Ahad, 13 Mei 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Uganda tangkap komandan senior Tentara Perlawanan Tuhan

Posted: 13 May 2012 07:26 PM PDT

Tentara Uganda, yang sedang mencari jejak buronan pemimpin Lord Resistance Army (LRA), berjalan di sebuah hutan yang berbatasan dengan Republik Afrika Tengah (CAR), Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo, dekat sungai Chinko, Rabu (18/4)(REUTERS/Justin Dralaze)

Berita Terkait

Kampala (ANTARA News) - Angkatan Darat Uganda telah menangkap seorang komandan senior Tentara Perlawanan Tuhan, Sabtu (12/5), di dekat perbatasan Republik Afrika Tengah, kata militer Uganda, Minggu (3/5).

Letnan Jenderal Katumba Wamala, Panglima Pasukan Darat Uganda, mengatakan kepada Xinhua melalui telepon bahwa Caesar Acellam ditangkap di Sungai Boma, Sabtu pagi, di hutan sepanjang perbatasan Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Republik Afrika Tengah (CAR).

"Ia ditangkap oleh tentara kami saat ia berusaha menyeberangi Sungai Boma. Kami menahan dia sekarang, itu adalah prestasi besar buat tentara yang sedang memburu LRA (Lord`s Resistance Army) dan kelompok Kony di hutan," kata Wamala.

Ia menggambarkan penangkapan tersebut sebagai pukulan besar terhadap kelompok pemberontak itu.

Ia mengatakan Acellam akan diterbangkan ke Uganda tapi tak menjelaskan kapan itu akan dilakukan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin pagi.

Militer Uganda, yang didukung oleh tentara AS, memburu pemberontak LRA di bagian timur-laut DRC dan CAR.

Uni Afrika pada April juga mengerahkan lebih dari 5.000 prajurit dari Uganda, DRC, Sudan Selatan dan CAR untuk memburu kelompok yang telah mengakibatkan kekacauan di sepanjang perbatasan DRC, CAR dan Sudan Selatan.

Militer Uganda baru-baru ini menyatakan pemimpin LRA Joseph Kony, yang juga dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional karena kejahatan perang dan kejahatan terhadap umat manusia, bersembunyi di Sudan --tempat ia berusaha memperoleh dukungan militer.

Selama lebih dari dua dasawarsa sampai 2006, LRA menimbulkan kekacauan di Uganda utara dengan membunuh puluhan ribu orang dan membuat lebih dari dua juta orang lagi kehilangan tempat tinggal.

Setelah perburuan militer secara gencar, kelompok tersebut meninggalkan negeri itu melalui Sudan Selatan dan sekarang dilaporkan bersembunyi di hutan DRC dan CAR.

Menurut militer Uganda, kekuatan LRA sudah terkikis dan kini hanya memiliki sebanyak 200 senjata.
(C003)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Calon anggota parlemen dibunuh di Libya selatan

Posted: 13 May 2012 07:07 PM PDT

Ilustrasi (FOTO ANTARA/REUTERS/Zohra Bensemra/djo/11)

Satu geng bersenjata di dalam lima mobil mengikutinya setelah dia mendaftar di komisi pemilu. Mereka mengepung dan membunuhnya

Berita Terkait

Tripoli (ANTARA News ) - Calon anggota majelis konstituante dalam pemilu mendatang dibunuh di padang pasir Libya selatan, Ahad, tak lama setelah mengirimkan surat pendaftaran.

"Saleh Abu Khaled dibunuh 30 kilometer (22 mil) dari Ubari," kata wakil ketua Komisi Keamanan Tinggi Mohammed Saleh kepada AFP, di Libya selatan.

"Dua orang bepergian dengan Saleh Abu Khaled di dalam mobil mampu melarikan diri," katanya dan menambahkan bahwa penyelidikan kini sedang berlangsung.

Seorang pejabat dari Komisi Pemilihan Tinggi Nasional dan seorang pejabat tinggi keamanan mengkonfirmasi pembunuhan itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Sementara, Dewan Transisi Nasional yang berkuasa telah berjanji untuk mengadakan pemilihan guna mengisi 200 kursi majelis konstituen pada 19 Juni.

Sebanyak 120 kursi di parlemen disediakan untuk calon independen, sedangkan 80 sisanya terbuka untuk partai politik.

Lebih dari 1,5 juta warga Libya telah terdaftar untuk memilih dalam pemilu tersebut guna membentuk Kongres Umum Nasional.

Sorotan terhadap kekerasan, seperti serangan mematikan terhadap markas pemerintah pekan lalu, telah mencuatkan keprihatinan atas kemampuan pihak berwenang untuk mengamankan pemilu pertama setelah puluhan tahun di bawah kediktatoran pemimpin Muamar Gaddafi.
(H-AK)

Editor: Heppy

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan