KOMPAS.com - Regional |
Unjuk Rasa Tolak Nurdin Menjalar ke Riau Posted: 24 Feb 2011 06:43 AM PST Reformasi PSSI Unjuk Rasa Tolak Nurdin Menjalar ke Riau Editor: Glori K. Wadrianto Kamis, 24 Februari 2011 | 14:43 WIB PEKANBARU, KOMPAS.com — Massa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Pecinta Bola Indonesia (Ampibi) Riau menuntut revolusi PSSI menyusul ditemukannya kejanggalan dalam verifikasi proses pucuk pimpinan organisasi sepak bola itu. "Segera lakukan revolusi di tubuh PSSI karena tidak beresnya kepengurusan PSSI pada hari ini," kata koordinator lapangan, Jumri Harmadi, dalam orasinya di Kantor KONI Riau di Pekanbaru, Kamis (24/2/2011). Statuta FIFA berbahasa Inggris telah diubah maknanya oleh tim verifikasi PSSI untuk menggugurkan dua calon lain yang bepotensi dinilai bisa memperbaiki PSSI, yakni Arifin Panigoro dan George Toisutta. "Dalam statuta FIFA berbahasa Inggris dengan jelas disebutkan, anggota komite eksekutif harus tidak pernah terlibat kriminal, tetapi dengan sengaja diterjemahkan salah bahwa anggota komite eksekutif tidak sedang bersalah karena tindakan kriminal," ujarnya. Mereka juga menyampaikan lima tuntutan lain, yakni singkirkan Nurdin Halid dari PSSI, mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi menuntaskan dugaan korupsi Nurdin Halid dalam kasus cek pelawat pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia, bersihkan PSSI dari koruptor, mereka yang memiliki hak suara dalam kongres PSSI di Bali pada 26 Maret 2011 harus memilih pemimpin yang jujur dan tidak pernah tersandung hukum, serta tidak menjadikan PSSI sebagai kepentingan politik dan kelompok. Para pengujuk rasa mengaku lebih malu jika membicarakan kelakuan para pengurus PSSI ketimbang prestasi sepak bola tim nasional (timnas) yang terus merosot di tingkat ASEAN dan Asia, apalagi Piala Dunia. "Jangankan prestasi timnas, melihat kelakuan pengurusnya saja kami sudah malu. Pasalnya, organisasi sepak bola itu telah dijadikan tempat mencari makan para koruptor dan para mafia sepak bola," kata Asri, pengunjuk rasa. Kirim Komentar Anda |
Aksi Tolak Nurdin Meluas ke Medan Posted: 24 Feb 2011 06:34 AM PST MEDAN, KOMPAS.com - Aksi menolak pencalonan kembali Nurdin Halid sebagai ketua PSSI meluas hingga ke Medan dan sekali ini ratusan pendukung PSMS Medan yang melakukan aksi penolakan tersebut, Kamis (24/2/2011). Massa yang tergabung dalam Sporter Medan Pecinta Ayam Kinantan (Smeck) Hooligans tersebut melakukan aksinya di beberapa lokasi seperti di Bundaran Majestik, Kantor PSSI Sumut dan KONI Medan. Aksi unjuk rasa tersebut diawali di Stadion Medan sebagai titik kumpul, yang dilanjutkan konvoi menggunakan odong-odong dan sepeda motor menuju Bundaran majestik, Kantor PSSI Sumut dan terakhir di Kantor KONI Medan. Mereka juga membawa berbagai atribut seperti keranda yang bertuliskan "Nurdin Go To Hell", Nurdin dan Rezim seret keneraka dan berbagai spanduk lainnya. Di Kantor PSSI Sumut, tidak ada seorang pun yang dapat mereka temui dan sebelum pergi mereka menuliskan kata-kata "Nurdin Turun, revolusi PSSI" di pintu masuk kantor tersebut. Aksi itu juga menyita perhatian masyarakat sekitar yang kebetulan sedang melintas dan beraktivitas di sekitar tempat mereka melakukan orasi. Aparat kepolisian juga diterjunkan guna mengamankan jalannya aksi. Dalam aksinya, koordinator aksi Boby Septian, mengatakan, setidaknya ada 10 dosa yang dilakukan Nurdin Halid selama memimpin PSSI, diantaranya Nurdin telah menggunakan politik uang saat bersaing menjadi ketua Umum PSSI pada November 2003 dengan Soemaryoto dan Jacob Nuwawea. Kemudian Nurdin juga dinilai telah membohongi FIFA dengan menggelar Munaslub di Makasar pada tahun 2008 untuk memperpanjang masa jabatannya, tidak jelasnya laporan keuangan terutama dana Goal Project dari FIFA yang diberikan setiap tahunnya. Banyak terjadi suap dan makelar pertandingan, bahkan banyak yang melibatkan petinggi PSSI lainnya. Nurdin juga dianggap terlalu banyak melakukan intervensi terhadap keputusan-keputusan Komdis sebagai alat lobi untuk kepentingan pribadi dan menjaga posisinya sebagai ketua umum. "Nurdin merupakan satu-satunya ketua umum PSSI dalam sejarah yang memimpin organisasi dari balik jeruji besi. Yang lebih jelas lagi selama ini tim nasional tidak memiliki prestasi yang membanggakan," katanya. Ketua Smeck Hooligans, Nata Simangunsong mengatakan, aksi tersebut mereka lakukan semata-mata karena rasa keprihatinan terhadap dunia pesepakbolaan nasional dalam beberapa tahun ini yang jauh dari prestasi. "Kita ingin PSSI di pimpin oleh orang-orang yang bersih dan mengerti sepak bola serta memiliki visi memajukan dunia pesepakbolaan nasional," katanya. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan