Isnin, 28 Februari 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Malam Nyepi, Warga Bali Bakar Gayus

Posted: 28 Feb 2011 07:29 AM PST

Malam Nyepi, Warga Bali Bakar 'Gayus'

Penulis: Muhammad Hasanudin | Editor: Glori K. Wadrianto

Senin, 28 Februari 2011 | 15:29 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Sosok Gayus Tambunan, terpidana kasus mafia pajak menginspirasi seorang warga Denpasar untuk menjadikannya ogoh-ogoh atau boneka raksasa sebagai simbol kejahatan yang akan diarak saat malam Nyepi, Jumat (28/2/2011) mendatang.

Komang Tanaya, warga Desa Penyobekan, Denpasar Timur ini rela merogoh kocek hingga Rp 700 ribu untuk merakit ogoh-ogoh berwajah mantan pegawai Ditjen pajak tersebut.

Ogoh-ogoh mirip Gayus ini ia namakan Kala Loba yang artinya makhluk serakah. Menurutnya, nama itu sesuai dengan apa yang telah dilakukan Gayus saat menggelapkan uang. "Kita terinspirasi dengan kejahatannya yang memperkaya diri untuk kepentingan sendiri dengan cara memakan uang rakyat," kata Komang kepada Kompas.com di rumahnya Jalan Kapten Sujana, Denpasar, Senin (28/2/2011) siang tadi.

Biasanya ogoh-ogoh berbentuk "buthakala" atau sosok makhluk yang menyeramkan. Namun Komang lebih memilih merakit ogoh-ogoh Gayus karena ia menganggap sifatnya lebih seram dari buthakala. "Kita tidak bikin (ogoh-ogoh) buthakala yang seram-seram, tapi kita membuat Gayus karena sifatnya seperti buthakala di dunia nyata," jelas pria berusia 39 tahun ini.

Ogoh-ogoh mirip Gayus setinggi 2 meter ini ia kerjakan bersama sejumlah murid sekolah dasar (SD) yang tinggal di sekitar rumahnya. Selain mendandani Gayus dengan kacamata dan wig khasnya ketika menonton tenis di Bali, Komang juga memasang borgol di lengan kanannya yang menandakan Gayus telah menjadi pesakitan di balik jeruji besi. Kedua tangan ogoh-ogoh Gayus pun dipasangi sejumlah uang pecahan Rp 100 ribu sebagai simbol keserakahannya.

Pada malam pengerupukan atau malam menjelang hari raya Nyepi nanti, Ogoh-ogoh Kala Loba Gayus ini akan diarak keliling kota Denpasar dan selanjutnya dibakar. "Akan diarak keliling Kodya Denpasar, setelah itu dibakar supaya sifat-sifat buruknya hilang," harap pria penggemar motor besar ini.

Bangkai ogoh-ogoh Gayus yang telah menjadi abu selanjutnya akan dilarung ke sungai dengan maksud supaya tidak muncul Gayus-Gayus yang lain di masa mendatang.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Gara-gara Berita, Wartawan Dikeroyok

Posted: 28 Feb 2011 07:17 AM PST

Kekerasan

Gara-gara Berita, Wartawan Dikeroyok

Editor: Glori K. Wadrianto

Senin, 28 Februari 2011 | 15:17 WIB

DOKUMENTASI PRIBADI

Subandi Arya, koresponden sebuah stasiun televisi swasta nasional dan surat kabar lokal Alkhairaat yang menjadi korban pengeroyokan mahasiswa.

MAKASSAR, KOMPAS.com - Subandi Arya, koresponden sebuah stasiun televisi swasta nasional dan surat kabar lokal Alkhairaat yang terbit di Poso, Sulawesi Tengah, Senin (28/02/2011) sekitar pukul 13.30 wita dipukuli oleh sekitar 20 orang mahasiswa Universitas Sintuvu Maroso (Unsimar), Poso.

Pemukulan awalnya terjadi mulai dari halaman kampus, kemudian Subandi dibawa ke ruangan Dekan Fisip Unsimar. Di dalam ruangan ia kemudian tetap dipukuli. Pemukulan berakhir ketika sejumlah mahasiswa lainnya menghentikan aksi itu.

Sesaat kemudian, Subandi dievakuasi oleh aparat intelijen dan keamanan dari Kepolisian Resor Poso dan  diamankan di Kantor Polres Poso. Aksi penganiayaan ini diduga terkait dengan pemberitaan di  Alkhairaat, edisi Jumat, 25 Februari 2011. Berita tersebut berjudul: Mahasiswa Rusak Fasilitas Kampus.

Berita ini terkait dengan protes pengelolaan dana kemahasiswaan di universitas milik Pemerintah Kabupaten Poso tersebut. Dalam berita tersebut Subandi menulis sejumlah anggota Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Unsimar menggelar aksi dengan membakar belasan kursi di halaman kampus, melempari kaca-kaca jendela ruangan rektorat.

Dalam aksi itu kelompok mahasiswa ini meminta Rektor Unsimar Lefran Mango mengundurkan diri dan tidak lagi mencalonkan diri pada pemilihan rektor periode 2011-2015.

Subandi mengutip seorang sumber mahasiswa bernama Khutbah, yang mengatakan bahwa aksi tersebut tidak lagi murni untuk kepentingan mahasiswa, karena sudah mengarah kepada pembunuhan karakter Rektor Unsimar. Berita itu menurut kelompok mahasiswa tadi keliru. Mereka menyebutkan bahwa aksi mereka murni untuk kepentingan mahasiswa.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan