Rabu, 2 Mac 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Obama "Marah" Atas Serangan di Jerman

Posted: 02 Mar 2011 08:46 PM PST

Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang "sedih" dan "marah" mengecam serangan orang bersenjata Rabu terhadap bus Angkatan Udara AS di bandara Frankfurt yang menewaskan dua pilot AS dan melukai dua lainnya.

Obama, yang muncul secara mengejutkan di ruang briefing Gedung Putih, mengatakan bahwa pemerintah AS akan "bekerja keras" untuk memastikan seputar serangan tersebut, demikian AFP melaporkan.

"Saya sedih dan marah terhadap serangan ini," tambahnya, mengungkapkan kesedihannya atas hilangnya nyawa dan mengharapkan "kesembuhan segera" bagi yang terluka.

"Kami akan bekerja keras untuk mempelajari bagaimana peristiwa mengejutkan ini terjadi."

Pilot tersebut merupakan bagian dari tim Aparat Keamanan yang melakukan perjalanan dengan bus dari Bandara Internasional Frankfurt menuju Pangkalan Udara Ramstein, markas besar Angkatan Udara AS di Eropa.

Mereka dalam perjalanan untuk mendukung "Operasi Darurat Luar Negeri" -- kemungkinan besar perang di Afghanistan -- kata USAFE dalam sebuah pernyataan.

Nama-nama mereka yang terbunuh dirahasiakan sampai keluarga mereka diberitahu.

"Kami sedih atas kepergian  para anggota dinas pemberani kami yang dengan keji ditembak mati," kata juru bicara Pentagon Geoff Morrell dalam sebuah pernyataan mengutuk "serangan pengecut"
itu.

Obama mengatakan Amerika Serikat akan bekerja sama dengan pihak berwenang Jerman "untuk memastikan bahwa semua pelaku dibawa ke pengadilan," menggambarkan serangan terhadap anggota angkatan bersenjata AS di luar negeri sebagai "peringatan nyata" tentang pengorbanan yang mereka berikan.

Pihak berwenang Jerman mengatakan penyerang berusia 21 tahun dan berasal dari Kosovo di Eropa bagian tenggara yang  mayoritas Muslim. Ia ditangkap di gedung terminal masih membawa sejumlah besar amunisi dan pistolnya.

Duta Besar Jerman untuk Amerika Serikat Klaus Scharioth mengatakan dia "terkejut dan sangat sedih" atas insiden tersebut dan menyatakan "simpati yang mendalam" kepada para pejabat tinggi AS. (ANT/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

China Evakuasi 36.000 Warganya dari Libya

Posted: 02 Mar 2011 08:18 PM PST

Beijing (ANTARA News) - China mengatakan telah mengevakuasi hampir 36.000 warganya dari Libya yang dilanda kerusuhan, disamping lebih dari 2.000 orang dari beberapa negara lain, dalam operasi luar negeri terbesar yang pernah dilakukan Beijing.

"Semua warga China yang ingin kembali dan orang-orang yang keberadaannya diketahui oleh kementerian luar negeri telah dievakuasi dari Libya," kata Wakil Menteri Luar Negeri Song Tao dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu malam.

Dari 35.860 warga China yang dievakuasi, hampir 21.000 telah kembali ke China, sedangkan yang lain dalam perjalanan kembali, katanya.

Operasi udara, laut dan darat besar-besaran digelar selama sepekan terakhir ini dari kerusuhan di negara Afrika Utara menewaskan ratusan orang dan mengakibatkan ribuan orang asing melarikan diri dari negara itu mendominasi pemberitaan media negara.

"Ini adalah evakuasi luar negeri terbesar dan paling rumit yang pernah dilakukan oleh pemerintah China," kata Song dikutip AFP.

China juga mengevakuasi dari Libya 2.100 warga negara asing dari 12 negara keluar dari keprihatinan "kemanusiaan", tambahnya.

Song mengucapkan terima kasih kepada Yunani, Malta, Mesir, Tunisia, Turki dan Yordania yang menawarkan bantuan dalam operasi yang dimulai pada 23 Februari.

Pada saat pemberontakan rakyat terhadap pemimpin Libya Muamar Gaddafi meningkat, China telah menggunakan pesawat carter dan militer, kapal, bis dan - untuk pertama kalinya menurut media pemerintah - sebuah kapal frigat angkatan laut dalam upaya evakuasi itu.

China memiliki 847.000 pekerja yang tersebar di seluruh dunia pada akhir 2010 - 69.000 lebih dari tahun 2009 - dengan sekitar 30 persen bekerja di bidang konstruksi industri, menurut angka resmi.

Sebagian besar warga negara China di Libya bekerja di sektor perkereta-apian, perminyakan dan sektor telekomunikasi, menurut media pemerintah.

(SYS/H-AK/A023)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan