Khamis, 25 Ogos 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Disbudparpora Kulon Progo selenggarakan audisi kontingen kethoprak

Posted: 25 Aug 2011 07:20 AM PDT

Kulon Progo (ANTARA News) - Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan audisi kontingen kethoprak untuk menyemarakkan festival kethoprak tingkat provinsi.

"Kegiatan audisi akan dilaksanakan pada Minggu (28/8) mulai 08.30 WIB di Gedung Kesenian Wates," kata Kepala Disbudparpora Kulon Progo, Eko Wisnu Wardana di Wates, Kamis.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam audisi ini, khususnya kelompok-kelompok kesenian kethoprak yang ada di wilayah Kulon Progo.

"Kami mengharapkan partisipasi dari masyarakat kelompok-kelompok kesenian kethoprak di daerah ini," katanya.

Ia mengatakan, peserta audisi berasal dari masing-masing kecamatan se-Kulon Progo, yaitu sebanyak lima peserta dengan komposisi tiga putra, dua putri atau empat putra dan satu putri.

"Audisi kontingen Kethoprak Kulon Progo ini dirancang sebagai media penjaringan dan penyaringan pemain kethoprak muda yang tersebar di seluruh wilayah Kulon Progo. Hal ini ditempuh sebagai upaya regenerasi dan penyiapan kontingen kethoprak yang berkualitas tanpa harus mengesampingkan aspek pemerataan," katanya.

Di sisi lain beberapa tahun ini, kata dia, Kontingen Kethoprak Kulon Progo berhasil meraih juara umum sehingga memacu semangat untuk mempertahankan predikat itu bagi Disbudaparpora beserta para seniman Kulon Progo.

"Disbudparpora dan pelaku seni Kulon Progo memiliki misi sama yakni melestarikan budaya adiluhung dan mempertahankan prestasi serta mengembangkan kethoprak kontemporer yang dapat dinikmati semua kalangan," katanya.

Ia mengatakan, bagi masyarakat atau peserta audisi yang ingin meminta keterangan lebih lanjut dimohon menghubungi Wruhantoro atau Bambang Eko dari Bidang Kebudayaan Disbudparpora Kulon Progo.

"Kami akan melayani bagi calon peserta audisi kethoprak, dan kami berharap partisipasi semua lapisan masyarakat dan pelaku seni," katanya.
(ANT-159/H008)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Kadisbud: Mmnim jumlah penutur berbahasa Bali

Posted: 25 Aug 2011 06:47 AM PDT

Denpasar (ANTARA News) - Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika mengungkapkan, jumlah penutur berbahasa daerah Bali di Pulau Dewata tergolong minim.

"Diperkirakan, penutur berbahasa daerah Bali kini jumlahnya kurang dari satu juta jiwa," kata Kadisbud Suastika di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, jika dibandingkan dengan penduduk Bali yang hampir mencapai empat juta jiwa, jumlah penutur sebanyak itu tentu tidak baik bagi kelangsungan dan kelestarian sebuah bahasa daerah.

Suastika menyebutkan, di lingkungan sebagian keluarga muda saat ini sudah sangat jarang yang menggunakan panggilan "meme-bapa" sebagai nama panggilan ibu dan ayah. Mereka lebih senang menggunakan panggilan dalam bahasa Indonesia.

"Memang tidak salah jika masyarakat Bali menggunakan bahasa Indonesia dan bahkan bahasa asing, tetapi mestinya tetap harus dikombinasikan dengan bahasa Bali," ucapnya.

Suastika menambahkan, jangan sampai orang Bali akhirnya tidak bisa berbahasa Bali karena telah melupakan "bahasa ibunya".

"Ke depan, saya melihat perlunya menggunakan bahasa Bali pada lingkungan kerja dan pendidikan. Atau istilahnya bisa dibuat semacam satu hari berbahasa Bali. Jadi setiap minggu, ada satu hari khusus yang mewajibkan para pekerja maupun pelajar harus berkomunikasi menggunakan bahasa Bali," ujarnya.

Dengan cara seperti itu, kata Suastika, setidaknya bagi anak-anak yang di lingkungan keluarga tidak pernah menggunakan dan bahkan tidak bisa berbahasa Bali, menjadi dapat mengenal bahasa daerahnya sendiri.

"Melalui cara ini, selain sebagai pengenalan kepada generasi penerus, sekaligus juga menjadi upaya pelestarian," ucapnya.

Rencananya, lanjut dia, pada Oktober 2011 akan dilangsungkan Kongres Bahasa Bali. Acara ini merupakan forum lima tahunan yang membahas tentang bahasa Bali dan juga bahasa daerah lainnya.

"Dalam kongres itu, persoalan bahasa dan aksara Bali yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat Bali akan coba kami bahas, sehingga dapat dihasilkan strategi pemecahannya," katanya.

(T.KR-LHS/P004)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan