ANTARA - Mancanegara |
Tim ahli Palestina gali makam Yasser Arafat Posted: 26 Nov 2012 09:08 PM PST Ramallah (ANTARA News) - Tim ahli Palestina menggali makam Yasser Arafat pada Selasa pagi untuk mengambil sampel dari kerangkanya dan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kematiannya. Kepala komite Palestina yang menyelidiki kematian Arafat, Tawfiq Tirawi, hadir selama penggalian selain para penyelidik dan ahli dari Swiss, Prancis dan Rusia, kata seorang sumber kepada Xinhua. Setelah diangkat dari kuburan kerangka Arafat akan dipindahkan ke satu masjid di dekat makam di Markas Presiden Palestina di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan. Menurut laporan Xinhua, penggalian makam dilakukan dengan pengamanan ketat guna menjamin kerahasiaan proses tersebut. Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah kematian Arafat di satu rumah sakit Prancis pada 11 November 2004 karena diracuni. Para pejabat Palestina curiga Israel telah meracuni Arafat ketika ia dikepung di markasnya di Ramallah sebelum jatuh sakit. Awal tahun ini, beberapa ahli Swiss memeriksa barang milik Arafat sebagai bagian dari dokumentasi yang ditayangkan Al-Jazeera, stasiun televisi pan-Arab yang berpusat di Doha, Qatar. Laporan itu mengutip Institute of Radiation Physics yang menemukan jejak radioaktif polonium-210 di sikat gigi dan pakaian dalam Yasser Arafat. Janda Arafat, Suha, mengajukan tuntutan perdata terhadap satu rumah sakit Prancis untuk meminta penyelidikan pembunuhan mengenai kematian suaminya. Pemimpin Palestina juga memutuskan untuk mendatangkan para ahli Rusia agar penyelidikan lebih dapat dipercaya. (C003) Editor: Maryati COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Adik Arafat: biarkan kakak saya istirahat dalam damai Posted: 26 Nov 2012 08:51 PM PST Sekarang ia telah beristirahat..., jadi tolong biarkan dia istirahat dalam kedamaian. Berita Terkait Dalam wawancara dengan kantor berita Xinhua, saudari perempuan Yasser Arafat berusia 80 tahun yang kini hidup bersama seorang pembantunya di satu apartemen di Kota Gaza itu menyatakan bahwa dia menentang keras pembongkaran makam dan pengambilan sampel dari kerangka kakaknya. "Menentang seluruh masalah itu bukan hanya pendapat saya, atau pendapat keluarga, tapi juga banyak orang Palestina di wilayah Palestina dan di luar negeri. Mereka menentang pembongkaran kuburan Abu Ammar --julukan Yassser Arafat," kata Khadija dengan suara tersendat dan air mata mengalir di pipi. "Sekarang ia telah beristirahat di kuburannya, jadi tolong biarkan dia istirahat dalam kedamaian," kata Khadija. Ia merujuk kepada keputusan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) untuk membongkar makam Arafat pada Selasa, guna mengetahui penyebab kematiannya delapan tahun lalu. Beberapa ahli internasional dari Prancis, Swiss dan Rusia tiba di Ramallah untuk menggali kerangka Arafat. Satu pengadilan di Paris telah memutuskan untuk mengirim ahli ke Ramallah guna menyelidiki penyebab kematian Presiden Palestina itu. Namun Khadija menyuarakan kemarahannya dengan mengatakan, "Tak seorang pun pernah meminta izin saya untuk membongkar kuburan kakak saya dan mengambil sampel dari kerangkanya." "Tak seorang pun di kalangan pemimpin Palestina atau di Pemerintah Otonomi Palestina pernah mengontak saya dalam masalah apa pun yang berkaitan dengan Yasser Arafat," kata Khadija. Beberapa orang di PNA, kata dia, hanya pernah menghubungi dia secara pribadi dan menjelaskan mengenai apa yang terjadi dan bertanya tentang kesehatannya. Ketika ditanya apakah Suha Arafat --janda Yasser Arafat, yang pergi ke satu pengadilan di Prancis untuk meminta penyelesaian mengenai penyebab kematian suaminya-- pernah menghubungi dia, Khadija berkata, "Sejak ia (Arafat) meninggal pada 2004, Suha tak pernah menghubungi saya dan saya hanya mendengar tentang dia dari media massa." Sebelumnya Nasser al-Qedwa (Arafat), kemenakan laki-laki Yasser Arafat, memberitahu Xinhua bahwa pada prinsipnya ia menentang pembongkaran makam pamannya sebab ia ragu apakah tindakan tersebut akan bermanfaat setelah delapan tahun Yasser Arafat meninggal. "Saya ragu mereka akan menemukan bukti," katanya. Perdebatan tentang penyebab kematian Arafat kembali mengemuka setelah stasiun berita Qatari al-Jazeera melaporkan pada Juli bahwa pengujian terhadap pakaian Arafat menunjukkan adanya jejak radiasi. Arafat meninggal dunia karena penyakit misterius di Rumah Sakit Prabcis pada November 2004 tanpa ada satu bukti pun yang menunjukkan bahwa dia diracuni. Namun Khadija menegaskan bahwa rakyat Palestina " harus hidup pada masa kini dan melihat ke masa depan dengan bekerja dan berproduksi." Dia juga mengutip pernyataan Arafat bahwa "Jika rakyat Palestina tidak mencintai satu sama lain dan bersatu maka tidak akan ada yang disebut Palestina pada masa mendatang." (C003) Editor: Maryati COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan