KOMPAS.com - Internasional |
Newsweek: Obama "Presiden Gay Pertama" Posted: 14 May 2012 04:17 AM PDT Newsweek: Obama "Presiden Gay Pertama" | Kistyarini | Senin, 14 Mei 2012 | 11:17 WIB WASHINGTON, KOMPAS.com - Majalah Newsweek "merayakan" dukungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama terhadap pernikahan sesama jenis pekan lalu dalam sampul edisinya yang terbit Minggu (13/5/2012). Sampul majalah itu menampilkan Obama dengan "halo" (lingkaran cahaya) berwarna pelangi. Judul besar pada sampul itu adalah "The First Gay President", yang artikelnya ditulis oleh Andrew Sullivan, seorang penulis Newsweek yang secara terbuka menyatakan dirinya seorang gay. Dalam artikel itu, Sullivan itu mengatakan, pengumuman Obama itu sudah dipersiapkan selama bertahun-tahun. Sullivan juga menulis bahwa Obama memiliki banyak persamaan dengan komunitas gay. "Dia harus menemukan identitas hitamnya kemudian melakukan rekonsiliasi dengan keluarganya yang berkulit hitam, sama seperti kaum gay yang menemukan identitas homoseksual mereka dan kemudian menyatukannya kembali dengan keluarganya yang heterseksual," tulis Sullivan. Menyusul dukungan Obama terhadap pernikahan gay, Sullivan menuls tentang pentingnya pengumuman Obama itu. "Hari ini Obama melakukan hal yang melebihi langkah logis. Dia menanggalkan rasa takut," tulisnya. "Dia jelas siap membiarkan keping-keping politik jatuh. Karena itulah kita memilihnya. Itulah perubahan yang kita percaya." Seperti diketahui, dalam kampanyenya pada 2008, Obama mengusung slogan "Change We Believe In". Sejak pernyataan kontroversial Obama tentang pernikahan gay itu, dunia media penasaran dengan bagaimana pemimpin redaksi Newsweek Tina Brown menyambutnya. The New Republic, sebuah majalah politik, budaya dan seni, bahkan menampilkan beberapa "saran" untuk sampul pilihan Newsweek. Melalui Twitter, Brown, yang juga memimpin laman berita The Daily Beast, menyatakan, "Obama berhak mendapatkan setiap pita dalam 'halo' pelangi ini." Majalah lain yang menyambut pernyataan Obama itu di antaranya The New Yorker. Edisi depan majalah itu akan bergambar sampul Gedung Putih dengan tiang bercat warna pelangi. |
49 Mayat Tanpa Kepala Dibuang di Jalan Raya Posted: 14 May 2012 02:37 AM PDT MONTERREY, KOMPAS.com — Empat puluh sembilan tubuh yang terpotong ditemukan tercecer di sebuah jalan raya yang menghubungkan Kota Monterrey dengan perbatasan Meksiko dengan Amerika Serikat. Mayat-mayat itu ditemukan oleh patroli militer pada Minggu (13/5/2012) tengah malam, menurut pejabat negara bagian Nuevo Leon. Ada yang dimasukkan ke dalam kantong sampah, tetapi ada pula yang tercecer di jalanan, seperti dibuang begitu saja dari truk sampah. Semua mayat itu ditemukan tanpa kepala, tangan, dan kaki, seperti dilaporkan The Washington Post, Senin (14/5/2012). Sebuah coretan yang ditinggalkan di antara mayat-mayat itu merupakan pesan dari geng narkotika Zeta yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu, kata Jorge Domene, juru bicara pemerintah negara bagian. Pesan itu juga berisi ancaman terhadap pemerintah dan pesaing utama Zeta, kartel Gulf dan bos kartel Sinaloa, Joaquin "El Chapo" Guzman. Pesan itu ditandatangani oleh para pemimpin utama Zeta, Miguel Angel Trevino Morales alias "Z-40" dan Heriberto "El Lazca" Lascano Lazcano, ungkap Domene. "Benar-benar tindakan barbar," kata Domene, seperti dikutip The Post. Semakin dekatnya pemilihan presiden Meksiko, yakni tujuh pekan mendatang, kekerasan mafia narkotika tampaknya terus meningkat. Pekan lalu, 18 tubuh yang terpotong-potong ditemukan di dalam sebuah mobil di jalan raya dekat Guadelajara, kota terbesar kedua di Meksiko. Media lokal mengatakan, banyak korban yang sama sekali tidak terkait perdagangan narkoba. Zeta juga mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan itu. Menurut geng itu, pembunuhan itu merupakan pembalasan atas pembunuhan terhadap 23 anggota mereka di kota perbatasan Nuevo Laredo, bulan ini. "Semua itu merupakan bagian dari strategi untuk mendapatkan perhatian," kata Javier Trevino, mantan wakil gubernur Nuevo Leon. Proses identifikasi korban-korban pembunuhan pada Minggu itu bakal berjalan sulit mengingat tidak ada kepala ataupun sidik jari untuk proses identifikasi. Para korban diperkirakan masih terkait organisasi narkoba karena pada badan mereka terdapat tato Malaikat Kematian, sosok yang dipuja-puja di kalangan dunia kriminalitas bawah tanah Meksiko. Jaksa Agung Nuevo Leon, Adrian de la Garza, mengatakan bahwa para korban kemungkinan dibunuh dua hari sebelum ditemukan. Pembunuhan diduga kuat dilakukan di tempat lain sebelum mayat-mayat itu dibuang ke San Juan. De la Garza mengatakan, tidak tertutup kemungkinan korban-korban pembunuhan sadis itu merupakan orang-orang yang hendak bermigrasi ke AS. Berdasarkan penyelidikan sementara, mayat-mayat itu tampaknya dibawa melalui jalan-jalan tak beraspal yang mengitari tanah-tanah pertanian dan peternakan di daerah itu, kata Domene. Menghentikan kekerasan yang menghantui negara itu dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu janji kampanye pada calon-calon presiden. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan