Khamis, 10 November 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Peringatan berdirinya Keraton Yogyakarta digelar di TMII

Posted: 10 Nov 2011 07:01 AM PST

ilustrasi sejumlah penari menampilkan tarian saat pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) XXIII, di Kawasan Kraton Yogyakarta. (ANTARA/ Wahyu Putro A)

Berita Terkait

Sleman (ANTARA News) - Peringatan berdirinya Keraton Yogyakarta atau "Hadeging Nagari Ngayogyakarta" ke-264 tahun 2011 bakal digelar di anjungan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada Minggu 13 November 2011.

"Salah satu kegiatan untuk mendukung acara tersebut adalah `Gelar Seni Budaya Yogyakarta` yang menampilkan kirab dan pagelaran seni dari prajurit kraton, prajurit pakualaman dan kesenian dari kabupaten/kota se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata Kepala Bidang Kesenian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman Edy Winarta, Kamis.

Menurut dia, dalam kesempatan tersebut kontingen Kabupaten Sleman akan menampilkan tarian garapan dengan judul "Greget Kuntul" dari Dusun Kemiri, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem.

"Kontingen Sleman tersebut melibatkan sebanyak 45 orang yang terdiri atas 14 penari, 18 bregada prajurit (pasukan tradisonal), 10 pemusik dan dua orang pendamping," katanya.

Ia mengatakan, tarian garapan berjudul "Greget Kuntul" berpijak pada kesenian tradisional "Angguk Kipas" yang pada saat ini berkembang di dusun Kemiri, Purwobinangun Pakem.

"Angguk Kipas merupakan seni tradisional kerakyatan yang bernapaskan agama Islam yang dikembangan masyarakat," katanya.

Edy mengemukakan, seni pertunjukan ini pada awalnya hanya dimainkan oleh beberapa anak muda laki-laki yang menari dan menyanyi.

"Namun pada perkembangannya saat ini para gadis juga mulai turut berperan dan banyak yang tertarik untuk ikut menari dan menyanyi," katanya.

Ia mengatakan, untuk instrumen musik yang banyak digunakan adalah terbang, kendang, jidor yang disertai dengan syair-syair nyanyian dari Kitab Barzanji.
(U.V001/I007)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Penghulu di Pekanbaru atur strategi hadapi 11-11-11

Posted: 10 Nov 2011 05:44 AM PST

Pekanbaru (ANTARA News) - Penghulu di Pekanbaru, Riau, mengatur strategi untuk menghadapi banyaknya pasangan akan menikah pada Jumat tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 (11-11-11), dengan memberikan edaran tentang waktu terhadap satu pasangan satu jam.

"Kita sudah kirim surat kepada calon pasangan akan menikah untuk menyiapkan diri pada waktu yang sudah ditentukan," ungkap Damhir, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru kepada ANTARA Kamis di Pekanbaru.

Menurut Damhir, jika pada waktu yang ditentukan mempelai belum siap maka, dalam surat itu dibuat pernyataan akan ditunda pernikahannya, karena jumlah akan dinikahkan sangat banyak.

Ia menyebutkan untuk mengatasi permasalahan saat pernikahan, maka KUA memberikan waktu satu jam kepada setiap pasangan pengantin.

"Kita mulai beraksi pukul 07.00 wib dan sampai pukul 00.00, dan waktunya sudah terjadwal semua, makanya dalam surat tersebut juga diingatkan," katanya

Ia mengatakan, jika mengalami keterlambatan satu pasangan maka semuanya akan berakibat, karena kadang-kadang terjadi masalah dalam mengucapkan ijab kabulnya, sehingga diperlukan waktu agak lama.

Biaya pernikahan di setiap Kecamatan di Pekanbaru hanya Rp30 ribu. Biaya itu dikeluarkan untuk tarif pencatatan nikah sedangkan untuk tarif penghulu tidak ada ketentuan yang mengikat.

"Kalau masalah tarif penghulu, tidak ada ditentukan dari KUA ataupun Kemenag, yang jelas berapa dikasih di lapangan nantinya," ucapnya.

Ia mengatakan penghulu atau dengan nama lain, Pembantu Pegawai Pencatatan Nikah (P3N) terdiri atas honorer dan PNS. Penghulu PNS berkedudukan di kantor KUA, sedangkan honorer menduduki satu kelurahan tertentu dalam satu kecamatan.

"Penghulu honorer ini diangkat dengan Surat Keputusan (SK) KUA berlaku selama tiga tahun. Mereka ini merupakan perpanjangan tangan KUA di setiap KUA, berkewajiban melayani dan mencatat peristiwa nikah di wilayah kerjanya masing-masing.

Para penghulu honorer tidak mendapatkan gaji dari KUA ataupun Pemda, namun mereka boleh menerima uang dari pelaksanaan pernikahan dengan besaran tidak ditentukan dan berdasarkan atas kesepakatan dengan keluarga mempelai.

"Jadi memang tidak ada ketentuan soal biaya pelaksanaan pernikahan oleh penghulu, yang ditetapkan itu biaya pencatatan peristiwa nikah sebesar Rp30 ribu," jelas Damhir.

KUA juga mengingatkan kepada seluruh penghulu yang akan bertugas pada Jumat 11 September, agar memanfaatkan waktu sebaik mungkin demi menyelesaikan masalah pernikahan yang membludak tersebut.

"Kita menginstruksikan agar semua penghulu bisa bekerja dengan seoptimal mungkin," ujar Damhir.

Begitu juga dengan KUA lainnya di Pekanbaru yang hanya memiliki tiga orang penghulu disetiap Kantor Urusan Agama, dan sudah mengatur waktu dan jadwal akad nikah setiap pasangan, untuk meminimalizir waktu.
(ANT-289/K005)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan