KOMPAS.com - Regional |
Penumpang Citilink Sudah Diberangkatkan Posted: 06 Apr 2013 07:52 AM PDT Penumpang Citilink Sudah Diberangkatkan Penulis : Ingki Rinaldi | Sabtu, 6 April 2013 | 14:52 WIB PADANG, KOMPAS.com — Calon penumpang maskapai penerbangan Citilink rute Padang-Jakarta, telah diberangkatkan pada Sabtu (6/4/2013) pagi. Seperti sebelumnya diwartakan Kompas, para calon penumpang itu sedianya diterbangkan pada Jumat (5/4/2013) malam. Akan tetapi, penerbangan malam itu dibatalkan menyusul insiden pecah ban pesawat Citilink rute Jakarta-Padang di Bandara Internasional Minangkabau, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, pada Jumat malam seusai melakukan pendaratan. Insiden itu sempat membuat beberapa penerbangan dialihkan sementara menyusul kondisi landasan yang untuk sementara tidak bisa dipergunakan selama beberapa jam. Adapun puluhan calon penumpang rute Padang-Jakarta, pada Jumat malam itu diinapkan pada salah satu hotel di Kota Padang. Salah seorang penumpang Citilink rute Padang-Jakarta yang Sabtu pagi diberangkatkan, Andi Sunardi (50), saat dihubungi menyebutkan, sebagian penumpang diterbangkan dengan maskapai lain dan sebagian lainnya dengan pesawat Citilink.
|
Pemulung Ini Kembalikan Emas Rp 300 Juta kepada Pemiliknya 2 Posted: 06 Apr 2013 07:50 AM PDT Pemulung Ini Kembalikan Emas Rp 300 Juta kepada Pemiliknya (2) Penulis : Kontributor Denpasar, Muhammad Hasanudin | Sabtu, 6 April 2013 | 14:50 WIB DENPASAR, KOMPAS.com — Ahmad (17), seorang pemulung di Denpasar, Bali, mendadak jadi buah bibir setelah ia mengembalikan perhiasan emas senilai Rp 300 juta kepada pemiliknya. Ahmad menemukan emas-emas itu dalam tiga kotak yang berada di tumpukan sampah yang diangkutnya (Baca: Pemulung Ini Kembalikan Emas Rp 300 Juta ke Pemiliknya) Ahmad, yang baru satu bulan mengadu nasib di "Pulau Dewata" ini, berasal dari keluarga petani di Desa Kesambi Rampak, Kapongan, Situbondo, Jawa Timur. Ia putra ketiga pasangan Sali dan Akmauwiyah. Sejak kecil, ia terbiasa hidup prihatin. Orangtuanya yang hanya bekerja sebagai petani harus membiayai tujuh anak. Keterbatasan ekonomi dan kemampuan finansial pun membuat Ahmad tak bisa melanjutkan pendidikan ke SMA. Ia menamatkan pendidikan terakhirnya di MTs Nurul Hikam, Situbondo. "SMA berhenti enggak ada biayanya," ujar Ahmad saat ditemui di tempat kerja sekaligus tempat tinggalnya, Bank Sampah Arta Ayu, Denpasar, Sabtu (6/4/2013) siang. Setelah menamatkan pendidikan menengah pertamanya, Ahmad bekerja serabutan dengan menjadi buruh bangunan. "Apa saja dilakonin yang penting halal," ujar Ahmad. Sekitar sebulan lalu, ia mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai pemulung di Bali oleh teman sekampungnya. Tanpa pikir panjang, Ahmad langsung menyambut tawaran itu. Gaji yang diterimanya sebesar Rp 700.000 per bulan. Ia cukup bersyukur karena dengan penghasilannya, Ahmad dapat menyisihkan untuk dikirimkan kepada orangtua di Situbondo. Ia masih berharap dapat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Saat ditanya cita-citanya, Ahmad dengan semangat menjawab, "Kepengen jadi wartawan. Dari SD ditanyain guru cita-citanya apa, pengen jadi wartawan, soalnya suka lihat berita," ungkapnya. (Selesai) Baca juga: Editor : Inggried Dwi Wedhaswary |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan