Khamis, 21 Februari 2013

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Mau Jadi Presiden, Pengusaha Harus Pakai Ilmu Jokowi

Posted: 21 Feb 2013 01:22 AM PST

JAKARTA - Menjelang perhelatan Pemilu 2014, sejumlah tokoh baik dari kalangan pengusaha maupun militer digadang-gadang menjadi calon presiden.

Ketua DPP Partai Golkar, Indra J PiIiang mengungkapkan, calon presiden dari kalangan pengusaha sangat sulit untuk maju menjadi calon presiden mendatang. Pasalnya, strutur politik Indonesia saat ini masih mengekor masa orde baru.  

"Pengusaha jadi presiden itu sulit, karena jalannya sangat terjal. Pertama, struktur politik kita dan perilaku politik, masih berimbas  pada masa orde baru. Pengusaha jarang sekali masuk dunia politik. Politik isinya kalau bukan birokrasi, ya militer, tapi rata-rata proses rekrutmennya dulu ABG. (ABRI, Birokrasi, Golkar), kata Indra dalam diskusi publik bertema 'Pengusaha, Capres Potensial 2014', di Jakarta, Kamis (21/2/2013).

Indra mencontohkan, pada saat Ketua Umum Partai Golkar dijabat Sudharmono, sejumlah pengusaha direkrutnya saat itu. Rekrutmen terhadap 16 pengusaha muda pun dilakukan meliputi Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Fahmi Idris, Ponco Sutowo dan Surya Paloh yang waktu itu masih di organisasi kekaryaan.

Di era reformasi, kata Indra, sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Partai Golkar saat itu, kini sudah mempunyai pengalaman yang matang menjadi seorang politikus.
 
"Sekarang di era reformasi, sebagian pengusaha yang masuk politik sudah mengalami fase politisasi. Fahmi Idris sekalipun pengusaha mempunyai pengalaman politik 20 tahun. Begitu juga dengan JK dan ARB. Sekarang hampir semua partai politik  diwakili pengusaha," ujarnya.

Menurut pria kelahiran Pariaman 41 tahun silam tersebut, dari 10 partai politik peserta Pemilu 2014, hanya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang tidak termasuk dari kalangan pengusaha dan militer. "Di PAN ada Hatta (Rajasa), kemudian eks ABRI, Wiranto, Prabowo dan SBY. Hanya Muhaimin yang berbeda, karena dia lahir dari organisasi kemahasiswaan," urainya.

Indra pun mencontohkan, sosok Joko Widodo sebagai pengusaha adalah salah satu contoh figur yang berhasil mengubah citranya menjadi tokoh politik berpengaruh.

"Jokowi juga pengusaha murni sebelum jadi Wali Kota Solo. Kecuali pengusaha ini mengubah wajahnya jadi Jokoisme. Yaitu proses rekayasa politik, politik pencitraan dan politik blusukan. Jadi pertarungannya dari mana asal mereka tapi bagaimana operasi politik yang menentukan," terang Indra.

Kendati demikian, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan seorang pengusaha menjadi presiden, namun dengan mengambil simpati rakyat.

"Pengusaha di level presiden akan jadi kenyataan tapi masuk tidaknya ditentukan faktor pencitraan politik, blusukan politik tapi tidak hanya mengandalkan itu.  Tetapi kerja real di lapangan untuk dapat simpati masyarakat," pungkasnya.
(put)

Korban Tewas dalam Penyerangan di Papua Jadi 8 Orang

Posted: 21 Feb 2013 01:22 AM PST

JAYAPURA - Korban tewas dalam kontak tembak antara personel TNI dan kelompok sipil bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, bertambah menjadi delapan orang. Sebelumnya, korban tewas yang diberitakan sebanyak lima orang.

Mereka adalah Sertu M Udin, Sertu Frans, Sertu Edi, anggota Kodim 1714/PJ. Kemudian, Sertu Ramadhan, Praka Jojo Wiharja, Pratu Mustofa, dari Yonif 753/AVT. Tujuh korban tersebut tewas dalam penghadangan di Distrik Sanag. Dalam penghadangan tersebut satu anggota TNI, Serda Wahyudi, anggota Yonif 753/AVT juga luka dan seorang lainnya hilang.

Seorang anggota Kopassus juga tewas dalam penyerangan di Pos Maleo, Distrik Tinggi Nambut. Korban tewas adalah Pratu Bowo yang tertembak di bagian leher. Satu korban luka adalah, Lettu Reza, Komandan Pos Maleo.

Selain personel TNI, kontak tembak tersebut juga memakan korban empat warga sipil. Namun, identitas mereka belum diketahui.

Seperti diberitakan, kontak tembak terjadi di dua lokasi di Puncak Jaya dalam selang satu jam. Pelaku penyerang Pos Maleo. Selain itu, mereka juga menghadang personel TNI di Sinag.

(Herawati/Sindo TV/ris)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan