Isnin, 21 Mei 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Sosiolog: Akbar Tandjung masih berpeluang sebagai capres

Posted: 21 May 2012 07:21 AM PDT

Akbar Tandjung (FOTO ANTARA)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Sosiolog Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tomagola, menilai peluang mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung muncul sebagai calon presiden pada Pilpres 2014 masih terbuka lebar.

Penilaian tersebut dikemukakan Thamrin Tamagola usai menjadi pembicara dalam diskusi memperingati Hari Kebangkitan Nasional bertema "Membangun Keindonesiaan" di Aula Akbar Tandjung Isntitute Jakarta di Jakarta Senin.

Narasumber lain dalam diskusi itu adalah Romo Benny Susetyo dan budayawan Radhar Panca Dahana.

Menurut Thamrin, ketokohan dan kepiawaian Akbar dalam mengelola partai telah dibuktikan dengan sangat baik. Bahkan di tengah kesulitan menghadapi ancaman pembubaran partai, Akbar berdiri di depan menyelamatkan Partai Golkar.

Di bawah kepemimpinan Akbar, katanya, Golkar bukan saja selamat tetapi menjadi pemenang kedua setelah PDI Perjuangan dalam Pemilu 1999.

"Akbar itu sangat lihai, punya strategi yang kadang tidak terbaca oleh siapapun. Jadi, tunggu saja gerakannya. Pasti akan ada kejutan dari tokoh yang dikagumi kawan dan lawan ini," ujar Thamrin menjawab pertanyaan dari mana pintu Akbar maju sebagai capres.

Selain itu, katanya, basis pendukung Akbar di Golkar juga masih cukup besar. Selama memimpin partai, Akbar melakukan berbagai kerja politik dan banyak mendorong kadernya menjadi pemimpin di daerah.

Ia menilai, kepemimpinan Golkar saat ini lebih mengutamakan transaksi, sedangkan kerja-kerja politik seperti dilakukan Akbar malah ditinggalkan dan partai menjadi semacam ladang bisnis.

"Karenanya kita dukung Akbar jadi presiden. Saya sudah lama melihat rekam jejak dan kepemimpinan Akbar. Dia pasti mampu menyelesaikan berbagai persoalan bangsa," katanya.

Koalisi

Ia mengemukakan, bisa saja Akbar berkoalisi atau berpasangan dengan pimpinan PDI Perjuangan, apakah Megawati atau tokoh lain yang ditunjuk Megawati.

"Karena Mega mantan presiden, tidak mungkin jadi wakilnya Akbar. Yang paling tepat Mega menunjuk orang yang dipercaya untuk berpasangan dengan Akbar. Tentunya Akbar yang layak jadi capres dan dari PDIP wakilnya, pasti akan kuat," ujar Thamrin.

Peluang kemenangan pasangan itu, kata dia, lumayan besar. Pasangan tersebut tinggal konsolidasi lebih lanjut.

"Saya memperkirakan pasangan dari partai lain akan melihat kemampuan dan potensi Akbar yang besar," katanya.

Budayawan Radhar Panca Dahana juga mengagumi langkah dan kegiatan Akbar selama ini, karena tokoh itu menjadikan politik sebagai sesuatu yang bernilai untuk bangsa dan negara.

"Kalau pemimpin Golkar sekarang, anda tahu sendiri," kata Radhar.

(D011/M029/M029)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Indonesia berhenti kirim TKI ke Arab

Posted: 21 May 2012 07:11 AM PDT

Muhaimin Iskandar (FOTO ANTARA)

Moratorium masih akan terus kami berlakukan selama kepastian perlindungan hukum dan pemberian hak-hak dasar bagi TKI kita di luar negeri belum tercapai.

Berita Terkait

Tulungagung (ANTARA News) - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar menegaskan penghentian sementara (moratorium) pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke empat negara di Timur Tengah--Arab Saudi, Yordania, Kuwait, serta Syria--tetap akan diberlakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

"Moratorium masih akan terus kami berlakukan selama kepastian perlindungan hukum dan pemberian hak-hak dasar bagi TKI kita di luar negeri belum tercapai," katanya usai menghadiri forum silaturrahim keluarga TKI di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin.

Banyaknya TKI/TKW yang terjerat masalah hukum di empat negara tersebut menjadi perhatian serius Menakertrans.

Selain menuntut perlindungan serta pemberian hak-hak para TKI secara lebih kongkret, Muhaimin mengatakan pihaknya juga aktif dalam melakukan lobi maupun komunikasi dengan masing-masing pemerintah yang menjadi negara tujuan TKI.

Namun, masih kata Muhaimin, hasil tawar-menawar soal perlindungan tenaga kerja Indonesia, jaminan sosial, serta keselamatan para TKI sejauh ini belum membuahkan hasil.

Tanpa merinci kendala yang dihadapi pemerintah dalam mengupayakan pengakuan serta jaminan perlindungan TKI ke empat negara Timteng, Muhaimin hanya mengilustrasikan bahwa kemajuan dalam penyusunan perjanjian kerjasama perlindungan TKI baru tercapai setahap demi setahap dengan pemerintah Malaysia.

Beberapa hak dasar TKI seperti pemberian libur sehari dalam seminggu, upah minimum sebesar 800 ringgit, paspor dipegang TKI, semua telah dipenuhi dan disepakati oleh pemerintah Malaysia.

"Untuk Malaysia, (moratorium) sudah hampir dicabut tetapi belum ada satupun PPTKIS (perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia swasta) yang berani mengirimkan TKI ke sana. Kalau dengan Arab Saudi sampai sekarang masih kami tutup," katanya.
(ANT-130)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan