KOMPAS.com - Internasional |
Jerusalem Tak Akan Pernah Dibagi Posted: 11 Jan 2011 03:06 AM PST NEW YORK, KOMPAS.com — Wali Kota Jerusalem Nir Barkat, yang sedang naik daun di panggung politik Israel, Senin (10/1/2011), bersumpah bahwa kota itu tidak akan pernah dibagi. Jerusalem Timur, katanya, tidak akan pernah menjadi ibu kota negara Palestina masa depan. "Itu tidak akan terjadi, itu tidak alami, itu merupakan hal yang salah untuk dilakukan dari perspektif mana pun," kata Wali Kota Jerusalem Nir Barkat, saat berkunjung ke New York, Amerika Serikat, sebagaimana dilansir AFP. Barkat juga bergabung dengan Pemerintah Israel dalam menolak kecaman internasional terkait dengan pembongkaran sebuah hotel bersejarah di Jerusalem Timur yang akan dijadikan tempat permukiman. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton sangat mengutuk pembongkaran Hotel Shepherd itu. Ban mengatakan, tindakan tersebut akan "meningkatkan ketegangan". Namun, Barkat menyebut komentar mereka sebagai "dangkal" dan mengatakan, mereka harus mengunjungi Jerusalem sebelum berbicara. Penghancuran hotel itu pada hari Minggu demi membuka jalan bagi pembangunan apartemen mewah buat para pemukim Yahudi di Jerusalem Timur, yang Palestina inginkan sebagai ibu kota dari sebuah negara masa depan yang merdeka. "Bukan hanya bagi orang Yahudi, melainkan bagi dunia, akan menjadi kesalahan besar jika menempuh hal itu (membagi Jerusalem), terlebih karena kita tahu bahwa tidak ada satu contoh pun bagi model kerja sebuah kota yang dibagi," kata Barkat kepada sekelompok wartawan. "Karena itu, hal tersebut tidak akan dirundingkan." Wali Kota itu mengatakan, Hotel Shepherd "dimiliki secara sah, oleh pemilik Yahudi, (dan) mereka (pemilik) telah meminta untuk mengembangkan lahan itu sesuai dengan undang-undang zonasi, tanpa tuntutan tambahan atau permintaan. Mereka telah diberikan izin seperti yang mereka akan peroleh di kota mana pun, di negara mana pun di dunia ini". Palestina telah menolak untuk ambil bagian dalam perundingan perdamaian langsung dengan Israel sejak Israel mengakhiri suatu periode pembekuan pembangunan permukiman di wilayah-wilayah yang diduduki. Namun, Barkat berpendapat bahwa "tetangga Arab" juga bisa mendapatkan izin untuk membangun berdasarkan hukum Israel. "Siapa saja yang mencoba untuk melakukan pembekuan berdasarkan ras, itu anti-konstitusional, itu standar ganda, dan itu tidak bisa diterima," kata Barkat. Seorang juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, pembongkaran hotel itu telah "mengakhiri kemungkinan untuk kembali ke perundingan (damai)." Barkat, seorang independen, telah menjadi Wali Kota Jerusalem selama dua tahun dan telah diperkirakan oleh para pengamat sebagai bakal anggota pemerintah sayap kanan masa depan. |
Australia Kini Dilanda Kebakaran Semak Posted: 11 Jan 2011 02:11 AM PST CANBERRA, KOMPAS.com - Kebakaran semak masih belum dapat dipadamkan di selatan Perth, Australia Barat, Selasa (11/1/2011). Ratusan warga dipaksa meninggalkan rumah mereka, Senin sore, tak lama setelah kebakaran terjadi di Lake Clifton, 100 kilometer di selatan Perth. Menurut Fire and Emergency Services Authority (FESA), petunjuk awal memperlihatkan empat bangunan telah musnah bersama tanaman dan sejumlah prasarana. Lebih dari 150 petugas pemadam kebakaran telah berjuang untuk memadamkan kobaran api, yang tetap tak terkendali hingga pukul 04.00 waktu setempat, Selasa. "Petugas pemadam telah menyelamatkan beberapa orang dan lebih dari 40 rumah dalam kondisi penuh tantangan," demikian pernyataan FESA, Selasa. "Hingga pukul 04.00, si jago merah masih mengamuk tanpa dapat dikendalikan dan tak dapat diramalkan." Australia Associated Press melaporkan, kebakaran semak itu sejauh ini telah memusnahkan 2.000 hektare tanaman. Kobaran api terus mengamuk di satu daerah pertanian, sehingga mengancam harta dan bangunan di sekitar Lake Clifton di wilayah Waroona dan kemudian Herron di Kota Mandurah. Pihak berwenang menyatakan kebakaran itu telah berkembang dari beberapa kobaran api yang lebih kecil yang disebabkan secara sengaja. Ada tujuh titik pemicu kebakaran, kata FESA, yang menambahkan si jago merah bergerak ke arah barat dan angin diperkirakan bertiup sampai kecepatan 50 kilometer per jam. Pepohonan dan gardu listrik yang terbakar jatuh di jalanan, dan FESA memperingatkan ada risiko benda lain yang berjatuhan. Beberapa jalan di daerah itu telah ditutup dan pengendara disarankan agar menghindari daerah tersebut. Sementara itu wilayah lain Australia, Queensland, menghadapi bencana prasarana bernilai miliaran dollar Australia akibat banjir bandang, demikian peringatan kubu oposisi kepada pemerintah federal, Selasa. Delapan orang tewas dan sebanyak 70 orang lagi dilaporkan belum ditemukan Senin malam akibat banjir bandang yang tak pernah terjadi sebelumnya di Queensland, Australia selatan. Anggota Parlemen dari kubu Liberal Ian MacFarlane mengatakan, Queensland akan menghadapi rekening perbaikan bernilai miliaran dollar Australia, sementara kerusakan jalan saja akan menelan biaya ratusan juta dollar. "Kami akan memerlukan upaya yang sangat besar dari pemerintah untuk membantu pemerintah lokal dan pemerintah negara bagian membuat kembali jalan dan jembatan," kata MacFarlane kepada ANC Radio, Selasa. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan