KOMPAS.com - Internasional |
Minggu, Tim Diperkirakan Sampai Puncak Posted: 31 Dec 2010 02:53 AM PST EKSPEDISI TUJUH PUNCAK DUNIA Minggu, Tim Diperkirakan Sampai Puncak Jumat, 31 Desember 2010 | 10:53 WIB KOMPAS/HARRY SUSILO Suasana kamp utama Plaza de Mulas di ketinggian 4.300 meter di atas permukaan laut, Selasa (21/12/2010) di Argentina. Plaza de Mulas merupakan kamp terbesar dalam pendakian menuju Aconcagua yang dapat ditemui melalui jalur normal. Kamp ini juga merupakan yang terbesar kedua di dunia selain kamp utama menuju puncak Everest.PLAZA DE MULAS, KOMPAS.com . Tim ekspedisi tujuh puncak dunia akan melakukan percobaan kedua mendaki puncak Aconcagua (6.962 meter di atas permukaan laut). Tim percobaan kedua ini dijadwalkan berangkat untuk melakukan pendakian ulang pada Jumat (31/12/2010) pukul 9.00 waktu setempat. Menurut rencana, tim akan menempuh pendakian dari base camp Plaza de Mulas dengan ketinggian 4.300 mdpl menuju camp berikutnya di Nido de Condores yang memiliki ketinggian 5.500 mdpl. Keesokan harinya, tim akan berangkat menuju ke camp Colera (5.950mdpl), dan diperkirakan akan sampai di Puncak Aconcagua (6.962 mdpl) pada hari Minggu (2/1/2011). Menurut laporan salah satu anggota tim ekspedisi, Ardeshir Yaftebbi, pendakian ulang ini dilakukan setelah mempertimbangkan kesiapan fisik, mental dan hasil tes kesehatan terakhir pada Rabu (29/12/2010). Suhu saat ini di base camp Plaza de Mulas adalah minus 12 derajat Celcius. Cuaca masih hujan salju dan ketebalan sekitar 5 cm. Ardeshir bersama Fajri Al Luthfi dan Martin Rimbawan telah berhasil mencapai puncak Aconcagua pada Senin (27/12/2010) lalu. Kini ia meninggalkan Base Camp Plaza de Mules untuk turun ke Puente del Inca dan menunggu tim kedua di sana. Rencana Pendakian Kedua Aconcagua : 31 Des 2010 : Base Camp Plaza de Mulas (4.300 mdpl) - Camp 2 Nido de Condores (5.500 mdpl) 1 Jan 2011: Camp 2 Nido de Condores (5.500 mdpl) - Camp 3 Colera (5.950mdpl) 2 Jan 2011: Camp 3 Colera (5.950mdpl) - Puncak Aconcagua (6.962 mdpl) - Camp 3 Colera (5.950mdpl). Penulis: Asep Candra | Editor: Asep Candra Loading... Kirim Komentar Anda Kirim Komentar Anda |
Protes Kenaikan BBM, Bolivia Kacau Posted: 31 Dec 2010 01:11 AM PST Protes Kenaikan BBM, Bolivia Kacau Jumat, 31 Desember 2010 | 09:11 WIB AFP PHOTO/JORGE BERNAL Ratusan pengunjuk rasa berbaris pada 30 Desember 2010 di sepanjang jalan-jalan di La Paz memprotes kebijakan pemerintahan Presiden Evo Morales yang menaikkan harga bensin.LA PAZ, KOMPAS.com - Kekacauan melanda kota-kota utama di Bolivia Kamis (30/12/2010) waktu setempat, seiring aksi mogok menolak kenaikan harga BBM yang melumpuhkan kehidupan sehari-hari negara itu. Untuk diketahui saja, pada Minggu (26/12/2010) lalu, Wakil Presiden Alvaro Garcia mengumumkan kenaikan harga bensin sebesar 83 persen dan solar 73 persen, dengan menghapus subsidi yang membuat biaya bahan bakar rendah untuk lebih dari satu dekade ini. Pasukan menjaga istana Istana Kepresiden di Ibukota La Paz, dimana transportasi publik hampir semuanya terhenti. Rak-rak yang kosong terus bertambah toko-toko sebagai akibat kenaikan harga kebutuhan pokok yang dipicu kenaikan harga BBM tersebut. Sementara di daerah El Alto, sebuah rumah kawasan perumahan ke bandara internasional, ribuan orang melemparkan barikade ke semua akses jalan, membakar ban dan melmepari gedung-gedung pemeritah dengan batu untuk melampiaskan kemarahan. Padahal kawasan itu merupakan benteng utama Presiden Evo Morales. Meskipun keadaan negara sedang kacau, seperti dikatakan juru bicara Morales kepada AFP, Morales tetap akan melakukan perjalanan ke Brazil Sabtu ini, untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden perempuan pertama Brazil Dilma Rousseff. Untuk meredam protes, Morales sebenarnya sudah mengumumkan kenaikan 20 persen gaji minum pada Rabu malam lalu. Namun dua serikat buruh utama dan kelompok-kelompok sipil di negara Amerika Selatan itu tetap mengumumkan pemogokan dan pawai dalam upaya untuk menggagalkan kenaikan harga. " "Kami menempatkannya dalam kekuasaan, kita juga bisa membawa dia ke bawah," kata pekerja laundry Patricia Coyo kepada AFP ketika ia membantu mendirikan barikade di El Alto. Di tengah krisis tersebut, Morales mendesak militer untuk menyediakan kebutuhan dasar dan barang-barang, seperti roti dan bus untuk transportasi, truk dan bahkan pesawat terbang. Presiden yang sempat menjadi tukang roti di masa mudanya itu, juga mengecam apa yang ia sebut kenaikan harga tidak masuk akal untuk roti, karena gas alam dan listrik dibebaskan dari kenaikan. Sumber : Penulis: Erlangga Djumena | Editor: Erlangga Djumena Loading... Kirim Komentar Anda Kirim Komentar Anda |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan