Isnin, 3 Disember 2012

Republika Online

Republika Online


PKB Say Goodbye to Bang Haji, Jika...

Posted: 03 Dec 2012 11:09 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Niat Raja Dangdut Rhoma Irama melaju sebagai kandidat calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bisa terjegal. Para kader Green Party ini berniat memilih sosok yang lebih pluralis.

"Saya sebagai pengurus di pleno dan rapimnas nanti akan menolak pencalonan Bang Rhoma kecuali Bang Rhoma mampu membuktikan sebagai pluralis dan Pancasilais sejati di hadapan rakyat," tegas Wasekjen DPP PKB Daniel Johan saat dihubungi ROL, Selasa (4/12).

Korwil Kalbar DPP PKB inikembali menegaskan, banyak pengurus yang lebih suka Ketua DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar sendiri yang maju sebagai calon presiden. Sayang, imbuh Daniel, sampai saat ini Cak Imin menolak untuk dicalonkan.

Merebaknya nama Rhoma, dijelaskannya sebagai bagian dari penjaringan calon-calon nama alternatif yang nanti akan ditindaklanjuti proses formal partai melalui rapat pleno dan rapimnas. Bahkan diakuinya,  tidak hanya Rhoma saja yang digadang-gadang. Tapi, juga muncul beberapa nama seperti Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD , Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, dan Ketua PMI M Jusuf Kalla.  

Anak Kecil Jadi Korban Ricuh Kompleks Dwikora

Posted: 03 Dec 2012 11:06 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Eksekusi perumahan Dwikora TNI AU, Cilangkap, Tapos, Depok oleh personel berseragam loreng, Selasa (4/12) subuh berlangsung ricuh.

Beberapa warga perumahan purnawirawan TNI AU tersebut beberapa berusaha menghalangi eksekusi.

Sempat terjadi pemukulan terhadap warga dan tindakan kekerasan yang juga menimpa anak-anak. Fahri Maulana (12 tahun), anak dari Ketua RT 3/06 Agus Budi Leksono, mengaku dilempar oleh personel.

"Saya ada di kerumunan massa dan kemudian ditarik oleh personel sekitar empat orang. Setelah itu dilempar, sekarang baru terasa sakit," ceritanya.

Eksekusi tersebut dilakukan setelah azan subuh. Warga juga mengaku barang-barang di rumahnya sudah dikeluarkan tanpa izin.

"Mereka datang sekitar subuh dan komplek sudah dikepung," ujar Robby Ferdian (32 tahun) salah satu warga yang terluka pada mata, kedua kaki dan tangannya.

Menurutnya, terdapat ratusan personel berseragam loreng yang mengeksekusi sekitar tujuh rumah.

Sebelumnya, Kepala Dinas Personel Mabes TNI AU, Letkol Askari menolak jika terjadi pengusiran dan pemaksaan warga. Imbauan yang sudah dilakukan sejak 2003 diharapkan agar warga dapat pindah.

Pihaknya juga mengakui melakukan aturan tersebut sesuai dengan aturan rumah dinas.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan