KOMPAS.com - Nasional |
Sri Mulyani Maju, Bersihkan Nama Dulu Posted: 14 Feb 2011 01:14 PM PST Calon Presiden Sri Mulyani Maju, Bersihkan Nama Dulu Penulis: Maria Natalia | Editor: Pepih Nugraha Senin, 14 Februari 2011 | 21:14 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu penggagas organisasi Solidaritas Masyarakat Indonesia (SMI) Keadilan, Arbi Sanit mengatakan, jika Sri Mulyani Indrawati mencalonkan diri dalam Pemilu Pilpres 2014, maka selain mendapat dukungan dari publik, ia harus membersihkan namanya dari tuduhan-tuduhan tidak sehat yang melekat padanya. Salah satunya mengenai keterlibatannya dalam kasus Century. "Saya kira yang paling diperlukan Ibu Sri Mulyani adalah membersihkan tuduhan-tuduhan tidak sehat, tuduhan-tuduhan palsu pada dirinya, ya seperti pada kasus Century itu," ujar Arbi di Rumah Integritas, Senin (14/02/2011). Pembuktian bahwa Sri Mulyani tidak bersalah, lanjut Arbi, bisa dilakukan dengan mengekspose kehidupan keluarga dan kehidupan pribadi Sri Mulyani, bahkan kekayaannya. Hal ini agar bisa melihat adakah kekayaan Sri Mulyani yang didapat dari Century. "Diekspose keluarganya, kehidupan pribadi, dan kekayaannya. Berapa uang di bank, dilihat sumber uangnya, adakah dari Bank Century, nah itu dia sebagai pembuktian membersihkan namanya," kata Arbi. Nama Sri Mulyani sempat disebut sebagai salah satu orang yang bertanggungjawab dalam kasus bailout Century yang juga diduga melibatkan Wapres Boediono tahun 2009. Berbagai kecaman juga datang ketika Ia mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu dan menerima tawaran sebagai Managing Director, World Bank. Kirim Komentar Anda |
Tingkatkan Layanan kepada Warga Tionghoa Posted: 14 Feb 2011 01:10 PM PST Multikulturalisme Tingkatkan Layanan kepada Warga Tionghoa Penulis: Hindra Liu | Editor: Nasru Alam Aziz Senin, 14 Februari 2011 | 21:10 WIB KOMPAS/ARBAIN RAMBEY Warga Tionghoa Tangerang di daerah Pasar Lama. TERKAIT: JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan agar Kementerian Agama dan pemerintah daerah meningkatkan pelayanan kepada warga Tionghoa di Indonesia. Kepada Menteri Agama Suryadharma Alie dan para gubernur, Presiden meminta agar mereka menuntaskan permasalah yang tersisa terkait perlindungan dan pelayanan kepada umat Konghucu dalam tahun ini dan tahun mendatang. "Sejumlah masalah teknis dan administrasi di beberapa daerah, saya minta dapat benar-benar dituntaskan," kata Presiden dalam sambutan pada Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2562 yang digelar Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) di Balai Samudra, Jakarta, Senin (14/2/2011). Pada kesempatan tersebut, Presiden kembali menegaskan agar rakyat Indonesia selalu menjauhkan tindak kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan antarkomunitas dan antarumat beragama. Presiden meminta rakyat Indonesia selalu menjaga toleransi dan kerukunan. "Kalau ada masalah akidah agama, mari kita carikan solusi yang tepat dengan mendengarkan pandangan dari para pemuka agama. Mari kita cegah dan jauhi tindakan kekerasan dalam mengatasi permasalahan itu. Sebab kalau kita mudah terjebak dalam praktik tindak kekerasan dan main hakim sendiri, maka sesungguhnya kita merusak nilai, norma dan kaidah negara hukum yang menjunjung tinggi multikulturalisme," tutur Presiden. Pada perayaan tersebut, Presiden didampingi Wakil Presiden Boediono, Menteri Agama Suryadharma Alie, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pendidikan M Nuh, Menteri Peranan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Agum Gumelar, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo. Kirim Komentar Anda |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan