KOMPAS.com - Regional |
Salah Satu Tersangka Bom Ambon Masih Pelajar Posted: 21 May 2012 07:33 AM PDT Salah Satu Tersangka Bom Ambon Masih Pelajar Rahmat Rahman Patty | Glori K. Wadrianto | Senin, 21 Mei 2012 | 14:33 WIB AMBON, KOMPAS.com - Salah satu dari enam tersangka peledakan bom di sejumlah tempat di Kota Ambon ternyata masih duduk di bangku sekolah. Kapolda Maluku, Brigadir Jenderal Syarief Gunawan di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Maluku membenarkan informasi itu saat menggelar jumpa pers, Senin (21/5/2012). "Keenam tersangka ini ada yang sudah kerja, ada yang pengangguran dan ada yang masih bersekolah," kata Kapolda saat menggelar Konfrensi Pers. Syarief menuturkan, keenam tersangka ini ditangkap, setelah polisi melakukan pengembangan dan meminta keterangan dari sejumlah saksi. Ia juga menyatakan, keenam tersangka peledakan bom ini tidak memiliki hubungan dengan jaringan kelompok radikalisme. "Kalau soal mereka punya hubungan dengan kelompok radikal, itu tidak ada tapi nanti kita akan terus melakukan pendalaman lagi," ungkapnya. Sebelum berhasil meringkus enam pelaku tersebut, Kapolda mengaku, Satgas dan tim khusus yang dibentuk Polda Maluku melakukan pengejaran selama enam bulan lebih terhadap DM yang merupakan tersangka utama. DM baru berhasil ditangkap pada 15 Mei 2012 di Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta, setelah sebelumnya sempat berada di Papua Barat. Dari penangkapan DM, polisi kemudian berhasil menangkap sejumlah tersangka lainnya termasuk salah satu tersangka yang masih berstatus anak sekolah. |
Pangkalan Nakal, Pertamina Kurangi Pasokan Elpiji Posted: 21 May 2012 07:32 AM PDT Elpiji Pangkalan Nakal, Pertamina Kurangi Pasokan Elpiji Kris R Mada | Marcus Suprihadi | Senin, 21 Mei 2012 | 14:32 WIB BATAM, KOMPAS.com- Untuk mengendalikan agen nakal, Pertamina terpaksa mengurangi pasokan elpiji di Batam. Akibatnya, terjadi kelangkaan elpiji 3 kilogram. Manajer Penjualan Elpiji Pertamina Kepulauan Riau (Kepri) Imam Anshari mengatakan, pihaknya sering mendapat laporan penyelewengan elpiji. Penyelewengan itu kerap melibatkan pangkalan-pangkalan. "Modusnya dengan memindahkan isi tabung ke tabung lain. Tindakan itu melanggar hukum dan membahayakan karena berisiko meledak," ujarnya, Senin (21/5/2012) di Batam, Kepri. Setelah mengumpulkan data, Pertamina mengurangi pasokan ke beberapa agen. Sanksi itu diberlakukan kepada agen yang membawahkan pangkalan-pangkalan nakal. Sebab, Pertamina hanya berwenang sampai agen. "Selain itu, ada juga kesalahan-kesalahan administratif pada pangkalan. Kesalahan seperti menggunakan mobil pengangkut yang tidak memenuhi syarat keamanan, timbangan tidak disahkan lembaga berwenang," tuturnya. Sanksi itu diberlakukan pada awal Mei 2012. Akibatnya terjadi kelangkaan di beberapa tempat. "Sekarang sudah normal karena agen-agen sudah melakukan perbaikan," tuturnya. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan