Bahrain Perketat Keamanan Halau Demonstran Posted: 14 Feb 2011 04:31 AM PST MANAMA – Pasukan keamanan Bahrain bersiaga di seluruh penjuru ibukota dan desa Muslim Syiah yang berada di sekitarnya untuk menghadang demontrasi yang dilakukan pihak oposisi hari ini. Menurut saksi mata, demonstrasi di beberapa desa Syiah dimulai begitu mereka selesai shalat subuh pagi ini. Beberapa pos pemeriksaan menutup desa-desa dan beberapa unit kepolisian berpatroli di tempat-tempat perbelanjaan dan tempat umum lainnya pada Minggu (12/2/2011). Bahrain sejauh ini merupakan satu-satunya negara Arab di Teluk Persia yang dikelilingi oleh kerusuhan karena demonstrasi di Timur Tengah yaitu Mesir dan Tunisia, dan demonstrasi besar yang muncul di Aljazair, Yordania, dan Yaman. Polisi berjaga-jaga di setiap sudut Pearl di sekitar Manama, yang dianggap sebagai tempat yang memungkinkan untuk berdemonstasi. Menurut penuturan pra saksi yang dikutip The Wall Street Jurnal, Senin (14/2/2011), di Sitra desa Syiah, beberapa mil dari ibukota, polisi anti huru-hara berpatroli di sepanjang jalan. Pria, wanita dan anak-anak langsung berdemo begitu selesai melaksanakan shalat subuh namun dihalangi begitu mereka memasuki jalan raya. Mereka yang menolak membubarkan diri ditembak menggunakan gas air mata, suara bom dan peluru karet, dan beberapa diantara mereka ada yang terluka. Pihak berwenang Bahrain mengatakan bahwa pasukan keamanan mengeluarkan perlawanan yang sesuai dalam pertempuran yang dimulai Minggu (13/2/2011). "Jumlah polisi yang menghalangi sangat banyak, tapi kami memperlihatkan bahwa menggunakan kekerasan hanya akan membuat kami lebih kuat. Ini hanya permulaan, sore ini akan terjadi di seluruh wilayah Bahrain," kata Abdul Wahab Hussain, tokoh oposisi yang mengikuti demonstrasi. (faj) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Aktivis Mesir dan Militer Bicarakan Reformasi Posted: 14 Feb 2011 03:34 AM PST KAIRO - Aktivis dunia maya yang mengorganisir protes di Mesir melalui internet mengatakan, mereka telah membicarakan proses reformasi dengan pemerintah sementara Mesir yang dipegang oleh militer. Sebelumnya pada hari Minggu 13 Februari pihak militer telah membekukan konstitusi dan menjanjikan akan menulis ulang konstitusi tersebut dalam waktu 10 hari. Militer juga berjanji akan melakukan referendum dalam waktu dua bulan ke depan. Referendum atas konstitusi ini memang sejalan dengan keinginan perubahan menuju demokrasi yang diinginkan oleh para pengunjuk rasa. Mahkamah Agung Militer Mesir telah menentukan waktu enam bulan untuk pemerintahan sementara ini mengadakan pemilu nasional. Namun kabinet yang dibentuk oleh mantan Presiden Mubarak akan terus menjabat, karena baru saja ditunjuk 31 Januari lalu. "Kami telah bertemu dengan pihak militer mereka memberitahu pandangannya dan kami pun sebaliknya," ungkap eksekutif Google Wael Ghonim dan blogger Amr Salama dalam pernyataannya yang dikutip AFP, Senin (14/2/2011). Masih belum jelas apa yang dibicarakan oleh para aktivis ini. Ghonim sendiri naik pamornya setelah ditahan selama 12 hari oleh pihak berwenang. Ia menjadi dikenal luas lewat pengakuannya selama ditahan, dan memicu protes besar-besaran yang pada akhirnya menyebabkan Mubarak turun dari jabatan Presiden Mesir. Ghonim membantah dirinya saat ini memiliki ambisi politik mengingat dirinya kini dianggap sebagai pahlawan muda yang mendorong perubahan di Mesir. (faj) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan