Khamis, 19 Mei 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Garapan RRI Denpasar Ikut Kompetisi ABU

Posted: 19 May 2011 06:29 AM PDT

Denpasar (ANTARA News) - "Guk-guk", sebuah garapan infotainment Radio Republik Indonesia (RRI) Stasiun Denpasar lolos pra seleksi dewan juri RRI pusat Jakarta, untuk selanjutnya diikutsertakan dalam kompetisi tahunan Organisasi Lembaga Penyiaran se-Asia Pasifik.

"Garapan karya seni itu selanjutnya akan dinilai dalam Kompetisi Kompetisi Asia Pasific Broadcasting Union (ABU)
Prizes 2011 bersama produksi katagori lainnya," kata Kepala Bidang Programa Siaran RRI Stasiun Denpasar Bagus Ngurah Rai, S.H, M.M di Denpasar, Kamis.

Bagus Ngurah Rai yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bali itu menjelaskan, garapan Guk-Guk juga dinilai bersama naskah drama anak dan remaja serta berita.

Garapan infotaiment itu ditulis oleh Ir Made Suartini yang disiarkan pada acara Dagang Gantal RRI Stasiun Denpasar yang menceritakan tentang Rabies.

Ariadi Putra, S.H selaku Supervisi garapan tersebut menjelaskan, gagasan cerita `Guk-guk` dalam Katagori Infotainment ini terinspirasi saat PWI Bali menggelar Sarasehan Penanggulangan Rabies di Bali pada peringatan Hari Pers 2011, pertengahan Maret lalu.

Bahaya penyakit rabies yang ditampilkan dalam acara Dagang Gantal merupakan acara unggulan RRI Denpasar yang digelar sejak 1992 atau 19 tahun yang silam.

Siaran Dagang Gantal menurut Bagus Ngurah Rai mendapat respon positif dari para pendengar di Pulau Dewata, terbukti melalui saluran telepon (phone in programe) ikut berperanserta menyemarakkan acara siaran Dagang Gantal tersebut.

"Masyarakat tidak hanya ingin tahu, namun juga sebagai upaya antisipasi penanggulangani penyakit rabies yang semakin meluas di Bali," tutur Bagus Ngurah Rai.

Ia menambahkan, untuk pra seleksi kompetisi ABU Prizes 2011, RRI Denpasar Bidang Programa Siaran mengirimkan katagori drama, anak & remaja serta Infotainment.

Sementara bidang pemberitaan mengirimkan katagori "news dan documentary." kata Bagus Ngurah Rai yang juga Plh Kepala Stasiun RRI Denpasar.

Kegiatan tersebut merupakan kompetisi tahunan dari Organisasi Lembaga Penyiaran se Asia Pasifik. RRI Stasiun Denpasar 2010 berhasil meraih juara I untuk Katagori The Best Musical Show Promoting The Musical Heritage dalam AIBD Prizes (Asia - Pasific Instute For Broadcasting Development ).

Karya yang berhasil meraih prestasi gemilang tingkat internasional itu berjudul `Jes Eksotik` hasil garapan kerja sama RRI Denpasar, PWI Bali dengan A.A Ngurah Kusuma Wardana dari Sanggar tari Penggak Men Mersi Puri Kesiman Denpasar.

Berkat prestasi tersebut RRI Stasiun meraih tropi yang diserahkan di Macau China 26 Juli 2010, tutur Bagus Ngurah Rai yang berharap prestasi tersebut bisa diraih kembali dalam tahun 2011. (*)

(T.I006/E001)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

UI Gelar Festival Budaya Bahari Wolio

Posted: 19 May 2011 04:43 AM PDT

Ilustrasi Universitas Indonesia (FOTO ANTARA/Andika Wahyu/Spt/11)

Berita Terkait

Depok (ANTARA News) - Universitas Indonesia (UI) menggelar festival budaya Wolio, yang dimeriahkan oleh penampilan dari seniman-seniman asli Buton dalam tari dan musik tradisional khas Wolio.

"Melalui festival budaya bahari Wolio diharapkan masyarakat Indonesia dapat berkaca dari masyarakat Wolio yang hidup berdampingan dalam kondisi masyarakat yang plural," kata Kepala Kantor Komunikasi UI, Vishnu Juwono di Depok, Kamis.

Ia mengatakan "festival tersebut merupakan langkah awal pembebasan dari tendensi semakin menjauhnya dari jati diri kebaharian bangsa ini.

"Kita harapkan acara tersebut dapat mengenalkan kembali dan menanamkan kebudayaan serta tradisi bahari yang ada di Tanah Air," ucapnya, menjelaskan.

Dalam acara tersebut ditampilkan tarian "kalegoa" oleh kelompok tari Semerbak, tarian tersebut mengisahkan suka duka gadis-gadis Buton sewaktu dalam pingitan dengan spesifikasi berupa gerakan memakai sap tangan.

Sudah menjadi suatu tradisi sejak zaman lampau seorang gadis yang menjelang dewasa haruslah menjalani masa "Pingitan Posuo". Selama 8 (delapan) hari 8 (delapan) malam.

Posuo sebagai suatu arena tempaan adat bagi mereka yang diikat dengan aturan dan tata krama serta sopan santun yang ketat untuk meninggalkan masa kegadisan bebas dan gembira karena telah dewasa dalam tempaan serta siap menerima kenyataan hidup.

Selain itu, juga ditampilkan tari Balumpa yang merupakan tari selamat datang dalam menyambut tamu agung.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, Bambang Shergi Laksmono, mengatakan dunia bahari adalah sisi bangsa yang harus digali kembali. Masyarakat Buton merupakan salah satu masyarakat bahari yang paling dinamis di Nusantara.

Masyarakat Buton, menurut dia, sangat intensif berhubungan dengan berbagai macam penemuan anekaragam kebudayaan dari berbagai bangsa di dunia. Untuk itu, perlu mempelajari dan memehami kearifan dan kecerdikan mereka dalam mengelola keseimbangan kebhinekaan gelombang budaya luar yang datang menggempur.

Namun hal tersebut, katanya tidak menghilangkan jati diri mereka, tetapi dapat dijadikan elemen penguat jati diri.

Wolio adalah sebuah kecamatan di Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Wolio juga merupakan nama perkampungan yang dibangun oleh Mia Patamiana, empat tokoh pendiri Kota Bau-Bau.

Serta merupakan Bahasa persatuan yang digunakan pada masa sistem pemerintahan kerajaan dan kesultanan Buton, dan saat ini masih digunakan sebagai salah satu bahasa pengantar pada masyarakat lokal selain Bahasa Indonesia.(*)

(T.F006/C004)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan