Isnin, 10 Januari 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Kebakaran Semak Melanda Australia Barat

Posted: 10 Jan 2011 07:23 PM PST

Canberra (ANTARA News) - Kebakaran semak pada Selasa masih belum dapat dipadamkan di sebelah selatan Perth, Australia Barat.

Ratusan warga dipaksa meninggalkan rumah mereka pada Senin (10/1) sore, tak lama setelah kebakaran terjadi di Lake Clifton, 100 kilometer di sebelah selatan Perth, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.

Menurut Fire and Emergency Services Authority (FESA), petunjuk awal memperlihatkan empat bangunan telah musnah bersama tanaman dan prasarana.

Lebih dari 150 petugas pemadam telah berjuang untuk memadamkan kobaran api, yang tetap tak terkendali hingga pukul 04:00 waktu setempat, Selasa.

"Petugas pemadam telah menyelamatkan beberapa orang dan lebih dari 40 rumah dalam kondisi penuh tantangan," demikian pernyataan FESA pada Selasa. "Hingga pukul 04:00, si jago merah masih mengamuk tanpa dapat dikendalikan dan tak dapat diramalkan."

Australia Associated Press melaporkan kebakaran semak itu sejauh ini telah memusnahkan sebanyak 2.000 hektare tanaman. Kobaran api terus mengamuk di satu daerah pertanian, sehingga mengancam harta dan bangunan di sekitar Lake Clifton di wilayah Waroona dan kemudian Herron di Kota Mandurah.

Pihak berwenang telah menyatakan kebakaran itu telah berkembang dari beberapa kobaran api yang lebih kecil yang disebabkan secara sengaja.

Ada tujuh titik pemicu kebakaran, kata FESA, yang menambahkan si jago merah bergerak ke arah barat dan angin diperkirakan bertiup sampai kecepatan 50 kilometer per jam.

Pepohonan dan gardu listrik yang terbakar jatuh di jalanan, dan FESA memperingatkan ada risiko benda lain yang berjatuhan.

Beberapa jalan di daerah itu telah ditutup dan pengendara disarankan agar menghindari daerah tersebut.

Sementara itu wilayah lain Australia, Queensland, menghadapi bencana prasarana bernilai miliaran dolar Australia akibat banjir bandang, demikian peringatan kubu oposisi kepada pemerintah federal pada Selasa.

Delapan orang tewas dan sebanyak 70 orang lagi dilaporkan belum ditemukan pada Senin (10/1) malam akibat banjir bandang yang tak pernah terjadi sebelumnya di Queensland, Australia selatan.

Anggota Parlemen dari kubu Liberal Ian MacFarlane mengatakan Queensland akan menghadapi rekening perbaikan bernilai miliaran dolar Australia, sementara kerusakan jalan saja akan menelan biaya ratusan juta dolar Australia.

"Kami akan memerlukan upaya yang sangat besar dari pemerintah untuk membantu pemerintah lokal dan pemerintah negara bagian membuat kembali jalan dan jembatan," kata MacFarlane kepada ANC Radio pada Selasa.
(ANT/A024)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Biden Bertemu Karzai di Afghanistan

Posted: 10 Jan 2011 05:52 PM PST

Selasa, 11 Januari 2011 08:52 WIB | Mancanegara | Timur Tengah/Afrika | Dibaca 391 kali

Kabul (ANTARA News) - Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden tiba di Afghanistan, Senin, dalam perjalanan untuk pembicaraan dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan kunjungan pada tentara AS.

Biden akan memeriksa upaya AS untuk memulai penarikan berangsur-angsur tentaranya dari Afghanistan, Juli, jadwal waktu yang telah memancing kritik dari beberapa anggota Republik di Kongres AS yang mengkhawatirkan pelepasan sekutu penting itu, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Lawatan Biden itu tidak diumumkan lebih dulu dengan alasan keamanan.

"Tujuan awal lawatan ini adalah untuk menilai kemajuan ke arah peralihan ke keamanan pimpinan-Afghanistan awal 2011, dan untuk menunjukkan komitmen kami pada kemitraan jangka panjang dengan Afghanistan," kata seorang Gedung Putih.

Karzai dan pendukung-pendukung Barat-nya ingin pasukan keamanan Afghanistan untuk mengambil tanggung jawab keamanan pada akhir 2014.

Mendarat di bandara Kabul dalam pesawat Air Force Two, Biden menerbangkan sebuah helikopter ke Kedubes AS di Kabul untuk pembicaraan dengan Jendral David Petraeus, kepala pasukan AS di Afghanistan, dan Dubes AS Karl Eikenberry.

Biden juga akan bertemu dengan anggota militer dan personil sipil AS, serta melawat ke Pusat Pelatihan Militer Nasional Afghanistan.

Lawatan itu adalah pertama kali Biden di Afghanistan sebagai wakil presiden. Ia terakhir di negara itu pada Januari 2009.

Kekerasan sedang berada pada tingkat terburuknya di Afghanistan dengan korban mencapai rekor pada semua pihak dalam konflik dan dengan gerilya meluas dari benteng pertahanan di selatan dan timur ke wilayah-wilayah yang pernah damai di utara dan barat.

Peninjauan kembali oleh Presiden AS Barack Obama bulan lalu mendapati pasukan AS dan NATO telah membuat kemajuan menghadapi Taliban dan Al Qaida, tapi tantangan serius masih ada. Momentum Taliban, katanya, tertangkap di banyak bagian Afghanistan dan menurun di beberapa daerah.

Peninjauan kembali itu juga mengatakan AS telah berada di jalan untuk memulai penarikan berangsur-angsur tentaranya -- berjumlah sekitar 97.000 dalam pasukan asing seluruhnya sekitar 150.000 tentara -- pada Juli. Langkah dan cakupan pengurangan tentara itu masih belum jelas, bagaimanapun.

"Kami tidak di sini untuk memerintah Afghanistan, kami tidak di sini untuk pembangunan bangsa, kami tidak di sini untuk menjamin Afghanistan bagi warga Afghanistan. Mereka yang bertanggungjawab mestinya pada warga Afghanistan," kata seorang pejabat Gedung Putih.

"Satu-satunya tujuan misi kami sekarang adalah membantu meletakkan Afghanistan pada posisi tempat mereka dapat menerima sepenuhnya tanggung jawab untuk memerintah negara ini dan mengamankan negara ini," ujarnya.

AS telah mengirim untuk sementara waktu 1.400 marinir ke Afghanistan dalam upaya untuk mempertahankan pencapaian keamanan yang rapuh, tapi jumlah tentara AS secara keseluruhan tidak akan melampaui batas yang telah diumumkan, demikian Pentagon pekan lalu.
(ANT/A024)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan