Sindikasi welcomepage.okezone.com |
Ngaku 9 Kali Kirim Surat, CIMB Niaga "Lepas Tangan" Kasus Falcon Posted: 10 Nov 2011 01:50 AM PST JAKARTA - Sebagai bank kustodian yang memasarkan reksa dana PT Falcon Asia Resourches Management, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mengaku telah mengingatkan Falcon untuk menambah asetnya menjadi Rp25 miliar agar tidak dilikuidasi. Dengan begitu, pihaknya pun enggan dikaitkan terlibat dalam tanda tangan. "Sebagai bank kustodian, perseroan bahkan telah meminta klarifikasi oleh Falcon sebanyak sembilan kali, terkait dana kelolaan reksa dana yang asetnya tidak juga mencapai Rp25 miliar. CIMB juga telah melaksanakan prinsip kehati-hatian. Kita juga mengajak nasabah (Falcon) untuk meminta tanggung jawab kepada manajemen Falcon," ungkap Senior Vice President Head of Securities Services Bank CIMB Niaga Agus Susanto di kantornya, Jakarta, Kamis (10/11/2011). Karena telah berhati-hati inilah, pihaknya tidak mau disalahkan dalam kasus penggelapan dana nasabah reksa dana PT Falcon Asia Resources Management. Menurut CIMB, pemalsuan ini murni kesalahan oknum manajemen Falcon karena adanya tanda tangan palsu. "Pemalsuan tanda tangan bahkan sudah diakui oleh manajemen Falcon dalam pertemuan di Hotel Sari Pan Pacific 6 Mei," lanjutnya. CIMB Niaga, lanjut Agus, juga telah melakukan berbagai pertemuan dengan investor maupun Bapepam-LK, baik di bulan Februari maupun di bulan Maret lalu. Hasil pertemuan di bulan Maret inilah yang memutuskan pihaknya akhirnya mengadukan permasalahan ini ke Kepolisian. "Setelah itu, kami kembali melakukan pertemuan atas undangan Falcon pada 6 Mei lalu. Di sana, mereka bersedia melakukan restrukturisasi dan mengakui mereka telah memalsukan tanda tangan investor saat proses pencairan," pungkasnya. (wdi) Full content generated by Get Full RSS. |
Kemampuan Membaca Remaja Indonesia Rendah Posted: 10 Nov 2011 01:47 AM PST JAKARTA - Skor rata-rata kemampuan membaca remaja Indonesia menempati rangking 57 atau lebih rendah dari Montenegro, Yordania, dan Tunisia. Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ella Yulaelawati mengatakan, skor rata-rata kemampuan membaca remaja Indonesia adalah 402, di bawah skor rata-rata negara yang masuk Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Katanya, Indonesia menempati ranking ke 57 dari 62, dibawah Montenegoro, Yordania, dan Tunisia. Salah satu penyebabnya adalah maraknya acara talkshow di televisi yang mencermin budaya berbicara lebih kuat di masyarakat Indonesia ketimbang budaya membaca. Dirinya menambahkan, untuk menumbuhkannya dapat dilakukan dengan memunculkan taman bacaan masyarakat (TBM). TBM menyediakan buku-buku sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Pemerintah juga akan mengembangkan TBM di pusat perbelanjaan yang dinamai TBM @ Mall di mana pemerintah menyediakan hibah Rp70 juta. Jika dilengkapi dengan pembelajaran komunitas dan aktivitas-aktivitas lain, disediakan dana Rp200 juta. Dalam TBM yang juga berfungsi sebagai Balai Belajar Bersama ini, pengunjung tidak hanya dapat membaca berbagai buku pengetahuan dan terapan, tapi juga bisa belajar fotografi, memasak, merajut, dan berbagai keterampilan lainnya. Ella menyatakan, TBM@Mall merupakan salah satu program Kemendikbud untuk meningkatkan budaya baca masyarakat Indonesia karena untuk membudayakan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia susah sekali. Deputi Menko Kesra bidang Pendidikan dan Agama Agus Sartono selaku Ketua Harian Pendidikan untuk Semua (PUS) Nasional mengatakan, kemelekaksaraan salah satu kontribusi dalam penilaian Human Development Index (HDI). "Karena itu, pemerintah Indonesia menyepakati Konvensi Dakkar yang salah satu isinya menurunkan angka buta aksara minimal lima persen dari jumlah penduduk Indonesia," ujarnya. Taman bacaan masyarakat, kata mantan Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kemendikbud itu, merupakan salah satu program kementerian pendidikan untuk mendukung kemelekaksaraan penduduk buta aksara. "Jadi, setelah penduduk buta aksara bisa membaca dan menulis, untuk tetap mempertahankan agar mereka melek aksara, perlu diberikan bahan bacaan dan TBM inilah wadahnya," kata Agus. Dia menyebutkan, pendidikan untuk semua merupakan target pencapaian pendidikan nasional pada program tahun 2010–2014, yang meliputi enam bidang secara berurutan PAUD, Pendidikan Dasar, Keaksaraan, Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Mutu Pendidikan. "Saat ini tercatat sekira 5.000 TBM di seluruh Indonesia berpotensi mengembangkan program literasi lokal dari komunitas lokal. Selama ini, sejumlah fasilitas membaca, seperti perpustakaan, terasa menakutkan karena terkesan hanya orang yang bersekolah yang bisa menikmatinya," imbuhnya. Katanya, TBM dapat mengakses berbagai referensi, sekaligus menjadi wadah bagi komunitas untuk beraktivitas sesuai karakter dan potensi daerah tersebut. Taman-taman bacaan yang ada perlu difasilitasi untuk berbagai praktik cerdas dan terbaik pengelolaan sehingga taman bacaan dapat dikelola secara lebih kreatif dan profesional.(Neneng Zubaidah/Koran SI/rfa) Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi welcomepage.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan