Isnin, 28 Februari 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Kurang Pengetahuan Uji Kehamilan Bisa Membahayakan

Posted: 28 Feb 2011 06:33 AM PST

New York (ANTARA News) - Berdasarkan penelitian terbaru mengenai kehamilan dan kesuburan menunjukkan bahwa banyak perlengkapan rumahan yang digunakan untuk memperkirakan kesuburan wanita, keandalan sperma pria atau kepastian jenis kelamin bayi untuk memastikan akurasi perkiraan itu.

Trio peneliti dari John Hopkins Medical Institutions di Baltimore, AS, mengamati lusinan produk dari serangkaian aplikasi, termasuk tes kehamilan, pemeriksaan genetik dan berbagai macam pengukuran yang digunakan untuk menentukan kapan waktu pembuahan.

"Banyak dari aplikasi-aplikasi itu bagus dan menyajikan tujuan positif, tetapi beberapa diantaranya tidak, dan meski banyak keluhan yang keliru kepada pasien," ujar Paul Brezina, salah seorang dari pemimpin penelitian yang hasilnya dipublikasikan pada "Fertility and Sterility."

Timnya menganalisis makalah medis, mesin pencari online, dan berbicara pada pabrik untuk mengakses kualitas bukti yang tersedia bagi setiap produk.

Biasanya, selama masa pengujian kehamilan untuk mengukur tingkat hormon dalam air seni terdapat pada sejumlah produk yang lebih andal.

"Uji kehamilan menjadi subjek penelitian ilmiah dan menjadi ukuran umum yang ditujukan untuk menjamin keakurasian prediksi itu," tulis mereka seperti dikutip Reuters.

Hal sama  berlaku juga untuk pemantau kesuburan yang menggunakan konsentrasi hormon untuk memprediksi kapan selayaknya melakukan pembuahan.

Namun sejujmlah produktif konsumtif lainnya yang digunakan untuk memprediksi pembuahan, seperti tes untuk menganalisa air liur atau keluaran vagina, tak bisa diandalkan, demikian hasil penelitian-penelitian independen memastikan keakurasian itu.

Persoalan sama terdapat pada produk-produk untuk mengidentifikasi jenis kelamin bayi. "Kami mengamatinya secara mendalam dan kami tak mampu menemukan data apapun," tambah Brezina.

Beberapa pakar mengatakan bahwa dalam sejumlah kasus, kekurangakuratan bisa membahayakan.

"Yang memprihatinkan pengujian-pengujian ini adalah kurang menjamin, karena (orang yang menggunakan tes) tidak ingin cepat mencari perawatan yang memadai," ujar Jackie Gutmann, pakar kesuburan pada Reproductive Medicine Associates Philadelpia yang ikut dalam penelitian itu. (*)
yudha

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Theo : Dipo Alam-Media Group Sebaiknya Damai

Posted: 28 Feb 2011 06:08 AM PST

Sekkab Dipo Alam (ANTARA News)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Theo L Sambuaga mengimbau Sekretaris Kabinet Dipo Alam dan Media Group yang menerbitkan Suratkabar Media Indonesia serta Televisi Berita Metro TV agar menempuh jalan damai.

"Pihak Dewan Pers sebaiknya menginisiasi dan memediasi jalan damai itu, dengan mengemukakan sejumlah alasan obyektif bagi upaya menegakkan kemerdekaan serta kebebasasn pers yang mendukung dinamika kemajuan berbangsa yang demokratis," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Memang, menurutnya, sebelum persoalan ini mengemuka dan diangkat terus menerus oleh berbagai media, seolah Dipo Alam terkesan telah berbuat arogan dengan menginstruksikan kepada semua instansi negara agar melakukan pemboikotan terhadap pers yang menjelek-jelekkan pemerintah.

"Tetapi kemudian kan kita mengikuti ada penjelasan dan klarifikasi dari Saudara Dipo Alam, bahwa tak ada kata boikot, dan yang bersangkutan pun tak mengharamkan kritik. Ini sudah langkah maju," ujar mantan Ketua Komisi I DPR RI (bidang Informasi dan Komunikasi) ini.

Theo Sambuaga yang merupakan senior Dipo Alam di Universitas Indonesia (UI), juga mengingatkan para pihak untuk lebih elegan maju bersama mencari solusi, serta jalan damai.

"Dewan Pers adalah sarana tepat untuk menuju solusi dan jalan damai bersama tersebut. Lalu ada kesepakatan baru yang lebih dinamis serta kondusif untuk kepentingan bersama membangun kehidupan demokrasi lebih baik," tandasnya.

Sebab, menurut Theo Sambuaga, kita sudah sepakat, dan ini merupakan komitmen nasional, negeri ini akan terus menegakkan kemerdekaan serta kebebasan pers.

"Tak akan ada lagi aral untuk itu. Dan jika ada pihak yang coba-coba kembali ke pola rezim otoritarian dengan membungkan pers, itu harus dilawan," tegas mantan Presiden Komisi Politik dan Perlucutan Senjata Uni Parlemen Sedunia (`Inter-Parliamentary Union, IPU`) ini.

Sebagaimana diketahui, baik Theo Sambuaga maupun Dipo Alam, begitu populer ketika di masa masing-masing menjadi pimpinan Dewan Mahasiwa (Dema) Univesitas Indonesia (UI).

Theo Sambuaga dkk, termasuk Hariman Siregar menjadi tokoh yang terlibat Gerakan `Malari` atau malapetaka Limabelas Januari 1974.

Lalu, Dipo Alam dkk, merupakan salah satu aktivis mahasiwa yang tampil sesudah itu, yakni pada angkatan 1976, di antaranya mendukung calon presiden alternatif, Ali Sadikin.

Akibat gerakan-gerakan itu, baik Theo Sambuaga maupun Dipo Alam pernah berurusan dengan penahanan pihak aparat pada rezim Orde Baru.(*)

(ANT/M036)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan