Rabu, 22 Disember 2010

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Iklan Anti-Israel Picu Kontroversi

Posted: 23 Dec 2010 03:54 AM PST

SEATTLE, KOMPAS.com - Aktivis perdamaian di Seattle berencana untuk memasang iklan anti-Israel di sisi bus komuter lokal dalam memprotes dukungan AS bagi negara Yahudi itu. Namun rencana tersebut telah memicu protes dari kelompok-kelompok Yahudi.

Spanduk-spanduk itu, sebagaimana dilaporkan AFP, Kamis (23/12), menunjukkan anak-anak Palestina berdiri di sekitar bangunan yang hancur. Di situ ada keterangan "Kejahatan perang Israel: pajak Anda di tempat kerja".

Sebuah kelompok bernama Seattle Mideast Awareness Campaign membayar kepada pemerintah King County sebesar 1.794 dollar AS agar bisa memajang iklan-iklan itu di sisi 12 bus mulai Senin, bertepatan dengan peringatan tiga tahun dimulainya perang Israel di Gaza. Iklan itu mestinya akan terpasang selama empat minggu.

Operasi Cast Lead, yang diluncurkan Israel dalam menanggapi ratusan roket yang ditembakkan ke negara Yahudi itu, telah menewaskan 1.400 warga Palestina, kebanyakan warga sipil. Tiga belas warga Israel, 10 diantaranya tentara, juga tewas. Sebuah laporan PBB tentang pertempuran itu menuduh kedua belah pihak telah melakukan kejahatan perang. Israel telah mengutuk laporan itu, yang ditulis seorang hakim Yahudi dari Afrika Selatan, yang dikatakan anti-Semit.

Dalam sebuah website, stop30billion-seattle.org, yang diciptakan untuk menemani iklan itu, aktivis Seattle, Ed Mast, menjelaskan bahwa ia memprotes sebuah janji Amerika Serikat tahun 2007, yaitu untuk memberi bantuan militer sebesar 30 miliar dollar kepada Israel selama dekade berikutnya. "Seattle Mideast Awareness Campaign meluncurkan kampanye iklan yang bertujuan untuk melindung hak-hak yang sama orang-orang Palestina dan Israel, serta mengakhiri bantuan militer Amerika Serikat untuk Israel, yang terus berlanjut pada saat krisis ekonomi dan pemotongan anggaran yang parah, yang telah mengakibatkan pengangguran yang sangat besar," tulis website itu.

Iklan pada bus itu telah menyebabkan lebih dari 2.000 panggilan telepon dan e-mail dikirim ke Departemen Perhubungan King  County, kebanyakan dari menentang rencana itu, kata juru bicara pemerintah wilayah itu, Linda Thielke.

Awal pekan ini, anggota dewan King County, Peter Von Reichbauer mengirim surat kepada kepala eksekutif daerah itu, Dow Konstantinus, yang meminta iklan itu ditarik. Von Reichbauer merujuk pada sebuah penembakan tanggal 28 Juli 2006 di gedung Federasi Yahudi Seattle yang menewaskan seorang perempuan. "Sekarang saya bertanya, mengapa sistem transportasi publik akan mengiklankan pernyataan politik membuat polarisasi," tambahnya.

Pedoman pemuatan iklan pada bus melarang iklan produk tembakau dan alkohol, segala sesuatu yang secara seksual eksplisit atau pernyataan yang sangat ofensif yang menghasut atau menimbulkan permusuhan, vandalisme atau pelanggaran lain yang mengganggu keamanan umum, perdamaian dan ketertiban. Dalam sebuah pernyataan tertulis, Constantine mengatakan ia telah meminta peninjauan kembali kebijakan King County Metro Transit tentang iklan non-komersial di bus-bus kota.

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Diktator Argentina Dibui Seumur Hidup

Posted: 23 Dec 2010 02:31 AM PST

BUINOS AIRES, KOMPAS.com Mantan diktator Argentina, Jorge Rafael Videla, yang membela kampanye kekerasan negara yang menewaskan ribuan orang tahun 1976-1983, dipenjarakan seumur hidup karena pembunuhan, penganiayaan, dan penculikan.

Videla (85), yang telah menghabiskan bertahun-tahun di sebuah penjara militer dan tahanan rumah, acap kali membenarkan kekejaman junta militer dalam tindakan keras yang dikatakan sebagai Perang Kotor terhadap para penentang sayap kiri pada saat pengadilannya. "Saya tidak membicarakan Perang Kotor. Saya lebih suka membicarakan mengenai perang yang adil," katanya seperti dikutip di pengadilan di kota Cordoba di Argentina tengah itu, tempat ia diadili bersama dengan 29 tokoh militer.

Para aktivis hak asasi manusia di ruang pengadilan bertepuk tangan ketika hukumannya di penjara sipil diumumkan. Kelompok-kelompok HAM menyatakan, sebanyak 30.000 orang telah diculik dan dibunuh pada masa kediktatorannya, tahun 1976-1983, yang dimulai ketika Videla dan dua pemimpin militer yang lain melakukan kudeta pada 24 Maret 1976. Videla juga mengkritik upaya pemerintah untuk membawa para pemimpin militer ke pengadilan karena kejahatan HAM sebelum hukuman dibacakan, Rabu (22/12/2010).

"Musuh kemarin telah mencapai tujuan mereka dan sekarang mereka memerintah negara ini dan berusaha untuk tampak seperti pejuang HAM," kata Videla seperti dikutip harian La Nacion dalam perujukan terselubung ke pemerintah kiri-tengah pimpinan Presiden Cristina Fernandez.

Pada masa kepresidenan suami Fernandez, mendiang Nestor Fernandez, 2003-2007, penyelidikan terhadap Perang Kotor dibuka kembali. Ketika demokrasi kembali ke negara Amerika itu tahun 1983, Videla dijatuhi hukuman seumur hidup karena kejahatan hak asasi manusia yang dilakukan dalam lima tahun di kepemimpinan junta militer. Tapi, ia baru menjalani lima tahun hukuman penjara sebelum diberi pengampunan oleh, ketika itu, Presiden Carlos Menem.

Delapan tahun kemudian seorang hakim membatalkan pengampunan Videla, dan memutuskan bahwa pencurian bayi-bayi yang dilahirkan tawanan politik merupakan kejahatan HAM dan karena itu, tidak bisa diabaikan. Tahun 2007, sebuah pengadilan memerintahkan dia menjalani hukuman seumur hidup yang diterima tahun 1985 ketika Argentina mengadili para pemimpin penting kediktatoran. Hukuman Rabu itu adalah yang pertama sejak ia dimaafkan oleh Menem.

Pada puncak pertumpahan darah 1970-an, Videla membantah penculikan-penculikan yang terjadi. "Tidak ada yang hilang, mereka orang-orang yang tidak berarti, mereka tidak ada," katanya.

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan