerak ke Mendoza, Argentina, dengan menggunakan bus. Tim yang beranggotakan Sofyan Arief Fesa (27), Janatan Ginting (21), Broery Andrew (21), dan Xaverius Frans (21) itu mendaki puncak Aconcagua dengan dukungan pemandu gunung dari Acomara. Pendakian dimulai pada 28 Desember setelah sebelumnya tim bergerak ke Puenta del Inca menggunakan kendaraan. Pendakian ke Aconcagua dimulai dari titik ini setelah pencatatan administrasi di Destacamento Guardaparque Horcones atau semacam kantor pengelola taman nasional setempat. Dari 33 jalur menuju puncak, jalur melalui Polish Original Glacier termasuk yang terpanjang. Dari Puente del Inca, akses menuju puncak terbagi menjadi dua, ke arah barat melalui Lembah Horcone di mana Rute Normal berada, serta ke arah timur melalui Lembah Vacas, di mana Rute Polish Glacier berada. Pada peta topografi Provincial Aconcagua skala 1:50.000 terlihat, perjalanan di Lembah Vacas ini relatif landai dengan melintasi dua-tiga kontur dan dua kali menyeberangi Sungai Vacas. Jalan mulai menanjak tajam setelah melewati Casa de Piedra (3.245m), empat hari perjalanan dari Puente del Inca. "Cuaca setempat benar-benar tak menentu. Karena itu, pandai-pandailah mengatur waktu buat summit attack," tutur Qobin yang juga sudah mendaki Everest (2004), Kilimanjaro (2010), dan Kosciusko (2010). |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan