Republika Online |
Obama: Sekaranglah waktu yang Tepat bagi Gaddafi untuk Mundur Posted: 27 Feb 2011 05:45 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan bahwa pemimpin Libya Muammar Gaddafi telah kehilangan legitimasinya untuk memerintah dan mendesaknya untuk mengundurkan diri dari kekuasaan segera. Pernyataan Obama dilakukan setelah melakukan pembicaraan via telepon dengan Angela Merkel, kanselir Jerman. Pernyataan sekaligus menepis kritik bahwa Washington lambat merespons konflik Libya. "Ketika seorang pemimpin menggunakan kekerasan terhadap orangnya sendiri, maka ia telah kehilangan legitimasi untuk memerintah dan perlu melakukan apa yang benar untuk negaranya dengan meninggalkan (kekuasaan) sekarang," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, meringkas percakapan telepon Obama - Merkel. "Presiden dan Kanselir berbagi keprihatinan yang mendalam tentang pelanggaran l pemerintah Libya terhadap hak asasi manusia dan melakukan aksi brutal atas rakyatnya." Gedung Putih sebelumnya telah berhenti menyerukan Gaddafi untuk mundur, mengatakan - seperti di negara lain yang dilanda aksi demonstrasi - bahwa hanya warga Libya lah yang memiliki suara dalam memilih pemimpin mereka. "Kami selalu mengatakan bahwa masa depan adalah masalah bagi orang-orang Libya untuk memutuskan, dan mereka telah membuat dirinya jelas," kata Menlu AS, Hillary Clinton dalam sebuah pernyataan. "[Gaddafi] telah kehilangan kepercayaan dari rakyatnya dan ia harus pergi, tanpa pertumpahan darah dan kekerasan lebih lanjut." |
Dalam Buku Barunya, Wilders Bilang Islam Bukan Agama, Tapi... Posted: 27 Feb 2011 05:14 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM - Anggota parlemen Belanda yang juga dikenal sebagai seorang populis anti-Islam, Geert Wilders sedang menulis sebuah buku tentang sejarah Islam. Dalam buku yang menurut rencana bakal diterbitkan pertengahan tahun ini, ia berpendapat islam bukanlah agama tetapi ideologi belaka. Buku, yang semula akan diterbitkan pada semester pertama tahun 2011, kemungkinan baru akan diterbitkan pada semester kedua tahun ini, kata Wilders kepada situs berita NU.nl. Inisiatif untuk buku itu, Wilders mengatakan, berasal dari Amerika Serikat. Buku ini akan terbit dalam bahas Inggris, baru kemudian diikuti dengan terjemahan bahasa Belanda. Wilders juga mengungkapkan, proyek pembuatan buku ini adalah kelanjutan dari film pendek anti-Islam berjudul Fitna yang pernah menghebohkan dunia itu. Ia mengaku belum bisa mengatakan kapan buku itu akan selesai. Mengenai kerusuhan di dunia Arab, klaim politisi kanan-jauh ini, akan terus terjadi. "Maghribi dan Timur Tengah tak akan berubah menjadi negara demokratis kecuali orang-orangnya berpaling dari Islam," katanya. Ke depan, katanya, akan terus muncul pemimpin-pemimpin yang lebih buruk dari Hosni Mubarak dan ben Ali bahkan Moammar Gaddafi di negara-negara mayoritas Muslim. |
You are subscribed to email updates from Republika Online To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan