Khamis, 19 Mei 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Bila Nenek Belajar Beladiri

Posted: 18 May 2011 10:31 AM PDT

NAIROBI, KOMPAS.com — Jangan dikira ancaman pemerkosaan hanya dihadapi anak-anak dan perempuan muda. Di Kenya, kaum perempuan usia lanjut pun sering menjadi korban kekerasan seksual. Di Nairobi, ibu kota Kenya, hampir 20 persen korban pemerkosaan adalah kaum perempuan berusia di atas 60 tahun.

Ancaman itu mendorong sejumlah perempuan lanjut usia di Nairobi berlatih beladiri. Mereka tergabung dalam sebuah klub beladiri yang digagas Sheila Kariuki, seperti dilaporkan GlobalPost.

"Waktu pertama kali membentuk klub beladiri untuk nenek, mereka kaget sekali. 'Kami latihan karate? Tidak ah, itu untuk orang muda,'" ucap Kariuki yang mendirikan klub ini pada 2007.

"Namun, saat kami sudah duduk bersama dan saya menunjukkan teknik-teknik sederhana untuk membela diri, mereka berlatih dengan antusiasme tinggi. Sekarang, setelah tiga tahun, mereka tetap rajin datang berlatih dan terus belajar," imbuh Kariuki.

Dalam video yang ditampilkan GlobalPost, tampak nenek-nenek itu bergiliran memukul sansak atau menendangnya. Kadang mereka belajar menangkis serangan lawan. Kariuki juga menunjukkan titik-titik mana saja yang bisa menjadi titik lemah penyerang.

Mereka juga berlatih berpasangan. Salah satu berperan sebagai penyerang, sedangkan pasangannya berusaha melawan.

Usaha Kariuki kini berbuah. Salah seorang muridnya, nenek berusia 70 tahun, menceritakan pengalamannya membela diri saat diserang sekelompok lelaki.

"Suatu kali, anak-anak muda itu datang ke rumah saya. Seorang di antara mereka memegang gaun saya, tetapi saya terlalu cepat buat mereka. Tangan saya langsung memukul kemaluannya. Ketika dia menjerit, para tetangga mendengar dan berdatangan. Akhirnya mereka kabur," kata sang nenek dengan nada bangga.

Rekannya punya pengalaman berbeda. "Sejak dulu saya memang pemberani. Tetapi, sekarang saya makin percaya diri karena bisa membela diri," ujarnya.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Militer: Tak Ada Maaf untuk Mubarak

Posted: 18 May 2011 08:44 AM PDT

Militer: Tak Ada Maaf untuk Mubarak

Egidius Patnistik | Rabu, 18 Mei 2011 | 15:44 WIB

KAIRO, KOMPAS.com Dewan Militer yang berkuasa di Mesir, Rabu (18/5/2011), membantah sebuah laporan bahwa dewan itu mungkin akan memaafkan presiden yang terguling, Hosni Mubarak, atau keluarganya. Dewan Militer itu menegaskan, lembaga tersebut tidak akan campur tangan dalam masalah peradilan.

"Sama sekali tidak benar apa yang telah dilaporkan media bahwa Dewan Tertinggi berniat untuk memberi pengampunan bagi mantan Presiden Mohammed Hosni Mubarak atau keluarganya," kata dewan itu di akun Facebook-nya. "Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata tidak mencampuri dengan cara apa pun prosedur hukum terhadap simbol rezim itu," kata pernyataan itu.

Mubarak telah ditahan sejak April lalu atas dugaan keterlibatan dalam kematian para pengunjuk rasa dan korupsi. Dia kini berstatus tahanan di sebuah rumah sakit, di mana ia dirawat karena mengalami serangan jantung ketika sedang diinterogasi. Dua putranya, yaitu Alaa dan Gamal, ditahan di sebuah penjara Kairo. Sementara istrinya, Suzanne, setelah melepaskan aset-asetnya, dibebaskan dengan jaminan. Suzanne juga menghadapi tuduhan korupsi.

Sebuah surat kabar Mesir, yang mengutip sumber militer, mengatakan, Mubarak sedang menyiapkan sebuah surat permintaan maaf dan akan menyerahkan aset-asetnya, serta berharap akan mendapatkan amnesti.

Presiden veteran berusia 83 tahun itu digulingkan pada Februari lalu setelah lebih dari dua minggu terjadi protes massa. Puluhan ribu demonstran sejak saat itu terus menyerukan persidangan untuk dirinya.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan