ANTARA - Peristiwa |
Denny Indrayana luncurkan buku "Indonesia optimis" Posted: 17 Sep 2011 07:52 AM PDT Indonesia berhak optimistis karena selama ini selalu disuguhi dengan berita bernada pesimistis," Berita Terkait Video "Indonesia berhak optimistis karena selama ini selalu disuguhi dengan berita bernada pesimistis," katanya pada peluncuran dan diskusi buku tersebut di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu. Menurut Denny yang juga Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, jika ada yang menilai buku itu subjektif, silakan saja, tetapi buku tersebut disertai dengan penelitian dan data empiris. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan, analisis yang disajikan dalam buku itu sangat objektif. Datanya bisa dipercaya dan semua harus percaya bahwa ada kemajuan dalam bidang demokrasi, pemberantasan korupsi, dan pemerintahan dalam era reformasi. "Penulis berani menerbitkan buku yang melawan arus karena bangsa Indonesia selalu dihadapkan oleh hal yang pesimistis," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mengatakan, optimisme harus dimunculkan para pemimpin negeri terutama pejabat yang berasal dari kalangan akademis. "Jika dunia kampus tidak optimistis, masa depan Indonesia akan suram. Akademisi wajib optimistis termasuk Indonesia seperti dalam buku tersebut," kata mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) itu. Buku terbitan Agustus 2011 dan dicetak Penerbit BIP itu sudah naik cetak untuk ketiga kali. Buku itu terdiri atas 255 halaman yang terbagi dalam lima bab. Bab I bertema Menolak Pesimisme, Bab II tentang Reformasi Tidak Mati Suri, Bab III mengenai Tantangan Presiden Reformasi, Bab IV tentang Indonesia Bukan Surga Koruptor, dan Bab V berisi Indonesia Optimis. Editor: Aditia Maruli COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Majelis kerajaan Kalbar kaji gugat Jepang Posted: 17 Sep 2011 07:28 AM PDT Kami akan mencoba menyamakan persepsi karena gugatan itu memberi inspirasi untuk mengajukan tuntutan kepada Pemerintah Jepang," Berita Terkait "Kami akan mencoba menyamakan persepsi karena gugatan itu memberi inspirasi untuk mengajukan tuntutan kepada Pemerintah Jepang," kata Ketua Majelis Kerajaan Kalbar, Gusti Suryansyah saat dihubungi di Pontianak, Sabtu. Menurut dia, Majelis Kerajaan Kalbar berkepentingan dalam hal itu karena sebagian dari 21.037 jiwa korban Jepang yang dimakamkan di Cagar Alam Mandor, Kabupaten Landak, merupakan panembahan, keluarga kerajaan serta kesultanan yang ada di provinsi tersebut. "Yang tercatat 21.037 orang dan kami yakin tidak semua dibunuh dan dimakamkan di Mandor," kata dia. Gusti Suryansyah adalah salah satu ahli waris dari Tragedi Mandor. Dari sisi ayah, yang menjadi korban adalah Panembahan Gusti Abdul Hamid, kakek Gusti Suryansyah, yang di masa itu dikenal sebagai Panembahan Landak. Sedangkan sisi ibu, juga kakeknya, yakni Panembahan Gusti Muhammad Taufik dari Kerajaan Mempawah. Di lokasi cagar alam yang terdapat Monumen Daerah Mandor terbaring 21.037 jiwa rakyat Kalbar. Mereka multietnis. Ada Melayu, Dayak, 45 Batak, Manado, Jawa dan lainnya. Kalbar mempunyai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor dan dinyatakan pada 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah (HBD) Provinsi Kalimantan Barat. Editor: Aditia Maruli COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan