KOMPAS.com - Internasional |
Anwar Ibrahim Didakwa Hasut Demonstran Posted: 22 May 2012 04:25 AM PDT KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dan dua rekannya, Selasa (22/5/2012), didakwa melakukan sejumlah pelanggaran hukum selama demonstrasi besar untuk menuntut pemiliu yang jujur beberapa waktu lalu. Dakwaan itu bisa mengganggu persiapan Anwar Ibrahim dalam pemilihan umum yang kemungkinan dilaksanakan pada September mendatang. Anwar didakwa bersama Azmin Ali yang merupakan deputi presiden untuk Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan pengurus organisasi pemuda partai itu, Baharul Hisham Shaharin. Pengadilan Kuala Lumpur mendakwa ketiganya melawan larangan pengadilan tentang berkumpul di tempat publik di Kuala Lumpur bulan lalu dan menghasut pengunjuk rasa lainnya untuk menerobos barikade polisi di Lapangan Merdeka. Dalam persidangan itu, ketiganya menyatakan tidak bersalah dan menghadapi hukuman maksimal, yakni enam bulan penjara dan denda total 12.000 ringgit jika terbukti bersalah. Persidangan berikutnya dijadwalkan pada 2 Juli untuk menentukan tanggal-tanggal sidang selanjutnya. "Ini jelas dakwaan bermotif politis. Pemilu sudah di ambang pintu," kata Anwar yang dikerumuni wartawan. Dakwaan itu merupakan yang pertama bagi Anwar setelah dia dibebaskan dari dakwaan kasus sodomi pada Januari lalu. Pemerintah membantah tuduhan Anwar bahwa persidangan kasus sodomi itu direkayasa untuk melemahkan aliansi oposisi yang secara mengejutkan mengalami peningkatan dukungan pada pemilu 2008. Anwar, Azmin, dan Baharul bergabung dengan puluhan ribu demonstran pada 28 April silam untuk menuntut perbaikan undang-undang pemilu. Polisi menggunakan gas airmata dan water cannon setelah sejumlah demonstran menerobos barikade yang dipasang di Lapangan Merdeka yang tidak boleh dimasuki. Deputi direktur Asia Human Right Watch, Phil Robertson, mengatakan dakwaan terhadap para pemimpin oposisi itu "tidak menunjukkan bahwa pemerintah Malaysia berkomitmen melindungi hak-hak untuk kebebasan berekspresi." Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan para pejabat lainnya menuduh oposisi berusaha menciptakan kekacauan di demonstrasi itu. Beberapa bahkan menuduh Anwar dan Azmin memprovokasi para pengunjuk rasa agar melempari polisi. Jika Anwar dan Azmin mendapat vonis maksimum, mereka terancam kehilangan kursi parlemen. Pemilu nasional memang baru akan digelar pada 2013, namun spekulasi yang kini berkembang adalah Najib akan membubarkan parlemen dalam waktu dekat. Pemerintah koalisi yang berkuasa di Malaysia sejak 1957, kini hanya menguasai kurang dari dua pertiga kursi parlemen setelah mengalami kekalahan pada pemilu 2008. Dalam unjuk rasa April lalu itu, para demonstran menuntut pengunduran diri para pejabat Komisi Pemilu dengan alasan mereka berpihak. Mereka juga menginginkan dibersihkannya daftar pemilih yang mereka tuduh berisi nama-nama palsu, selain menuntut aturan pemilu yang adil untuk memastikan setiap partai mendapat akses ke media-media besar. |
Separuh Warga Australia Ingin Migrasi Dihentikan Posted: 22 May 2012 04:23 AM PDT ADELAINDE, KOMPAS.com- Lebih dari separuh warga Australia menghendaki agar perbatasan negara itu ditutup bagi pendatang asing, dan imigrasi dihentikan. Inilah hasil jajak pendapat terbaru yang menunjukkan perubahan sikap drastis dari sebelumnya. Sebanyak 51 persen penduduk Australia mengatakan mendukung sikap tersebut, naik 10 persen dibandingkan di tahun 2005. Alasan utama adalah karena kekhawatiran soal lapangan pekerjaan dan juga bertambahnya penduduk akan menyebabkan tingkat kenyamanan hidup menurun. Namun, pihak oposisi mengatakan, sentimen anti pendatang baru ini disebabkan meningkatnya jumlah pencari suaka ke Australia dalam dua tahun terakhir. Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Quantum Market Research untuk perusahaan Australia SCAN, hanya 30 persen dari 2.000 responden mengatakan pendatang asing akan membuat Australia menjadi "tempat yang menarik untuk hidup." Pakar migrasi dari Monash University di Melbourne, Bob Birrell yang dikutip oleh situs Adelaide Now mengatakan, jajak pendapat ini menunjukkan adanya perubahan sikap besar-besaran di kalangan warga Australia. "Saya kira mereka memang khawatir. Jumlah migran sekarang meningkat tajam karena setiap tahunnya ada 100.000 imigran yang masuk ke dalam lapangan kerja, sementara pertumbuhan lapangan kerja tidak setinggi itu." kata Dr Birrell. "Warga khawatir pertumbuhan penduduk sekarang ini akan tidak terkendali dan membuat Australia jadi lebih miskin, bukannya jadi lebih kaya di masa depan," lanjutnya. Angka resmi dari pemerintah menyebutkan untuk tahun 2012-2013, jumlah imigran baru ke Australia, baik yang resmi maupun tidak resmi akan mencapai 203.000 orang, jumlah yang hampir sama seperti di tahun 1960-an. Sementara itu, juru bicara pihak oposisi soal imigrasi, Scott Morrison, mengatakan, kebijakan perlindungan batas pemerintah yang tidak benar membuat publik menentang migrasi. Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, hari Senin (21/5/2012), datang lagi sebuah kapal membawa 185 pencari suaka. Ini adalah kapal yang membawa penumpang terbanyak yang dipergoki oleh angkatan laut. Kedatangan itu membuat jumlah pencari suaka yang masuk ke Australia dalam sebulan terakhir mencapai lebih dari 1.000 orang, padahal dalam anggaran pemerintah, dana yang dianggarkan hanya untuk rata-rata sekitar 450 pencari suaka. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan