ANTARA - Mancanegara |
Indonesia jadi peninjau pemilu presiden Rusia 2012 Posted: 05 Mar 2012 05:25 PM PST Berita Terkait Ketua Komisi Pemilihan Umum Indonesia, H. A. Hafiz Anshary turut serta hadir di tempat Komisi Pemilihan Umum Pusat Federasi Rusia dan juga mengunjungi beberapa tempat pemungutan suara di Moskow, demikian Sekretaris Dua KBRI Moskow Enjay Diana kepada ANTARA London, Selasa. Menurut Hafiz Anshary, pemilu presiden berlangsung sesuai dengan standar umum internasional, antara lain terbuka, tertib, dan bebas. "Salah satu yang dapat dicatat adalah penggunaan video kamera di tempat-tempat pemungutan suara sehingga proses pemungutan suara tersebut dapat dipantau dan disaksikan secara on-line," kata Hafiz Anshary. Pemilu kali ini diikuti oleh lima calon presiden yang akan menjabat selama enam tahun, bukan empat tahun seperti ketentuan periode jabatan sebelumnya. Berdasarkan hasil penghitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat Federasi Rusia, dari 99,99 persen suara yang telah masuk, calon kuat Vladimir Putin yang saat ini menjabat Perdana Menteri yang diusung oleh partai United Russia memperoleh 63,60 persen. Sementara Gennady Zyuganov yang merupakan Ketua Partai Komunis Rusia (KPRF) memperoleh 17,18 persen. Calon lainnya, Mikhail Prokhorov dari calon independen meraih 7,97 persen suara, Ketua Partai Liberal Demokrat Rusia (LDPR) Vladimir Zhirinovsky 6,22 persen, dan Ketua Partai Keadilan Rusia Sergei Mironov 3,86 persen. Terkait dengan hubungan biletaral Indonesia dan Rusia, Hafiz Anshary dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Belarus Djauhari Oratmangun sepakat bahwa Rusia merupakan salah satu mitra strategis bagi Indonesia. "Indonesia dan Rusia sama-sama memiliki kepentingan dan potensi yang besar untuk bekerjasama baik di bidang ekonomi, pariwisata, maupun pendidikan. Rusia merupakan bangsa yang mempunyai banyak kesamaan dengan Indonesia," kata Dubes Djauhari Oratmangun. Editor: Ella Syafputri COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Abdel Jalil terpilih lagi sebagai pemimpin NTC Libya Posted: 05 Mar 2012 11:37 AM PST Tripoli (ANTARA News) - Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya hari Senin memilih lagi Mustafa Abdel Jalil sebagai ketua dan mengangkat dua deputi pemimpin, kata sejumlah anggota NTC yang berkuasa kepada AFP. "Selama pertemuan hari ini, kami memilih lagi Mustafa Abdel Jalil sebagai ketua dan menunjuk Mustafa al-Huna sebagai deputi pertama dan Salim Qanan sebagai deputi kedua," kata Mustafa Landey, seorang pejabat NTC. Ia menambahkan, pemerintah sementara akan melanjutkan tugas sampai Libya memilih majelis konstituante pada Juni, delapan bulan setelah negara itu mengumumkan pembebasan dari rejim Muamar Gaddafi. Sidang pemungutan suara dan pemilihan pada Senin itu dilakukan sesuai dengan deklarasi konstitusi yang disahkan oleh NTC pada Agustus, kata Landey. "Ia terpilih dengan suara bulat," kata seorang pejabat lain NTC, Hassan Sghayir, kepada AFP, mengenai pemilihan Abdel Jalil. NTC, yang kini berkuasa di Libya, memelopori pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Gaddafi tahun lalu. Selama konflik, dewan itu mengatur permasalahan kawasan timur Libya yang dikuasai pemberontak dan melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel kekuasaan Gaddafi. Negara-negara besar yang dipelopori AS, Prancis dan Inggris membantu mengucilkan Gaddafi dan memutuskan pendanaan dan pemasokan senjata bagi pemerintahnya, sambil mendukung dewan pemberontak dengan tawaran-tawaran bantuan. Libya era Gaddafi digempur pasukan internasional sesuai dengan mandat PBB yang disahkan pada 17 Maret 2011. Sebanyak 21 kapal NATO berpatroli aktif di Laut Tengah sebagai bagian dari penegakan embargo senjata terhadap Libya pada saat itu. Aliansi 28 negara itu sejak 31 Maret 2011 juga memimpin serangan-serangan udara terhadap pasukan darat rejim Gaddafi. Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya dengan laporan-laporan mengenai serangan udara oleh pasukan Gaddafi, yang membuat marah Barat. Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) pada Kamis (20/10). Keresahan internasional meningkat berkaitan dengan kondisi tidak jelas seputar kematian Gaddafi yang tampaknya dieksekusi, setelah kota asalnya Sirte dikuasai pasukan NTC pada 20 Oktober. Sejumlah pihak, termasuk Ketua Komisi HAM PBB Navi Pillay, menyerukan penyelidikan untuk mengetahui kebenaran seputar kematian orang kuat Libya itu. (M014) Editor: B Kunto Wibisono COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan